Rabu, 30 Desember 2020

Rahasia pribadi 1

Prolog

Kriiiiing…..!

Jam beker meraung-raung di kamar yang luas, bersih, rapi, teratur, chic, elegan. Seorang gadis segera terjaga dari tidurnya yang begitu nyenyak.

Sambil mengucek-ngucek matanya, mengumpulkan nyawanya sedikit demi sedikit untuk menyatu ke tubuhnya, lalu perlahan-lahan membuka matanya. Sayup-sayup penglihatannya mulai menerang dan seketika itu.

” KYAAH! ” . Gadis itu menjerit karena menemukan seseorang sedang tidur di sampingnya.

Seorang pria sedang tidur dengan nyenyak di sampingnya dengan tubuh yang sedang tertutup bed cover, yang membuatnya lebih terkejut lagi karena pria itu sudah bertelanjang dada sambil lengan kokoh berurat milik pria itu sedang memeluk tubuhnya yang saat ini hanya memakai lingerie tipis tanpa bra dibalik bad cover.

Pria itu menggeliat lalu perlahan – lahan membuka kedua matanya. Senyum lembut terpancar dari wajah tampan pria tersebut. Akan tetapi tetap tidak membuat rasa kesal gadis itu bercampur bingung karena tidak mengenal pria di sebelahnya.

“Siapa anda?? Dan kenapa anda berada satu ranjang dengan gue??” Tanya gadis itu yang masih bingung dengan semuanya.

“Hoaemm… Hemm… Kamu gak sadar yah? Ini kamarku” Jawab pria itu, memasang senyum lembut ke arahnya.

Akhirnya gadis itu mencoba melihat ke sekeliling ruangan kamar, sambil celingak-celinguk akhirnya tersadar. Wajahnya memerah seperti udang rebus karena mengingat kamar luas dan bersih tersebut bukan miliknya.

“Bentar… Loe siapa?? Huh!” Tanya gadis itu sambil memicingkan matanya.

“Kamu masih bingung yah?? Atau memang kamu orangnya amnesia yah??” Tanya pria itu.

Lembut, hangat dan geli yang gadis itu rasakan dibalik selangkangannya.

“Gak… Gak…” Ucapnya tersadar akan sesuatu dibawah sana.

Perlahan-lahan gadis itu mengangkat bed cover dan mengintip ke arah tubuh bagian bawahnya.

“HAH!!!” Gadis itu terkejut karena ternyata vaginanya bersentuhan dengan lutut pria itu yang masih memeluknya. Ia makin terkejut saat mengetahui bahwa saat ini ia-pun tak memakai CD di balik lingerienya.

Bug…Bug…Bug!!!

“Loe udah perkosa gue semalam yah…Hikz…Hikzz…” Gadis itu memukul-mukul dada bidang milik pria disampingnya. “Gue… Gue… Hikz…hikz…Ternyata perawan yang selama ini gue pertahanin malah jatuh ke pria biadab kayak loe” Lanjutnya histeris.

“Stop!” Ujar pria itu dengan nada sedikit tinggi. Kemudian pria itu menarik tubuh gadis itu dan memeluknya rapat ketubuhnya untuk mencoba menenangkan gadis itu.

“Aku gak tertarik ama tubuh kamu… Dan satu lagi yang kamu harus tau, tubuh kamu gak membangkitkan gairahku” Lanjut pria dengan suara pelan mencoba untuk menenangkannya.

Hening!!!

Gadis itu mulai memikirkan ucapan pria itu. “Bener juga yah.” Batin gadis itu, karena diapun tak merasakan perih di vaginanya. Dia masih mengingat semua ucapan teman-temannya, bahwa saat melakukan pertama kali maka vagina kita akan terasa perih selama dua sampai empat hari.

Namun sejenak ia berfikir. Dalam hati bertanya-tanya, kenapa pria itu bisa menolak gadis sexy seperti dirinya? Tiba-tiba kesedihannya berubah. Terlihat senyum simpul diwajahnya yang baru saja memikirkan sesuatu. “Hemm… Jangan bilang loe lebih menyukai pria?” Tanyanya pelan sambil memicingkan matanya.

“Menurut kamu??”

“Oh MG… Hihihi… Ternyata loe… Ahhh sudahlah…” Ucap gadis itu sambil tersenyum penuh kemenangan.

“Udah… buruan bangun,” Ucap pria itu.

“Oh iya gue Reva… Loe??” akhirnya gadis itu memperkenalkan namanya. Pria itu membalas mengulurkan tangannya untuk mengajak berkenalan.

“Alfrizzy Pratama… panggil aja Al”

“Ok sipp Al… Hihihi.. Eh tapi.. Upss” Gadis itu terkejut, saat melihat gundukan di bagian selangkangan Al dari balik Bed cover.

“udah buruan sana bangun, trus mandi gih.” Ucap Al sambil menarik dan mendorong tubuh Reva.

“Iya gue juga mau bangun kok.” Jawab Reva mencoba beranjak dari tempat tidur. “Eh tapi tutup mata dulu atau balik sana… Gue gak pake dalaman tau.” Lanjutnya saat menyadari sesuatu.

“Semalam sudah aku liat semuanya kok… Jadi ngapain malu lagi, dan aku kan udah bilang kalo aku gak tertarik ama tubuhmu.”

~•○●○•~​

Pagi ini terlihat Reva sedikit terburu-buru keluar dari Apartement Al, Karena ia sudah terlambat untuk ke kantor.

“Aisshhh mobil siapa lagi nih markir disini?” Ujar Al saat sudah berada di parkiran mobil dan terlihat mobilnya tidak bisa keluar dari parkiran.

“Hufhhh,” Reva mendengus kesal lalu akhirnya keduanya bergegas keluar untuk mencari taksi.

Sebuah taksi berwarna biru tua dengan lambang Blue bird berhenti tepat dihadapan mereka.

“Eh… Gue duluan yang stopin nih taksi.” Ujar Reva mencoba berebutan taksi dengan pria itu.

“Enak aja… Aku kan yang sebelah kanan, jadi aku duluan donk yang berhak mendapatkannya.” Al pun mencoba mempertahankan opininya.

“Enak aja,” Ucap Reva.

Saat mereka masih sibuk berdebat siapa yang duluan memanggil taksi tersebut, tiba-tiba seorang pria setengah baya segera membuka pintu taksi lalu segera masuk ke dalam taksi.

“Woiyyy…. Anjriiittt.” Umpat Reva saat taksi tersebut telah pergi meninggalkan mereka.

Keduanya akhirnya mengejar bus Trans di seberang jalan sambil menunjukkan wajah kekesalan akibat kejadian barusan.

Tiba-tiba saat di dalam berada di dalam bus, mereka mencoba saling berebut tempat duduk. Al berhasil mendahului mendapatkan kursi. ia duduk di satu-satunya bangku kosong di bus dan terlihat Reva memasang wajah kesal akibat perlakuan pria itu.

Sesaat, Reva menatap wajah Al dengan wajah memelas. Berharap Al mampu menunjukkan sedikit sikap gentlenya untuk menawarkan kursinya, tapi sayangnya Al tidak tergerak sama sekali.

“Dasar…” Ujar Reva kesal.

Saat duduk, Al melihat ke arah Reva yang sedang berdiri didepannya dengan berpegangan dibesi. Lebih tepatnya ke arah rok pendek yang di gunakan oleh Reva. Kedua kaki jenjang yang putih dan mulus tanpa cacat, meskipun Al melihatnya tanpa selera namun Reva memergokinya sedang melihat ke arah pantatnya dan berpikir bahwa pria itu sangat aneh dan sedikit mesum.

Merasa pria itu sama sekali tak mengalihkan pandangannya, Reva mencoba membenarkan baju dan roknya.

Tiba-tiba bus tersebut mengerem mendadak membuat Reva harus menahan badannya ke belakang, seketika itu juga saat Al yang ingin melindunginya agar tidak terjatuh, mau tidak mau harus menahan gadis itu dengan posisi tangannya tepat di pantat Reva.

Plakkk ! Sebuah tabokan dikepala pria itu dari Reva karena menganggap bahwa pria itu telah melakukan pelecehan sexual terhadapnya.

“HEI!” Hardik Al.

“Apa?? Dasar Ma.. Ups…”

_Prolog End_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar