Minggu, 27 Januari 2019

amy

"Ohh ...teruuss ..sodok yg kecang ..ahh .. ahh "

  Suara desahan seorang wanita yg terdengar nyaring mengisi seluruh ruangan kamar yg ada dipinggiran kota metropolitan, dan ternyata bukan hanya 1 kamar saja, melainkan kamar" yg lain juga bersahutan layaknya sedang berlomba .

Rany perempuan berusia 24 tahun yg berprofesi sebagai wanita malam yg pada saat itu sedang melayani tamunya, bukan tanpa alasan rany menjalankan pekerjaan prostitusi yg dilakukanya, tuntutan hidup sejak ia kehilangan kedua org tuanya. Ditunjang wajah cantik dgn tinggi 156cm dan buah dada yg besar 38c. tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi rany.
 dalam keseharianya rany melakukan perawatan diri semaksimal mungkin. Rutin olahraga, pergi kesalon, bahkan Pola makan pun dijaga. Alhasil, bentuk tubuh, dan kulitnya terlihat padat dan kencang. khususnya payudara dan pantat semoknya.

Tapi, entah kenapa, dia merasa kurang menarik, khususnya saat bercermin. Kurang bersinar, kurang menarik, menurutnya.
Yaa, didalam pekrjaanya sbg wanita malam tentu pada bersaing untuk memikat para pria hidung belang.


Sampai ada yang mengatakan rany untuk memasang susuk. Namun dia takut,Rany ingin yang alami atau medis saja. Ada salah satu teman yang menyuruh Rany pergi ke seorang dukun di suatu desa yang sangat jauh dari kota. Awalnya, rany tampak ragu. Namun, lama-lama Amy penasaran juga. Apalagi melihat temannya yang berprofesi sama dengannya, kelihatan lebih menarik, dan menggoda dibandingkan dirinya.
Ahirnya rany pun memutuskan untuk pergi ke desa tersebut. ia sendirian pergi ke sana.

Setelah beberapa jam perjalanan, sampailah ke sebuah desa yang terbilang pelosok atau jauh dari katA ramai.  Bingung juga dia, karna tk ada alamat yg tepat kerumah dukun tersebut. Ahirnya ia memberanikan diri tuk bertanya pada sesesorang yg berlalu lalang.
“permisi, Pak ?”.
an bertanya pada seorang bapak yang sedang memikul sesuatu.
“…iya, neng ?”. Bapak itu sempat bengong sebentar sebelum menjawab.
“saya mau nanya, Pak. Bapak tau rumah Mbah Wasiran ?”.
“rumah Mbah Wasiran ?”.
“iya, Pak…bapak tau ?”.
“di sana, neng. di dalam hutan sana”.
“kira-kira masih jauh, Pak ?”.
“lumayan jauh, neng. emang neng ada perlu apa yaa ?”.
“ah nggak, Pak. makasih ya, Pak..”. an melaju ke arah hutan. Sementara si pria yang tadi ditanya Amy masih bengong. Dia masih tak habis pikir. Baru kali ini, ia melihat wanita cantik luar biasa seperti tadi. Tapi, ngapain cewek bening & kaya nyari Mbah Wasiran, pikir pria itu. Amy bingung, dia sudah sampai di depan hutan, di depan barisan pepohonan besar.  Antara masuk, atau tidak. Mau masuk ke dalam hutan, tapi Amy takut nyasar dan tak bisa keluar dari hutan. Tidak masuk & pulang, berarti percuma dia jauh-jauh ke desa itu. Saat sedang pusing, ada seseorang yang keluar dari hutan. Ternyata seorang pria, kira-kira umurnya lebih muda darinya
“Mas..maaf, permisi..”.
“i..iya, Mbak ?”, jawab pemuda itu agak grogi.
“Mas orang sini ?”.
“iya, Mbak”. Pemuda culun itu grogi berhadap-hadapan dan bahkan sampai mengobrol dengan perempuan cantik & mulus seperti rani
“Mas tau rumahnya Mbah Wasiran nggak ?”.
“tau, Mbak…”.
“bisa anterin saya ke sana mas ?”.
“bisa, Mbak. ayo mari, Mbak..”.
“iya, Mas…”.
Amy mengikuti pemuda itu dari belakang.
“hati-hati, Mbak..”. Pemuda itu dengan sigap menangkap tubuh Amy saat ibu cantik itu terpeleset dan akan jatuh.
“terima kasih, Mas..”, ujar Amy tersenyum.
“iya, Mbak..”. Pemuda itu menikmati harumnya tubuh Amy. Dengan wajahnya yang jelek, baru kali ini, pemuda itu bisa memeluk wanita cantik & harum seperti Amy, meskipun sebenarnya itu tidak di sengaja.
“oh iya, Mas..nama saya rani, Mas namanya siapa ?”, tanya Amy berusaha memecah kekakuan dengan pemuda tersebut.
“sa..saya, Katro, Mbak…”.
 Akhirnya terlihat lah, rumah yang kelihatan kecil seperti gubuk berpitipikal rumah paranormal.
“ini, Mbak Amy, rumahnya Mbah Wasiran…”
“bisa temenin saya masuk ke dalam. saya takut mas ..”.
“iya, Mbak. "
tok ! tok ! tok !
“mari, Mbak..”.
“Masuuuk…”, suara menggema berasal dari dalam. Amy langsung mengumpet ketakutan di balik Katro.
“Mbak Amy, jadi mau masuk ?”.
“enng…i..iya..”. Sambil tetap berada di belakang Katro, Amy berjalan masuk ke dalam rumah itu. Ruangan yang gelap & sangat tertutup.
“silahkan duduk, nak Amy..”. Katro langsung menjauh dari Amy & duduk di samping kakek tua yang cukup kelihatan seram itu.
“…”.
“nak Amy datang ke sini mau memperbesar payudara benar ?”.
“ke..kenapa, Mbah tau ?”.
“tidak usah dipikirkan, ini, bawa botol ini”.
“i..ini a..pa, Mbah ?”.
“itu ramuan untuk awet muda.
“ramuan ini harus di..apakan, Mbah ?”.
“harus nak Amy minum setiap hari. nanti nak Amy akan merasakan manfaatnya"
“te..terima kasih, Mbah..”.
“tapi, INGAT !
“i, iya, Mbah”.
“Katro, antar nak Amy ke kamar sebelah untuk ritual ”.
“iya, Mbah. mari, Mbak..”.
“Ma..Mas Katro, i..tu tadi Mbah Wasiran ?”.
“iya, Mbak”.
“saya bingung..saya baru dateng, tapi udah dikasih ramuan n’ di suruh pulang ?”.
“Mbah Wasiran memang begitu, Mbak”.
“mm..kok Mas Katro tau ? sebenarnya Mas Katro ini siapanya Mbah Wasiran ?”. Amy & Katro menjadi lebih akrab setelah dari rumah Mbah Wasiran.
“saya, cucunya, Mbak..”.
“oh, jadi Mas Katro ini cucunya Mbah Wasiran ?”.
“iya, Mbak..”. Pantes, tadi keliatan tenang-tenang aja, pikir Amy.
“oh iya, Mas. ini buat Mbah Wasiran, saya lupa ngasih..”, kata Amy yang sudah sampai di tempat mobilnya tadi.
“nggak usah, Mbak. Mbah nggak mau nerima uang, apalagi dari orang yang belum percaya sama Mbah..”.
“engg..”.
“mari, Mbak…”. Katro pun menghilang ke dalam hutan lagi.
Amy benar-benar bingung. Kalau dukun itu tak memungut biaya, artinya dukun itu memang benar-benar asli, bukan sekedar dukun palsu. Amy menyimpan botol itu di dalam tasnya. Dia takut tergoda dengan rasa ingin tahunya untuk mengetahui isi botol hitam itu. Sesuai dengtMalam hari, suaminya sudah tidur lebih dulu. Dia yang begitu penasaran dengan botol dari Mbah Wasiran langsung mengambilnya & membuka tutup botolnya setelah melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Amy membaui, mengendus-endus, botol itu. Bau yang begitu familiar, tak asing, rasanya dia pernah mencium bau itu. Ternyata benar, bau dari botol itu memang benar bau sperma. Amis. Amy jadi ragu, tak mungkin ia meneguk sperma yang ada di dalam botol itu. Cukup lama Amy berpikir.
Mbah Wasiran
Mbah Wasiran
Akhirnya, pelan-pelan dia mencelupkan jari telunjuknya, dan agak sedikit jijik dia mengecap jarinya itu. Asin, kental, gurih, dan terasa sangat ‘jantan’.
“cpphh..”. Beberapa kali Amy mencicip cairan yang ada di botol itu. Harus diakui, Amy menyukai rasa sperma itu. Rasa sperma suaminya pun tak seenak ini. Amy pun mengambil gelas. Dia memutuskan untuk menuang ramuan itu sampai 1/4 gelas saja karena dia memang tak diberi tahu takarannya. Seperti orang minum jamu, Amy memencet hidungnya sebelum menenggak habis ramuan itu. Hanya sperma suaminya saja yang pernah ditelan oleh Amy selama ini, tapi sekarang ada sperma orang lain yang sedang menuruni kerongkongan ‘hot mama’ itu. Dan anehnya, Amy lebih suka rasa sperma di botol itu di bandingkan rasa sperma suaminya sendiri. Amy tak merasakan ada perubahan di tubuhnya, yang ada hanyalah sisa rasa sperma di kerongkongannya. Tapi, selang beberapa detik saja, Amy merasa ngantuk sekali. Matanya terasa berat, tubuhnya terasa pegal-pegal, seperti habis melakukan perjalanan jauh. Amy langsung tertidur. Keesokan harinya, Amy terbangun karena jam wekernya. Saat bangun, Amy merasa tubuhnya segar sekali. Dia langsung mengaca. Wajahnya terlihat segar, kantung matanya hilang. Padahal, dia baru saja bangun tidur, tapi wajahnya terlihat seperti orang habis mandi, sangat fresh. Ramuan dari Mbah Wasiran sepertinya memang benar-benar bekerja. Amy merasa senang sekali. Suaminya pun memujinya. Dia kelihatan lebih cantik & fresh dari biasanya sampai-sampai Amy harus memaksa suaminya berangkat kerja karena suaminya ingin ‘meranjang’ dengannya. Anaknya pun bilang kalau dia terlihat cantik, beda dari kemarin-kemarin. Amy tak percaya, cuma gara-gara minum ramuan dari Mbah Wasiran yang sepertinya sperma dukun itu, dia jadi terlihat cantik & segar. Memang tak masuk akal. Setiap hari, Amy jadi rutin minum ramuan dari Mbah Wasiran. Semakin diminum, rasanya semakin lezat, tubuh Amy pun serasa lebih kencang & segar. Ibu muda itu pun jadi tak gampang lelah. Tapi karena sering diminum, tentu ramuan itu habis juga, Amy pun kembali ke desa Mbah Wasiran. Ingatannya memang kuat, waktu pertama kali, dia menggunakan map untuk sampai ke desa tersebut, tapi sekarang dia sampai di depan hutan tanpa menggunakan map dan bertanya pada orang.
“aduh, gue lupa jalan masuk ke hutannya…”, ucap Amy berbicara sendiri. Waktu itu, dia memang tak menghafalkan jalan ke rumah Mbah Wasiran.
“aduh, gimana nih ??”. Saat Amy kebingungan, tiba-tiba seseorang datang.
“Mas Katro”.
“Mbak Amy..mari, Mbak. Mbah sudah nunggu”. Seperti sebelumnya, Amy mengikuti Katro sampai di depan rumah Mbah Wasiran dan masuk ke dalam. Dia duduk di depan meja Mbah Wasiran.
“be..begini, Mbah..”.
“tenang, nak Amy, Mbah sudah tahu..ramuan dari Mbah sudah habis toh ?”.
“i..iya, Mbah”.
“bagaimana ? efeknya terasa ke nak Amy ?”.
“iya, Mbah..habis minum ramuan dari Mbah, saya jadi seger n’ gak gampang capek”.
“pendapat suami nak Amy ?”.
“dia bilang saya kelihatan lebih cantik dan jadi betah di rumah..”, jawab Amy tersipu malu.
“oh, ya ya. Mbah mengerti”, jawab si dukun tua sambil tersenyum.
“lalu nak Amy datang ke sini, mau minta ramuan Mbah lagi ?”.
“iya, Mbah..saya mau minta ramuan Mbah lagi..”, jawab Amy tersenyum.
“sebenarnya nak Amy nggak perlu datang ke sini untuk meminta ramuan dari Mbah..”.
“maksud Mbah ?”.
“jarak rumah nak Amy sampai ke rumah Mbah, pasti jauh ?”.
“iya, Mbah. saya agak repot juga harus bolak-balik ke sini”.
“nah, Mbah punya satu cara lagi..”. Ternyata meskipun penampilannya seram, Mbah Wasiran enak juga diajak ngobrol, pikir Amy.
“apa itu, Mbah ?”.
“tapi mungkin nak Amy bakal keberatan sama cara Mbah yang satu lagi..”.
“memangnya gimana, Mbah ?”, Amy semakin penasaran.
“cara satu lagi, bersetubuh dengan Mbah..”.
“HA ?!”, Amy langsung kaget mendengar itu. Dia memang sering mendengar kasus dukun palsu yang menipu korban-korban perempuan agar bisa meniduri mereka, tapi dia sama sekali tak menyangka akan berada dalam kondisi tersebut saat ini.
“itu hanya sebuah pilihan, nak Amy. nak Amy nggak harus melakukannya”.
“..mm..tapi..”.
“tapi apa nak Amy ?”.
“tapi apa nanti saya bisa bener-bener kelihatan cantik dan awet muda terus, Mbah ?”, tanya Amy yang sepertinya sedang bimbang. Satu sisi, dia tentu tidak mau disetubuhi oleh Mbah Wasiran, tubuhnya hanya untuk suaminya, tapi di sisi lain, dia ingin awet muda tanpa harus capek-capek datang ke rumah Mbah Wasiran setiap ramuannya habis.
“tentu nak Amy, Mbah jamin nak Amy akan awet muda sampai umur berapapun dan nak Amy nggak perlu datang ke sini lagi, nak Amy hanya perlu ritual 1 tahun sekali”.
“ritual ? ritual apa, Mbah ?”.
“ritual suwo nungun”.
“…ritual seperti apa, Mbah ?”.
“nak Amy harus memanggil Mbah tiap 1 tahun sekali…”.
“bagaimana caranya, Mbah ?”. Setelah dijelaskan, Amy pun akhirnya mengambil keputusan.
“..mm..iya, Mbah..saya..mau”. Mbah Sumiran tersenyum.
“tapi apa nak Amy yakin ? ini bukan kewajiban nak Amy untuk awet muda ?”.
“iya, Mbah. saya yakin..”, kali ini jawaban Amy lebih mantap.
“baiklah, kalau begitu, Katro, antar nak Amy ke kamar Mbah..”.
“iya, Mbah. mari, Mbak Amy, ikut saya”.
“iya. Mbah, saya ke kamar dulu…”. Mbah Wasiran hanya mengangguk. Meski jawabannya terdengar mantap, namun Amy masih berpikir.
Benarkah dia mau menyerahkan tubuhnya ke Mbah Wasiran. Tubuhnya yang selama ini hanya disentuh suaminya dan menjadi kuil sumber kenikmatan bagi suaminya. Akankah dia melanggar janjinya sendiri untuk tidak memperbolehkan siapapun menyentuh tubuhnya kecuali suaminya ?.
“ini kamarnya, Mbak…kembennya ada di atas tempat tidur..”.
“iya, Mas Katro, terima kasih..”.
“sama-sama, Mbak…”. Katro keluar dari kamar meninggalkan Amy.
Tak beberapa lama kemudian, Mbah Wasiran masuk ke dalam kamar. Dia tersenyum melihat Amy yang sudah menanggalkan pakaian dan hanya mengenakan kemben. Mbah Wasiran duduk di samping Amy dan merangkul Amy.
“nak Amy, apa nak Amy sudah benar-benar yakin ?”.
“mm..”, Amy mengangguk perlahan.
Mbah Wasiran tersenyum lalu dengan perlahan dia merebahkan tubuh Amy ke tempat tidur. Dukun tua itu memandangi Amy yang sudah terlentang pasrah. Sungguh wanita yang begitu cantik, kulitnya kuning langsat. dan payudara yg yg besar pun ikut memantul mantul seiring dgn deru nafasnys Mbah Wasiran memang tak bermaksud untuk mengambil keuntungan dari Amy. Tapi, ajian awet muda yang didapat Mbah Wasiran dari gurunya memang harus seperti ini.
“cuph…”. Mbah Wasiran mengecup bibir Amy pelan, Sekali, dua kali, tiga kali, sambil membelai rambut Amy. Belaian-belaian Mbah Wasiran membuat Amy merasa nyaman dan mulai tidak merasa canggung lagi. Amy mulai membalas kecupan-kecupan Mbah Wasiran, tapi matanya masih tertutup.
“ccppphhh mmmhhh ccpppp eeemmmhhh”. Mbah Wasiran mulai memagut bibir cantik itu pun membalas pagutan Mbah Wasiran. Dukun tua itu melumat bibir Amy dengan lembut. Sesekali, Mbah Wasiran mengemuti bibir atas & bibir bawah Amy. Terlihat jelas, Amy mulai larut dalam cumbuan-cumbuan mesra Mbah Wasiran.
Tangan Mbah Wasiran mulai melakukan grilya ke gunung kembar Amy yang sangat menonjol di kemben rani yang cantik itu kenakan. Remasan-remasan lembut penuh perasaan dirasakan Amy pada payudaranya. Perlakuan yang berbeda 180 derajat dari para hidung belang yg sering menikmatinya. meremas kedua susunya tidak selembut ini, malah cenderung kasar, mungkin karena  gemas dengan payudara Amy yang memang besar& kenyal. Tapi, Mbah Wasiran seperti ingin menikmati betapa kenyalnya payudara pasiennya dengan perlahan. Sesekali, Amy menggeliat manja saat kedua putingnya dicubit-cubit oleh Mbah Wasiran.
“mmmhhhh”, gairah Amy semakin bangkit mendapat ciuman-ciuman di lehernya. Ciuman, jilatan, dan cupangan Mbah Wasiran sangat membangkitkan ‘suhu’ tubuh Amy. Ibu cantik itu bahkan memberikan keleluasaan ke Mbah Wasiran untuk mencumbui lehernya karena selain memang membuatnya ‘turn on’, Amy memang sangat suka diciumi terus menerus pada lehernya, membuat dia merasa begitu seksi & liar.
Mbah Wasiran mulai membuka lipatan kemben Amy. Setelah lipatan kemben sudah terbuka, Mbah Wasiran ‘menyisihkan’ kain ke kanan & kiri untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Mbah Wasiran langsung terpana saat membuka kemben Amy. Sungguh tubuh yang indah untuk wanita malam seperti dia. lekuk tubuhnya begitu sempurna. Belum lagi, payudaranya yg besar ditambah wajahnya yang cantik & kulitnya yang kuning langsat. Mbah Wasiran pun sampai berpikir betapa beruntungnya mendapatkan pasien wanita yang sempurna.
Rani Merasa canggung & malu karena tubuhnya yang tak tertutup apa-apa kini sedang dipandangi sedemikian rupa oleh Mbah Wasiran, Amy pun refleks menutupi kedua buah payudaranya dengan tangan kirinya dan vaginanya dengan tangan kanannya. Mbah Wasiran hanya tersenyum dan menyingkirkan tangan Amy dengan perlahan. Mata Mbah Wasiran benar-benar terfokus pada payudara besar dan alat kelamin Amy. Sangat sempurna. Belahan bibir vagina Amy seakan tak memperlihatkan kalau dia seorang wanita malam, rambut kemaluannya pun dicukur habis. ‘cantik’ sekali tampilan kemaluan Amy. Mbah Wasiran pun berdecak kagum, ‘aset’ yang sangat sempurna. Sebagai lelaki normal, tentu Mbah Wasiran ingin segera ‘menubrukkan’ batang kebanggaannya ke lembah kenikmatan Amy, namun karena dia dukun, dia harus terlihat bijaksana, tak buru-buru nafsu ingin menyenggamai pasiennya yang sangat menawan itu. Mbah Wasiran dengan gerakan santai, mendekatkan mulutnya ke tutup kemasan susu kiri Amy.
“aahhhmmmhh..”, gumam Amy manja saat puting kirinya terasa diemut-emut.
Mbah Wasiran pun melebarkan tangan kirinya untuk menggenggam payudara kanan Amy. Diremas lembut susu kanan Amy itu sambil terus menyedot puting kirinya. dan
'sseeerr ..serrr .' Ya air susu rani keluar dgn deras.
"Aahh ..mm ..ahh ..kok jdi gini mbah , air susuku ..ahh .."
Lidah & bibir Mbah Wasiran asik memainkan kedua puting susu Amy. Tak hentinya lidah Mbah Wasiran bermain di sekitar puting kanan & puting kiri Amy. tuk menghisap susu yg keluar dari buah dada rani, Dan juga Mbah Wasiran sampai menjilati seluruh permukaan payudara kenyal Amy termasuk belahannya yg terkena ASI rani.
Benar-benar foreplay yang sangat menaikkan gairah, rasa yang dirasakan Amy. Mbah Wasiran terus menurunkan lidahnya dan mengunyel-unyel pusar Amy sebentar. Mbah Wasiran melewati ‘gundukan’ indah Amy. Dukun tua itu malah menciumi & menjilati betis lalu naik sampai ke pangkal paha kiri Amy, dan berpindah ke paha kanan Amy.
“emmmm…”, rasanya sungguh nikmat, seluruh tubuhnya dijilati.

Mbah Wasiran juga menikmati ‘rasa’ tubuh Amy, mencicipinya dengan menjilati tubuh ibu cantik itu. Tubuh Amy memang sangat harum, terbukti, meski sudah terbaluri dengan air liur Mbah Wasiran, aroma harum masih bisa tercium dari tubuh Amy. Celah sempit di tengah selangkangan Amy seakan mengundang Mbah Wasiran untuk mendekat. Tanpa permisi, dukun tua itu langsung menabrakkan wajahnya ke selangkangan Amy.
“aaahhh..”, desah Amy agak kaget merasakan tubrukan tepat di daerah intimnya. Mbah Wasiran mengambil nafas dalam-dalam, aroma harum yang khas & segar masuk ke dalam hidung dukun tua sakti itu.
Sekali lagi, Mbah Wasiran tak percaya kalau organ yang sedang dibauinya ini adalah milik seorang ibu beranak satu, padahal menurutnya, ini lebih tepat kalau dibilang milik ABG berumur 17an.
“aammhhh hhemmm aaaahhhh”, Amy mulai mengeluarkan suara saat rasa merinding karena geli bercampur enak yang dirasakannya datang bersamaan dengan rasa basah & hangat di selangkangannya. Tentu itu karena lidah Mbah Wasiran yang mulai nakal melata di daerah pribadi Amy.
“eeemmmm aaaahhhh Mbaaahhh teeruuusss oooohhh !!!”, lenguh Amy. Amy merasakan sensasi nikmat yang luar biasa dari sapuan lidah Mbah Wasiran. Jilatan & sapuan lidah Mbah Wasiran begitu terasa, intens sekali. Semakin lama, nafsu Mbah Wasiran semakin terpancing. Dia semakin buas menyerbu selangkangan Amy.
“aaahhh aahhhh mmmhhh ooohhh uuuhhh hnnnhhhh”, Amy belingsatan, kepalanya ke kanan & kiri, dia sedang merasakan nikmat yang luar biasa pada bagian bawah tubuhnya.
Ibu cantik itu terus menggeliat-geliat dan menggelepar-gelepar mendapatkan kenikmatan dari lidah Mbah Wasiran yang sedang mengubek-ubek vaginanya. Tak heran kalau dukun tua itu begitu betah berlama-lama di daerah pribadi milik Amy, aromanya memang harum & khas. Kedua kaki Amy merapat sehingga kedua pahanya menjepit kepala Mbah Wasiran di tengah-tengah. Amy juga memegangi dan menekan kepala Mbah Wasiran ke selangkangannya, refleks dari keinginan Amy yang ingin kenikmatan yang tengah ia rasakan tak berhenti, walau sedetikpun. Tentu saja, wajah si dukun tua semakin menempel dengan lembah kenikmatan Amy. Mbah Wasiran bisa merasakan si empunya vagina yang sedang ia jilati itu, sebentar lagi akan melepaskan deraan kenikmatan. Mbah Wasiran pun memperhebat ‘serangan’ lidahnya ke alat kelamin Amy.
“oohhh oohhhh ooohh aaahhh EEMMHHH HHMMHH MMMNNHHHH ! OOOHHHH !!!”, kepala Amy mendongak ke atas, tubuhnya menegang, kakinya semakin kencang menjepit kepala Mbah Wasiran. Amy merasa ringan & lega sekali melepaskan puncak dari kenikmatan yang sedari tadi ia rasakan.
Ibu muda yang cantik jelita itu bisa merasakan cairan hangat dari tubuhnya mengalir di liang kewanitaannya.
“sruuppp ssrrrppp”, bunyi seruput terdengar jelas. Tentu itu suara dari mulut Mbah Wasiran. Dukun tua itu sedang menyeruput ‘kuah’ vagina Amy. Tanpa harus mengambil nafas, Mbah Wasiran telah mengkokop habis cairan vagina Amy dalam waktu singkat. Sungguh lezat. Sisa-sisa cairan yang tertinggal di liang vagina Amy pun telah dikorek habis oleh Mbah Wasiran menggunakan lidahnya.
“hhh hhh…hhh”, sementara Amy mengatur nafasnya, Mbah Wasiran mulai membuka pakaiannya sendiri. Tatapan mata Amy yang sayu, ditambah dia sudah terlentang pasrah dengan kedua paha yang terbuka, benar-benar sangat ‘mengundang’ hawa nafsu. Amy terlihat begitu ‘terbuka’ dan seperti sudah sangat siap untuk digagahi.
Ketika Mbah Wasiran sudah sepenuhnya tak berpakaian, Amy langsung kaget, tecengang, dan matanya terbelalak. Benda yang ada di tengah-tengah selangkangan dukun tua itu lah yang membuat Amy terkejut. Amy kira batang kejantanan suaminya sudah paling besar, ternyata tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan benda tumpul milik Mbah Wasiran yang kelihatan sangat kokoh itu.
“ayo bangun, nak Amy..”. Mbah Wasiran menarik kedua tangan Amy sehingga tubuhnya terangkat.
Jantung Amy terasa berdegup cepat, dia merasa khawatir & takut jika penis Mbah Wasiran yang besar itu nantinya akan masuk ke dalam rahimnya. Tentu liang vaginanya tak akan cukup menerima batang sebesar itu, malah mungkin akan lecet & luka.
“mm..Mbah…”.
“jangan takut, nak Amy. kejantanan Mbah tak akan sampai melukaimu”. Mbah Wasiran tahu apa yang ada di pikiran Amy saat ini.
“ayo sekarang nak Amy kulum kejantanan Mbah..”. Amy mengenggam kejantanan Mbah Wasiran.
Satu tangan tak cukup untuk memegang ‘perkakas’ dukun tua itu. Amy sudah tahu apa yang harus dilakukan jika berhadapan dengan penis seorang pria. Meski masih ragu-ragu, dia mendekatkan mulutnya ke batang penis Mbah Wasiran. Begitu bibirnya menempel, rasanya seperti ada yang menyuruh Amy untuk mengecupi penis Mbah Wasiran.
“cuph cph cuph”. Amy menciumi sekujur batang keperkasaan Mbah Wasiran. Mbah Wasiran membelai kepala Amy yang kelihatan begitu asik mengecupi penisnya bertubi-tubi. Bahkan tanpa disuruh, Amy juga memberi kecupan-kecupan mesra pada kantung buah zakar dukun tua itu seakan dia sudah sangat terbiasa berhadapan dengan ‘senjata’ Mbah Wasiran. Amy sendiri tak tahu kenapa dia seperti itu, dirinya seakan terhipnotis untuk mengulum benda tumpul itu. Ibu cantik itu memang masih sadar, namun dia tak bisa menghentikan aktivitasnya, rasanya semakin asik mengoral kemaluan si dukun, bahkan sekarang dia kelihatan begitu asik mengemut-emut kedua buah zakar Mbah Wasiran. Terlihat dari ekspresi wajahnya & muka yang memerah, menandakan kalau Amy merasa murahan & malu karena dia semakin agresif mengulum kemaluan pria yang bukan suaminya. Lidah Amy menjulur keluar, dia mulai menggunakan lidahnya untuk membelai onderdil Mbah Wasiran.
Lidah Amy menjalari sekujur batang kejantanan Mbah Wasiran, mengelilingi diameternya dan menyusuri panjang penis Mbah Wasiran sejengkal demi sejengkal. Kenapa gue nggak bisa berhenti, pikir Amy kebingungan. Bodo ah, tambah Amy dalam hati, dia sekarang tak memikirkan hal lain kecuali melahap ‘sosis’ jumbo yang ada di hadapannya karena rasanya semakin enak.
“iya nak Amy, terus begitu…”, hatur Mbah Wasiran dengan tenang dan membelai kepala Amy.
Padahal serangan lidah Amy sudah sangat maksimal, tapi Mbah Wasiran kelihatan tenang-tenang saja. Amy menggenggam penis Mbah Wasiran dan mengulik lubang kencing Mbah Wasiran dengan lidahnya. Amy penasaran kenapa Mbah Wasiran seperti tak terjadi apa-apa, padahal suaminya selalu bergetar kegelian kalau lubang kencingnya dijilati. Amy semakin penasaran, dia membuka mulutnya dan menelan pentungan berkepala jamur itu sampai mentok di kerongkongannya. Hanya 3/4 dari penis Mbah Wasiran yang bisa ‘disembunyikan’ Amy di dalam rongga mulutnya. Bibir atas & bawah Amy menjepit erat batang keperkasaan Mbah Wasiran di tengah-tengahnya. Dengan nakalnya, lidah Amy mulai bergerak. Memutuskan untuk semakin ‘menggoda’ Mbah Wasiran, Amy mulai memaju-mundurkan kepalanya dan menggunakan kedua belah bibirnya sebagai pengganti tangan untuk mengocok ‘senjata’ besar Mbah Wasiran. Air liur Amy semakin melumuri penis dukun itu.
“ck ckk clkk”, bunyi decak air seiring kepala Amy yang bergerak maju-mundur. Kedua pipi Amy terlihat kempot saat dia menyedot-nyedot penis Mbah Wasiran. Amy mempercepat gerakan maju-mundur kepalanya, dia ingin sekali membuat Mbah Wasiran mendesah nikmat.
“oohhh teruusshh naak Amyy”, akhirnya Mbah Wasiran mengeluarkan desahan juga. Kepala Amy terus bergerak maju-mundur, ibu cantik itu kelihatan sangat menikmati batang ‘eskrim’ milik Mbah Wasiran. Amy terus menciumi, menjilati, mengemuti, dan mengulum batang & buah zakar milik si dukun tua. Onderdil Mbah Wasiran pun sampai basah kuyup oleh air liur Amy. Sesekali, Amy sedikit mengulum sambil mengunyah ‘helm’ pink Mbah Wasiran dengan lembut layaknya orang yang sedang menikmati lolipop lezat. Kedua tangan Amy pun begitu rajin memijati ‘sarang’ burung Mbah Wasiran sambil sesekali juga mengurut & mengocok batangnya.
“emmhh mmhhh”, gumam Amy yang kelihatan begitu meresapi nikmatnya mengulum alat kelamin Mbah Wasiran. Lama sekali Amy ‘berkaraoke’, tapi keduanya sama sekali tidak menyadari kalau waktu sudah berlalu cukup lama. Mbah Wasiran tentu tak menyadari lamanya waktu yang telah lewat karena dia sedang merasa keenakan, yang aneh adalah Amy. Dia begitu larut dalam kenikmatan mengulum kemaluan Mbah Wasiran sampai lupa waktu.
“ooohhh oookkhhh enaaakkhh nak Amyy !!”, Mbah Wasiran tak kelihatan ‘tenang’ lagi seperti sebelumnya, dia mengerang kencang sambil memegangi kepala Amy dan mulai menyodok-nyodokkan penisnya.
“UUOOOHHHH !!!”, teriak Mbah Wasiran sambil menekan penisnya kuat ke dalam mulut Amy yang gelagapan dan agak tersedak. Namun Amy langsung bisa menyesuaikan diri.
“ccrrtt mmhh”. Setiap semburan air mani diteguk Amy tanpa ragu-ragu.
“gllk glk”, terlihat dari tenggorokannya saat Amy menelan. Saat rasanya penis Mbah Wasiran sudah berhenti memuntahkan isinya, Amy pun mengeluarkan tongkat kebanggaan Mbah Wasiran dari mulutnya. Lidah Amy langsung ‘menyeka’ pucuk alat reproduksi Mbah Wasiran dengan teliti.
“cceepphh !!”, bunyi bibir Amy yang tadinya menjepit kepala penis Mbah Wasiran, kini lepas.
“kamu benar-benar hebat, nak Amy…”, ujar Mbah Wasiran sambil membelai kepala Amy seperti orang tua yang memuji anaknya karena telah melakukan pekerjaan dengan benar. Amy tersenyum dengan wajah yang masih agak merah, malu mengingat dirinya sendiri tadi.
“ayo nak Amy. sekali lagi..”. Hah ? sekali lagi ?, dalam hati, Amy kaget.
“sekali lagi, Mbah ?”.
“iya, nak Amy. harus 2 kali agar khasiatnya terasa”.
“tapi, Mbah…”, ujar Amy ragu. Rasanya tak mungkin ‘barang’ seorang pria masih bisa keras setelah ejakulasi, logika Amy.
Mbah Wasiran menuntun tangan kanan Amy ke batang kejantanannya lagi. Benar, pentungan besar itu masih keras, sama seperti sebelumnya. Bingung, aneh, dan agak takut, namun Amy tetap mengulum kemaluan dukun tua itu untuk kedua kalinya sampai Mbah Wasiran ejakulasi lagi di dalam mulutnya. Kenyang sperma rasanya, tenggorokan Amy terasa pekat sekali oleh rasa air mani Mbah Wasiran. Masih keras. Benarkah ia manusia ? kini, Amy benar-benar merasa ngeri. Mbah Wasiran mengangkat tubuh Amy dan ikut naik ke ranjang. Dia meletakkan tubuh Amy dengan posisi tidur tengkurap.
“ja..jangan..di sana, Mbah..”, ujar Amy ketakutan saat dia tahu kalau paranormal ajaib itu akan menyodomi pantatnya dari belakang.
“maaf, nak Amy. memang harus seperti ini”.
“nngg…”, Amy bingung, tak mungkin ia menolaknya, ia sendiri yang menyetujui ritual itu, tentu ritual itu harus dilakukan semuanya. Sesungguhnya pun dia agak penasaran bagaimana sensasi sodokan dari penis sebesar penis Mbah Wasiran, namun dia sungguh takut kalau benda tumpul itu sampai menyeruak masuk ke dalam liang anusnya. Pastilah perih & pedih.
“tenang, nak Amy. Mbah akan hati-hati..”. Si dukun sakti itu menyiapkan batang kebanggannya di depan lubang pantat Amy. Siap untuk mendobrak masuk ke dalam relung pantat Amy. Amy langsung menyambar kain yang digunakannya tadi sebagai kemben dan menggigitnya.
“hnnngg !!!”, Amy menggigit kain kencang saat benda tumpul memaksa masuk ke dalam lubang pantatnya. Sungguh pedih rasanya, air matanya sampai meleleh keluar dari kedua pinggir matanya. Liang anusnya terasa terbakar, panas sekali.
“hhnngghhhh !!!”, senti demi senti, penis Mbah Wasiran menyelip masuk ke dalam lubang pantat Amy dengan pasti. Detik penuh penderitaan dan rasa perih dialami Amy seiring tongkat sodok Mbah Wasiran yang semakin menjorok ke dalam. Sesuai dugaan, batang perkasa itu tak dapat masuk seluruhnya. Tapi tetap saja, rasanya begitu penuh & menyiksa bagi Amy.
“hhhh hh hh hhh hh”, nafas Amy cepat & pendek, terengah-engah, secara alami, dia sedang membiasakan dirinya dengan kondisinya sekarang.
Mbah Wasiran pun tak menggerakkan pinggulnya, dia hanya memeluk Amy dan mencumbui tengkuk lehernya sambil meremas-remas kedua buah dada Amy dengan lembut. Pintar sekali dukun tua itu, dia sengaja merangsang Amy agar ibu cantik itu bisa cepat beradaptasi dengan penisnya.
“eennngg !”, erang Amy tertahan kain saat Mbah Wasiran menarik penisnya. Pantatnya seperti ikut tertarik ke belakang. Terus tertarik sampai akhirnya Mbah Wasiran mendorong penisnya lagi. Rasa sakit yang sangat menyiksa Amy, namun memang tak bisa dipungkiri, ‘tusukan’ penis Mbah Wasiran memberikan sensasi berbeda pada Amy. Mbah Wasiran pun menikmati betapa hangat & sempitnya liang anus Amy yang ‘mencekik’ penisnya begitu kencang.
“emmmmnnn”. Terlihat jelas dari ekspresi wajah Amy, meski masih ada sedikit rasa perih, dia mulai merasakan nikmat dari penis Mbah Wasiran yang tengah ‘menyikati’ liang anusnya. Amy sendiri yang melepaskan kain dari mulutnya karena sudah terasa tak nyaman.
“jleebbhh ! AAAWWHHH !!!”, Amy berteriak setiap kali Mbah Wasiran menghentakkan penisnya masuk.
“pllok pllokk”, bunyi tumbukan selangkangan Mbah Wasiran dengan kedua bongkahan pantat Amy yang montok itu.
“mmhhh eemmm ooohhh aaahhhh oohh !!”, Amy bisa mengekspresikan rasa nikmat yang tengah dirasakannya sekarang. Mbah Wasiran pun semakin bersemangat, genjotannya semakin mengganas. Sungguh kenikmatan surga duniawi, apalagi desahan-desahan Amy terdengar begitu manja & sangat bergairah. Amy benar-benar terbuai dalam kenikmatan ‘suntikan’ Mbah Wasiran. Tak pernah ia merasakan seperti ini, punya suaminya juga tak terasa ‘menusuk’ seperti yang sekarang ia rasakan. Mbah Wasiran memegang pinggang Amy untuk memantapkan pegangannya terhadap tubuh Amy sehingga dia bisa memperkuat & mempercepat sodokan-sodokan penisnya. Hasilnya, erangan & desahan Amy pun semakin menjadi. Hawa nafsunya begitu menggelora, sama seperti Mbah Wasiran. Dan saking bergairahnya, Amy menggerakkan pantatnya maju-mundur & kadang menggoyang-goyangkan pantatnya saat Mbah Wasiran sengaja diam. Sekarang mereka begitu kompak melakukan persetubuhan itu. Tak ada lagi kecanggungan antara mereka berdua. Mbah Wasiran menyelipkan kedua tangannya ke bawah lengan Amy dan mengangkat tubuh bagian atas Amy. Kini, mereka berdua sama-sama setengah berdiri, dengan bertumpu pada kedua lutut mereka masing-masing, tapi ‘tiang’ Mbah Wasiran masih menancap dengan kokoh di dalam liang dubur Amy, tak goyah.
Kedua tangan Mbah Wasiran begitu asik menggerayangi kedua buah ‘susu’ milik Amy yang memang begitu kenyal dan sangat membuat ketagihan untuk meremas-remasnya. Sementara kedua tangan Amy berpegangan pada tubuh Mbah Wasiran yang ada di belakangnya. Pemandangan yang sungguh sensual & seksi, seorang wanita berkulit putih mulus berpegangan pada pria yang sedang menggenjotnya dari belakang.
“nak Amyy..”.
“Mbaahh..”, balas Amy dengan mendesah sebelum keduanya berciuman dengan mesra. Sambil terus meremas-remas payudaranya dan melumat bibirnya, Mbah Wasiran terus memompa penisnya keluar masuk liang anus Amy. Mbah Wasiran melepaskan kedua tangan Amy dan melepaskan pegangannya pada tubuh Amy. Ibu cantik itu kini menungging seperti semula. Tapi dukun sakti nan perkasa itu menarik kedua tangan Amy ke belakang. Terlihatlah Mbah Wasiran seperti sedang ‘mengendarai’ Amy. Posisi seperti ini membuat Amy merasa begitu tak berdaya. Terasa begitu dikuasai oleh si dukun tua itu.
“emmhhh eenngghhhh ooohhh !! teruusshhh Mbaahhh uuuhhhmmm !!!”. Amy sudah berpeluh keringat, panas karena gairah & nikmat yang terus menerus mencambuk batinnya. Kedua buah payudara Amy yang menggantung dengan indahnya itu bergerak maju-mundur seiring dengan gerakan tubuhnya. Indah sekali pemandangan susu Amy bagaikan 2 buah jam bandul yang bergoyang maju mundur secara terus menerus.
“MMMNNHHHH !!!”, lenguh Amy. Cairan hangat meleleh keluar dari bibir kemaluan Amy, tanda kalau dia habis merasakan puncak dari kenikmatannya.
“UUOOOHHHH !!”, hanya selang beberapa detik, Mbah Wasiran juga melenguh. Dia menarik kedua tangan Amy ke belakang lebih kuat dan menekan penisnya sampai mentok di ‘lorong’ dubur Amy.
“hemmhhh…”. Rasa hangat menyelimuti liang anus Amy yang membuat ibu cantik itu merasa nyaman. Penis Mbah Wasiran memang ‘menggali’ sangat dalam, Amy sampai bisa merasakan semprotan sperma dukun tua itu di ujung rectumnya. Ekspresi wajah Amy yang tadi sedang meresapi rasa hangat & nyaman pada liang anusnya berubah menjadi ekspresi kenikmatan lagi. Ya, Mbah Wasiran sudah mulai menggenjot Amy lagi. Tidak mungkin pria normal bisa seperti ini, pikir Amy di kala dirinya yang sedang merasa keenakan lagi. Mbah Wasiran menekan tubuh Amy ke bawah sehingga Amy pun jadi tidur tertelungkup dan ditindih dari atas oleh Mbah Wasiran. Penis Mbah Wasiran terasa begitu dalam ‘mengendap’ di liang anus Amy.
“kamu masih kuat, nak Amy ?”, bisik Mbah Wasiran di telinga Amy sebelum mengecupi pundak kiri Amy.
“masiihhh, Mbaahhh…”, jawab Amy agak mendesah.
Mbah Wasiran pun mulai ‘menyeboki’ Amy dengan penisnya lagi. Amy sungguh belum pernah merasakan senikmat ini ketika bercinta. Gairahnya, hawa nafsunya bahkan tubuhnya, serasa bersatu dengan Mbah Wasiran. Berhubungan intim dengan suaminya rasanya tak pernah sebegitu intens seperti sekarang. Apalagi ukuran kemaluan Mbah Wasiran yang besar, membuat Amy merasa pantatnya benar-benar diaduk-aduk & dicolok-colok dengan sangat hebat. Oh, sungguh tak terbayang kalau dukun tua itu lah suaminya, pastilah dia harus berjalan mengangkang setiap hari, fantasi liar Amy yang membuatnya orgasme 2x sebelum Mbah Wasiran menumpahkan air maninya lagi ke dalam anus Amy.
“hhh hhh hhh”, Amy mengatur nafasnya. Keadaan ibu cantik itu terlihat sexy & sensual. Tubuhnya berpeluh keringat, nafasnya yang terdengar seksi, rambutnya yang acak-acakan, dan ekspresi wajahnya yang menunjukkan kalau dia begitu puas setelah diintimi Mbah Wasiran dari belakang. Setelah Mbah Wasiran mencabut penisnya yang sedari tadi menyumbat lubang pantat Amy, bisa terlihat cairan putih di dalam & sekitar mulut lubang pantat Amy. Dengan gagah & berkeringat, Mbah Wasiran memandang Amy yang masih tidur tengkurap tak berdaya. Mbah Wasiran membalik tubuh Amy. Sedikit mengejutkan, Amy mengangkat kedua kakinya sendiri dan melebarkan kakinya seakan dia sudah tahu ‘sasaran’ Mbah Wasiran selanjutnya.
“hemmm”, Amy mengulum bibir bawahnya dan pandangannya ke arah samping kanan bawah namun kedua tangannya menyibak bibir kemaluannya seakan mempertontonkan bagian dalam vaginanya ke Mbah Wasiran sekaligus mempersilakan Mbah Wasiran untuk menancapkan batangnya ke dalam sana.
Amy dalam keadaan sadar melakukannya, terlihat wajahnya memerah. Aura gaib sekaligus gairahnya membuat Amy melakukan hal yang sangat nakal, hal yang lebih sering dilakukan seorang pelacur untuk ‘menggoda’ pelanggannya. Melihat wanita cantik yang ada di depannya berpose seperti itu, Mbah Wasiran langsung ‘menubruk’ tubuh Amy. Dengan bernafsunya, Mbah Wasiran mencumbui leher Amy lagi. Dukun tua itu sangat menyukai aroma tubuh Amy.
“uummhh hhemmm”, gumam Amy. Tak terlalu lama, Mbah Wasiran langsung menyiapkan tongkat sodoknya di depan bibir kemaluan Amy.
“emmnnngghhh….”, lirih Amy saat merasakan sebuah benda tumpul yang keras seperti membelah selangkangannya.
Amy bisa merasakan setiap inchi benda tumpul yang tengah masuk semakin ke dalam vaginanya. Terasa penuh sesak bagian bawah tubuhnya dan agak sedikit ngilu, Amy belum pernah merasakan seperti ini dengan senjata suaminya. Sementara Mbah Wasiran diam & meresapi jepitan dinding vagina Amy yang masih cukup kencang serta menikmati kehangatan dari liang kewanitaan Amy. Ibu cantik itu langsung melingkarkan kakinya di pinggang Mbah Wasiran. Penis Mbah Wasiran mulai bergerak meski agak susah. Walau tidak sepedih saat pantatnya disodomi, Amy tetap merasakan bagian bawah tubuhnya seperti sedang ditarik & didorong mengikuti gerakan penis Mbah Wasiran yang memang benar-benar mengait alat kelamin Amy dengan kencang.
“ooohh ooohh eemmmhhh hhmmhh uunngghhh”, desahan & lenguhan disertai nafas yang memburu & bunyi selangkangan yang bertumbukkan mengalun di kamar gelap namun hangat itu. Sesekali, Mbah Wasiran berhenti menyodok-nyodok ‘celah sempit’ Amy hanya untuk memagut bibir ibu cantik itu dan mencumbui lehernya. Keduanya kelihatan begitu menikmati setiap gesekan-gesekan alat kelamin mereka berdua tiap detiknya. Amy pun sekarang mendekap Mbah Wasiran dengan erat. Tubuh Amy yang berpeluh keringat memberikan aroma sensual tersendiri ke Mbah Wasiran. Tak ada yang lebih nikmat dari menyenggamai seorang wanita cantik yang sudah begitu sangat bergairah.
“OOOHHHH !!!”, erang Mbah Wasiran yang terus giat menggasak liang kewanitaan Amy. Sudah lama Amy tidak merasakan seperti ini. Merasa begitu tak berdaya, nikmat, dan kepayahan secara serempak. Terakhir dia merasakan hal yang sedang ia rasakan sekarang, saat dia baru menikah dengan suaminya, tahun-tahun pertama pernikahannya, dimana kejantanan suaminya terasa begitu ‘gagah’.
Mbah Wasiran semakin beringas, semakin brutal menggosoki liang vagina Amy.
“EMMMMHHH !!”, tubuh Amy menegang, mendapatkan orgasmenya, lagi.
“oohh oohh ohh !!”, Mbah Wasiran memegangi pinggang Amy dan memompa vagina Amy dengan lebih cepat & kuat lagi.
“OOKKHHH !!”. Tubuh Amy berkedut-kedut, reaksi alami saat merasakan letupan-letupan sperma hangat mengenai pangkal liang vaginanya. Tanpa menunggu selesai, Mbah Wasiran langsung mulai menggenjot lagi. Sperma pun banyak meleleh keluar dari sela-sela bibir kemaluan Amy. Dan untuk kedua kalinya, Mbah Wasiran membanjiri rahim Amy dengan air maninya.
“hhh hhh”, Amy sangat merasa kelelahan, sungguh sebuah sesi sex yang sangat memuaskan.
Padahal 1 lawan 1, tapi Amy bisa mendapatkan orgasme lebih dari 6 kali. Dia sendiri juga kaget kenapa dia masih dalam keadaan sadar. Namun, sekarang Amy merasakan akibat persetubuhan tadi, persetubuhan yang rasanya tidak mungkin dialami Amy dengan suaminya. Dia merasa tubuhnya bagai tak bertulang, mengangkat tangannya saja rasanya berat. Belum lagi tubuhnya yang berkeringat. Begitu lelah, lemas, benar-benar seperti habis berolahraga seharian penuh.
“istirahat, nak Amy…”, kata terakhir yang ia dengar sebelum menutup matanya dan beristirahat. Persenggamaan yang paling melelahkan yang pernah Amy lakukan, tak heran kalau dia tidur begitu pulas. Amy terbangun, mendapati dirinya sudah mengenakan kain lagi. Anehnya, dia tak merasakan apa-apa pada bagian bawah tubuhnya. Amy pun membuka lilitan kain di tubuhnya. Ternyata memang benar, tubuhnya bersih, tak terlihat seperti habis digagahi. Apa-apaan ini ?, tanya Amy dalam hati. Apa semua kenikmatan yang tadi ia rasakan itu hanyalah mimpi belaka ?. Kenikmatan yang begitu hebat dan membuatnya mabuk kepayang. Kalau memang benar hanya mimpi, tapi kenapa rasa nikmat itu terasa begitu nyata. Tiba-tiba ada orang masuk ke dalam kamar, orang itu Katro.
“Mbak Amy, mari ikut…”. Dengan banyak pertanyaan di pikirannya, Amy berjalan mengikuti Katro ke luar kamar.
Mbah Wasiran telah duduk di tempatnya.
“nak Amy sudah segar ?”.
“..mm..sudah, Mbah..”.
“ayo, silahkan duduk…”.
“pasti banyak pertanyaan yang mau nak Amy tanya..”.
“iya, Mbah..”.
“pertama, semua yang nak Amy alami, bukan mimpi..”.
“tapi, Mbah, kenapa badan saya…”.
“itu tidak penting..”.
“…”.
“akan Mbah ceritakan, ritual tadi…”. Mbah Wasiran menceritakan semua detail ritual yang mereka lakukan tadi. Pertama, Mbah Wasiran menjelaskan kenapa dia bisa sampai 6x ejakulasi. Itu karena Mbah Wasiran telah memanggil 6 jin untuk bersemayam di dalam dirinya. Ritual itu memang membutuhkan keperkasaan 6 jin karena setiap kali ejakulasi mempunyai manfaat untuk Amy. 2x ejakulasi di mulut memberikan Amy suara yang bagus serta kemampuan berbicara lancar & membuat siapapun jadi betah mengobrol dengan Amy. 2x ejakulasi di dalam liang anus akan membuat tubuh Amy tetap kencang & selalu fit / segar. 2x ejakulasi di dalam rahim akan membuat tubuh Amy selalu harum & mengeluarkan aura feminim, sexy, anggun, dan awet muda dari tubuh ibu cantik itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar