Minggu, 27 Januari 2019

yati

Suatu malam sekitar pukul 11 malam dalam keadaan hujan angin yang mulai
mereda, aku dan istriku dalam kendaraan merasakan kedinginan.
Sialnya, tiba-tiba ban kendaraanku kempis, sehingga dengan terpaksa aku
menghentikan kendaraan dan aku memaksakan kendaraanku berhenti di depan
sebelah kiri sebuah warung yang kebetulan masih buka.
Segera setelah turun, akupun mulai mengganti ban yang kempis, sementara
istriku masih di dalam kendaraan…
Mungkin entah hawa dingin yang menggigit sehingga perutkupun melilit lapar
dan rasa lapar itu juga dirasakan istriku.
“Mas, aku lapar …. Ke warung itu dulu, yaa…”kata istriku yang malam itu
mengenakan blouse ketat dan tampak olehku payudara montok nya yang
berukuran 36C menantang.
“Setelah ini selesai, dik..”kataku
“Aku lapar banget nich….”katanya dan akupun tak melarang istriku menuju
warung itu, karena ku pikir aku dapat melihat dari tempat aku mengganti
ban kendaraanku.
Kulihat pula, saat istriku di pintu warung lekuk tubuh dan pinggul istriku
tercetak jelas dan bahkan rok klok elastis ketat di pinggul tampak
menerawang sehingga paha padat dan selangkangan istriku tampak jelas
Sekitar 15 menit kemudian aku selesai, dan aku menuju warung itu.
Aku celikukan masuk ke dalam warung itu, saat kulihat istriku tak ada di
dalam, hanya penjaga warung tua sekitar 70 tahunan dan seorang lelaki tua
berambut gondrong berumur sekitar 60 tahunan dengan memakai ikat kepala.
“Minum apa, mas?”kata penjaga warung tua itu
“Kopi, pak..”jawabku sambil mataku nanar mencari cari kemana gerangan
istriku.
Aku hanya diam, saat lelaki tua berambut gondrong dan memakai ikat kepala
itu duduk di sebelahku, aku tersenyum, dan tak lama penjaga warung tua itu
memberikan secangkir kopi kental panas.
“Pak, maaf… Bapak tidak melihat…
“Oooo itu istri mas?”kata lelaki tua berambut gondrong di sebelahku sambil
menepuk pundakku.
Setelah tepukan itu, tubuhkupun menggigil sejenak dan hatikupun serasa
ciut, gilanya nyalikupun ikut-ikutan ciut.
“Mungkin istri mas lagi cebok…”katanya sambil memandang tajam padaku.
Nyalikupun menghilang entah kemana, dan aku hanya terlonggong saat lelaki
tua itu meneruskan bicaranya yang begitu menyakitkanku.
“Istri mas suka cebok sendiri atau diceboki?”katanya dengan senyum yang
mencibir dan tangannya menarik tangan kananku.
“Yok kita lihat istri mas yang sedang cebok….”katanya dan seperti kerbau
dicocok hidungnya aku mengikuti lelaki tua berambut gondrong dengan ikat
kepala itu ke dalam warung dari bambu itu.
Lelaki tua itu menarikku ke sebuah bilik kecil yang gelap dan menyuruhku
duduk di sebuah bangku menghadap dinding bambu itu yang mempunyai cela itu
sehingga sinar dari bilik di sebelahnya masuk.
Belum sempat aku berpikir
“Mau lihat istrimu cebok, mas..?”katanya sambil mendorong kepalaku ke arah
celah itu dan deeeeer…….. seperti petir di siang bolong….aku begitu tak
percaya….
Istriku yang mungil dengan tinggi 155 cm dan usianya yang 40 tahun,
istriku masih tampak 6 tahun lebih muda dari usia sesungguhnya karena
rambutnya yang dipotong pendek juga sifatnya yang supel dan enerjik
Istriku yang dikenal sebagai wanita terhormat dan agak mirip-mirip bintang
blue film Hong Kong yang sexy itu.
Mataku serasa lepas saat kulihat istriku tengah berdiri di depan seorang
lelaki tua kepala botak yang duduk di ranjang bambu berumur antara 60 – 70
tahun seperti penjaga warung dan lelaki tua yang mengajakku ke kamar
dimana aku disuruh duduk seperti seorang pesakitan yang terjerat ratusan
pasal yang memberatkan hukumanku.
Lelaki tua botak itu tengah melotot melihat istriku yang tidak berdiri
saja, melainkan tangan kiri istriku memegang bagian depan rok klok elastis
ketat di pinggul sehingga selangkangan istriku dengan bulu kemaluan yang
lebat tersingkap jelas di depan mata rabun lelaki tua itu.
“Cepaaat gosok tempikmu, Jeng Yati …..”kata lelaki tua botak itu dan
menyebut nama istriku dan aku semakin tertegun saat kulihat tangan kanan
istriku dengan cepat menggosok-gosok bibir vagina nya sendiri dan kudengar
istriku mendesis-desis dengan mata terpejam dan tak lama kemudian kudengar
suara kecepak dari arah selangkangan istriku.
Aku semakin bergidik saat suara kecepak lendir vagina istriku keras
menandakan nafsu istriku sudah memanas, dan aku tak habis pikir karena
setahuku selama ini istriku tak pernah melakukakan menggosok-gosok
selangkangan nya sendiri.
“Buka tempikmu, Jeng Yati ….”kata lelaki tua botak itu memerintah istriku
dan aku melihat jelas bagaimana jari-jari istriku membuka lebar bibir
vagina nya sehingga tampak jelas liang vagina berwarna pink terkuak lebar.
“Lepas……”
“Bukaaa…Jeng Yati …. Lepas…. Buka ….”perintah lelaki tua berkepala botak
itu dan desahan berat nafas istriku semakin keras dan bunyi kecepak lendir
vagina istriku semakin jelas terdengar di bilik bambu itu.
“Sekarang elusi itilmu, Jeng Yati …”perintah lelaki tua berambut gondrong
itu dan istriku pun benar-benar mengelus kelentit nya sendiri disertai
erangan
“Mbbbbaaaaaaaaacchhhhhhh……..”desis istriku dan pantat bahenol mengelinjang
karena elusan jari tangannya sendiri ke kelentit istriku.
“Ayo gosok cepat itil mu Jeng Yati …… cepaat Jeng Yati ….”perintah lelaki
tua botak itu dan erangan dan desisan istriku pun memenuhi bilik bambu itu
“Mbaacch …mbaaachhh … mbaaaacghhhh …..”istriku merintih dan mendesis saat
jari tangan istriku sendiri menggosok-gosok kelentit nya dan tak ayal lagi
pantat bahenol istriku dan selangkangan istriku bergoyang keras seperti
penyanyi dangdut terkenal.
“Aduuch mbaah ….aducch mbaaah …zzzuuuuamikuuuu …mbaaaghhh … akuu ….
Nggaaaak tahaaaan mbaaaaaacgghhhh …..mbaaaaaaaaaaaaaaaaghhhhhhh …. “
“Cepaat Jeng Yatiiiiii…..Cepaaat ……” teriak lelaki tua berkepala botak
seolah suporter yang memberikan dukungan pada idolanya dan
“Mbbbbaaaaaaaaaacccghhhh akuuuuuu ….. keluaaaarr ….. Ngngngngngng
……..”istriku mengerang keras disertai pantat bahenol istriku yang
tersentak-sentak tak karuan saat orgasme nya meledak.
Istriku seorang wanita terhormat, dan kulihat baru kali ini melakukan
masturbasi bukan di depan suaminya tapi di depan lelaki tua berkepala
botak, yang selayaknya jadi kakeknya, dan aku tak tahu asal usul dan dari
kelas ekonomi yang berbeda dariku dan istriku.
Sejenak aku berpikir seperti itu, dan aku melihat istriku limbung dan
dengan cepat lelaki tua berkepala botak beruban itu dengan sigap memeluk
tubuh istriku yang limbung…
Kedua mata lelaki tua berkepala botak beruban itu nanar menjelajahi
gundukan payudara montok istriku yang masih terbungkus blouse ketat dan
aku semakin tertegun saat kutahu istriku hanya mengenakan BH tipisnya
sehingga kedua puting susu istriku tampak mencuat dari balik blouse ketat
nya….
“Mbbaaacchhh zzuuudaaaachhh …. Zuuuuamikuuuu naanti ke siiiniii….”desis
istriku menghiba dengan kedua mata terkatup…..
“Diaam ….. suamimu sudah tak berkutik ….sudah diurus anak buahku
….”katanya sambil mendudukkan istriku yang sudah loyo di ranjang bambu di
sebelah kirinya..
“Mbaaaah…..”istriku mendesih jari-jari tangan kanan istriku meremas
pergelangan lelaki tua berkepala botak beruban itu saat kulihat jari-jari
tangan lelaki tua yang besar-besar itu tengah mengelus-elus bergantian
kedua puting susu istriku yang mencuat dari balik blouse ketat nya.
“Zzzuudaaach mbaaaah …”istriku mendesis dan lelaki tua berkepala botak
beruban itu tak mengindahkan desisan istriku bahkan jari-jari tangan kanan
lelaki tua yang besar-besar itu malah memelintir sambil menarik-narik
puting susu sebelah kanan istriku … tidak itu saja tangan kirinya yang
memeluk istriku yang loyo itupun menyusup diantara ketiak kiri istriku dan
jari-jari tangan kiri lelaki tua yang besar-besar itu ikut pula memencet,
memelintir sambil menarik narik puting susu kiri istriku …..
“Mbaaaah .. zzudaaah mbaaaah … heeeh … oooccghh …mbaaaah …..”istriku
mendesis desis dan lelaki tua itupun sudah merasa telah menguasai istriku
dan jari-jari tangan kanan lelaki tua yang besar-besar itu dengan cepat
melepas satu per satu kancing blouse ketat istriku dan gundukan payudara
montok istriku yang seolah akan tumpah keluar dari BH tipisnyapun membuat
jakun lelaki tua berkepala botak beruban.
Dengan satu tarikan terputuslah tali BH istriku dan terkuallah kedua
payudara montok istriku dengan kedua puting susu hitam sebesar kelingking
menjulang kaku…..
“Mbaaaaaaaaaaacccghhhhh ….. “istriku mengerang saat dengan kasarnya kedua
tangan lelaki tua berkepala botak beruban itu meremas-remas kedua payudara
montok istriku dan jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu tanpa
ampun memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam
sebesar kelingking …..
Kedua tangan istriku hanya dapat memengang pergelangan tangan lelaki tua
berkepala botak beruban itu tanpa perlawanan, dimana nafsu istriku sudah
menguasai dirinya
Kedua mata istriku sayu memandang ke depan …
“Pentilmu besar, Jeng Yati ….. mbah suka pentil besar …”katanya diantara
dengusan nafas tuanya dimana mulut ompongnya melumat telinga kanan
istriku, leher istriku yang mengerang, mendesah dan mendesis merasakan
kesakitan dalam nikmat saat bersamaan kedua tangan keriput itu
meremas-remas payudara montok istriku secara kasar dan seolah tanpa
kasihan memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam
sebesar kelingking yang menegang kencang…..
Aku begitu tertegun, istriku yang selama ini aku perlakukan dengan lembut
malah mengerang dan mengkangkangkan kedua kakinya oleh ulah kasar lelaki
tua berkepala botak beruban itu…
Tanpa malu lagi jari-jari tangan kiri istriku menggosok-gosok selangkangan
nya di daerah bibir vagina nya sendiri dan bahkan dengan jari-jari tangan
kanan istriku menguik uik dan menggosok-gosok kasar kelentit nya sendiri
sehingga bilik bambu itu ramai oleh erangan istriku yang sudah tak
terkendali lagi dan
“Mbbaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaggghhhhhhhhh……ngngngngngngngng ……..”kembali
istriku mengejan keras disertai pantat bahenol istriku tersentak-sentak
tak karuan melepas derita nafsu birahinya saat mencapai orgasme kedua nya
malam itu….
Tubuh sexy istriku yang letoy lemas itu melorot bersandar di dada lelaki
tua berkepala botak beruban itu, rok klok elastis ketat di pinggul tak
lagi pada tempatnya tersingkap memamerkan selangkangan dan bulu kemaluan
yang lebat nya …. Sedangkan kedua payudara montok ber puting susu hitam
sebesar kelingking sudah terkual naik turun oleh nafas nya yang
mendengus-dengus tak beraturan….
Lelaki tua berkepala botak beruban itu rupanya cukup kuat menopang tubuh
lunglai istriku, yang biasanya tertidur sesaat setelah orgasme kedua nya
meledak, dan tangan keriput itu langsung mengerayangi selangkangan istriku

“Zzzuddaaaaaaghh mbaaaaah akuuuu caaapaaaaiiiiii ……”rintih istriku dan
lelaki tua berkepala botak beruban itu semakin mendekati selangkangan
istriku dan
“Mbaaaaaaccchhhh …… “istriku mengerang saat kulihat jari-jari tangan
lelaki tua yang besar-besar itu menggosok-gosok kelentit istriku dan
“Eeeeeeggggghhhhhhh ….”istriku melenguh saat kulihat jari telunjuk besar
lelaki tua berkepala botak beruban itu menerobos liang vagina istriku yang
sudah dibanjiri lendir vagina akibat dua kali orgasme berturut-turut…
“Aaamfffuuun mmbbaaaah … oocghh .. occgghhh … oocccgghhh … zzzz …zzzz ….
Giiilaaaaa…. Mbaaaagghhhhffffff …..mbaaggh … aaaaamfuuunnnnnzzzz gghhhh….”
Istriku mengerang-erang seperti orang kesakitan tetapi erangan itu berubah
“Mmbbaaaagggh …. Gilaaaaa …. Ennnaaaaaaccggghhhh ….zzzuuaaaamikuuuu …
gaaaak peerrnaaaagghhh …. Mbaaagghh … koook .. dikoreeeegggghhh
koreeeegghhhhzzzz …”
Kedua matakupun tertuju ke selangkangan istriku dan benar jari telunjuk
besar lelaki tua berkepala botak beruban itu tengah mengkorek-korek liang
vagina istriku seolah ada sesuatu yang tertinggal di dalam liang vagina
istriku atau tepatnya lelaki tua berkepala botak beruban itu mengetahui
liang vagina istriku sedang kegatalan….
Kini ketiga jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu telah masuk
ke liang vagina istriku yang sudah histeris keenakan, jari-jari tangan
lelaki tua yang besar-besar itu itu bukan saja mengkorek-korek liang
vagina istriku bahkan menggaruk-ngaruk liang vagina istriku sehingga
istriku mengangkat pantat bahenol nya ….
Tangan kanan istriku hanya memegang erat pergelangan tangan lelaki tua
berkepala botak beruban yang bergerak cepat, menggaruk-ngaruk liang vagina
istriku yang menggelinjang tak karuan dan selangkangan istriku menuruti
gerakan garukan lelaki tua berkepala botak beruban itu, sementara itu
kedua kaki istriku mengejang kejang kaku dan melemah dan paha padat
istriku mengapit kencang dan melemah tangan lelaki tua berkepala botak
beruban itu….
“Mbbbbbbaaaaaaaaaaaaaaaaagggghhhhh…… ngngngngngngngngngng …….”istriku
mengejan keras dan kedua kaki nya mengejang disertai pantat bahenol
istriku tersentak-sentak tak karuan saat orgasme ketiga istriku tak dapat
dibendungnya lagi…..
Aku hanya dapat berpikir kenapa istriku begitu terangsang hebat? Kenapa
istriku mau melayani lelaki tua berkepala botak beruban yang tak dikenal
istriku ? Kenapa istriku mau diperlakukan kasar? Mengapa istriku ? Mengapa
dan mengapa?
Yang jelas istriku dapat mencapai 3 kali orgasme dalam waktu kurang dari 1
jam…..
“Enak Jeng Yati ?”kata lelaki tua berkepala botak beruban itu
“Enaaghh mbaah….”desis istriku sementara pantat bahenol nya masih
tersentak-sentak kecil merasakan kenikmatan orgasme ketiganya.
“Aku suka jembut lebatmu Jeng Yati ….. apalagi ini …..”kata lelaki tua
berkepala botak beruban itu sambil meremas-remas kasar payudara montok
istriku
“Kubikin air susu Jeng Yati keluar he he …..”katanya terkekeh kekeh dan
“hap” mult ompong keriput itu melahap payudara montok kiri istriku
kemudian sambil memonyongkan mulut ompong keriputnya mengelamuti puting
susu hitam sebesar kelingking kiri istriku dan lidah panjang nya menjilati
puting susu hitam sebesar kelingking kiri istriku
“ooogghhh mbaaaaaaah aaaaiiiiir zzzuuzzuuuuukuuuuuu…….”istriku
mendengus-dengus dan “zzzzzeeerrrr” air susu istriku memancar keras ke
lantai… belum istriku tersadar kembali … Lelaki tua berkepala botak
beruban itu sudah mencaplok payudara montok kanan istriku dan menjilati
puting susu hitam sebesar kelingking kanan istriku dan “zzzeeerr” kini
kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku memancarkan air susu
dengan keras nya……
Aku tertegun saat lelaki tua berambut gondrong, yang tadi membimbingku di
bilik kamar tempatku mengintip, sudah masuk ke bilik dimana istriku yang
masih terbengong melihat kedua puting susu hitam sebesar kelingking
memancarkan air susunya secara deras, memasuki kamar itu….
“Jeng Yati mulai detik ini … Jeng Yati akan merasakan gatal minta diisap
puting susu mu sama lelaki selain suamimu… he he …..”katanya terkekeh dan
langsung melahap payudara montok kanan istriku dan lelaki tua berkepala
botak beruban itupun tak kalah gesit melahap payudara montok kiri istriku
……
Kini kulihat seperti dua orang bayi kehausan kedua lelaki tua itu
menghisap dan mengempot kedua payudara montok istriku sementara itu
istriku hanya dapat memegang erat kedua kepala lelaki tua itu karena
merasakan kegatalan yang amat sangat di kedua puting susu hitam sebesar
kelingking nya oleh hisapan dan sedotan kedua lelaki tua itu….
Belum hilang bingungku, kulihat tangan kedua lelaki tua itu mengerayangi
selangkangan istriku dan
“Ooooooggghhhhhhh …..”istriku melenguh panjang dengan kedua mata tertutup
dan menengadahkan kepalanya saat jari telunjuk besar kedua lelaki tua itu
menusuk dan masuk ke liang vagina istriku .
Pemandangan yang mencengangkan kulihat jari telunjuk besar kedua lelaki
tua itu berebut dengan ganasnya menusuk, mengkorek-korek dan mengocok
liang vagina istriku sambil dengan kasar menghisap dan mengempot kedua
payudara montok istriku …. Menggigit gigit kedua puting susu hitam sebesar
kelingking istriku …..
Tubuh istriku limbung, nafas istriku mendengus-dengus seperti banteng yang
terluka, blouse ketat nya basah oleh keringatnya ….kedua kaki istriku
mengejang kencang ….. pantat bahenol bergoyang tak karuan oleh kedua jari
telunjuk besar kedua lelaki tua yang berebut tempat mengocok,
menggaruk-ngaruk, mengkorek-korek liang vagina istriku dengan ganas dan
begitu kasarnya….
“Mmmmbbbaaaaaaaaaaaaaaaccchhhhhhh ngngngngngng ……..”istriku mengerang
keras dan mengejan …..tubuhnya bergetar hebat, pantat bahenol istriku
tersentak-sentak tak karuan dan kedua kakinya mengejang kaku tangannya
menekan keras kepala kedua lelaki tua itu ke kedua payudara montok nya
saat orgasme ke empatnya malam itu meledak dan serasa oleh menghancurkan
dan meloloskan tulang-tulangnya….. sehingga tubuh istriku yang mengejang
kuat kemudian melemah dan lemas sampai kepalanya tertunduk lemah ke depan
dan limbung sementara itu kedua lelaki tua itu terus menghisap dan
menyedot kedua payudara montok istriku sampai air susu istriku habis dan
melepas tubuh istriku yang langsung terbanting ke ranjang bambu itu dengan
blouse ketat yang tak terkancing dan rok klok elastis ketat di pinggul
yang tersingkap sehingga selangkangan nya yang ditumbuhi bulu kemaluan
yang lebat terpampang di depan lelaki tua yang sudah berdiri melepas
celana pendek komprangnya……
Mataku seakan terlepas melihat kedua batang kemaluan seperti botol sprite
tengah tegak berdiri minta direndam dan di lemaskan di dalam liang vagina
istriku yang basah kuyup oleh lendir vagina nya …..
Lelaki tua berambut gondrong itu memegang kedua pergelangan kedua kaki
istriku dan kemudian menarik kedua kaki istriku sehingga pantat bahenol
istriku tepat di pinggir ranjang bambu itu kemudian lelaki tua berambut
gondrong itu mengangkat dan mendorong kedua pergelangan kaki istriku
sehingga kedua kaki istriku dengan paha padat nya terkangkang lebar dan
selangkangan istriku tepat di pinggir ranjang bambu itu…. Tampak bibir
vagina istriku telah terbuka yang sudah basah oleh lendir vagina istriku
dan liang vagina istriku berwarna pink tampak terbuka …..
Lelaki tua berambut gondrong itu pun mendekatkan kepala jamur nya yang
besar itu ke arah liang vagina istriku dan
“Mbaaaaagghhhhhhhhh….”istriku melenguh saat kepala jamur itu menempel dan
langsung berusaha menjejali liang vagina istriku dan tubuh lelaki tua
berambut gondrong itu kini sudah diantara kedua paha padat istriku dan
begitu lelaki tua berambut gondrong itu membuka lebar bibir vagina istriku
dengan jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu dan tangannya
memebgang batang kemaluan seperti botol sprite nya … maka kedua kaki
istriku pun terlepas dan terkulai di lantai…..
Rupanya lelaki tua berkepala botak beruban itu tahu maksud boss nya dan
dia menaiki ranjang bambu itu dengan kedua lututnya dan mengkangkangi
tubuh istriku berhadapan dengan boss nya sehingga pantat kerempeng lelaki
tua berkepala botak beruban berada tepat di wajah letoy istriku ….
Sementara itu, kedua tangan istriku ditekan oleh kedua betis lelaki tua
berkepala botak beruban , sehingga praktis istriku tak dapat bergerak ….
Lelaki tua berkepala botak beruban itu menarik kedua lipatan lutut istriku
sehingga kedua kaki istriku terkangkang lebar dan selangkangan istriku
yang ber bulu kemaluan yang lebat itu terpampang dan dengan mudahnya
lelaki tua berambut gondrong itu dengan mudah membuka lebar bibir vagina
istriku sehingga liang vagina istriku berwarna pink itu ikut terkuak lebar
yang selanjutnya kepala jamur besar lelaki tua berambut gondrong itu
menempel di pinggiran liang vagina istriku …..
“setelah kamu rasakan kontolku……kau jadi perempuan gatal Jeng Yati ….tak
puas dengan suamimu ….. Jeng Yati ingin kontol kontol lain selain suamimu
ha ha……”
“Jangaaaan mbaaaah ……”isak istriku saat lelaki tua berambut gondrong itu
berkata, mungkin istriku berpikir tak mau jadi istri gatal yang selalu
ingin dijejali batang kemaluan selain batang kemaluan ku
“Suaaamikuuuuu …..”
“hehe he ….. suamimu akan takluk padamu Jeng Yati he he ….” Katanya dan
“Mbaaaaaaaaaaggggghhhhhh ………”istriku melenguh panjang saat lelaki tua
berambut gondrong itu menekan hingga masuk kepala jamur nya ke liang
vagina istriku dan begitu lelaki tua berambut gondrong itu melepas kuakan
bibir vagina istriku maka tampak bibir vagina istriku menggelembung oleh
desakan kepala jamur lelaki tua berambut gondrong itu….
Saat itu, aku tak dapat berpikir bagaimana nanti bentuk bibir vagina
istriku jika batang kemaluan seperti botol sprite lelaki tua berambut
gondrong itu menjejali liang vagina istriku …..
“Ngngngngngngngnghhhhhhhhhhhhzzzz……. Amfuuuuuuuuuuuunn………”rintih istriku
keras saat lelaki tua berambut gondrong itu menekan batang kemaluan
seperti botol sprite nya menjejali liang vagina istriku dan bukan lagi
menggelembung ….. bibir vagina istriku tampak terikut masuk ke dalam oleh
jejalan batang kemaluan seperti botol sprite lelaki tua berambut gondrong
itu…..
“Aaaamfuuuuuuuuuuuun ….. mmmmmmbaaaaaaaaaccccccchhhhhhhhzzzzz …..
zzzzzaakiiiiiiit ….mbbaaaaaaaaaaagghhhh ….” Istriku mengerang kesakitan
Tapi tampaknya lelaki tua berambut gondrong itu tak memperhatikan erangan
istriku yang lunglai dan tubuhnya tak dapat bergerak karena kedua tangan
nya ditekan betis lelaki tua berkepala botak beruban dan kedua lipatan
lutut istriku dipegang erat oleh lelaki tua berkepala botak beruban ….
“Aaamfuuuuun mbaaagghhh ….. zzzzzudddaaaaagghhh …..”istriku mengerang dan
tanpa sadar istriku yang hanya dapat menggerakkan kepalanya ….. mengangkat
kepalanya dan tanpa sengaja wajah istriku pun langsung menempel ke
selangkangan lelaki tua berkepala botak beruban itu dan kesempatan itu tak
disia siakan oleh lelaki tua berkepala botak beruban itu untuk menurunkan
pantatnya dan kini lelaki tua berkepala botak beruban itu menggosok-gosok
lubang anus dan buah pelirnya ke wajah istriku ..
Lelaki tua berambut gondrong itu pun mendesakkan semakin dalam batang
kemaluan seperti botol sprite nya ke liang vagina istriku sehingga bibir
vagina istriku semakin terikut masuk melipat ke dalam liang vagina istriku
….
“mmmbbbbbbb … bbbb … bbb….. bbbb … “kini suara istriku berubah oleh
desakan batang kemaluan seperti botol sprite lelaki tua berambut gondrong
itu menjejali liang vagina nya sementara itu mulutnya tertekan oleh buah
pelir dan hidungnya mengelus-elus lubang anus lelaki tua berkepala botak
beruban ….
Baru setengah masuk dan mungkin karena sesak lelaki tua berambut gondrong
itu menarik keluar batang kemaluan seperti botol sprite nya keluar sampai
hanya kepala jamur nya yang tertinggal di liang vagina istriku dan lelaki
tua berambut gondrong itu memajumundurkan batang kemaluan seperti botol
sprite nya ..
“MMbbb mmmbbbb ….” semakin gencar desisan istriku yang tertutup buah pelir
lelaki tua berkepala botak beruban itu saat lelaki tua dengan cepatnya
memajumundurkan batang kemaluan seperti botol sprite yang hanya separuh
masuk di liang vagina istriku dan aku baru teringat kalau istriku paling
suka batang kemaluan ku separuh jalan mengocok liang vagina nya karena
kata istriku G spot nya bergesekan dengan kepala jamur dan batang kemaluan
ku…
Terngiang desisan istriku saat G spotnya tergelitik dan hanya beberapa
menit biasanya istriku orgasme …..
Sedangkan kini, liang vagina istriku tengah dijejali batang kemaluan
seperti botol sprite yang ber kepala jamur lebih besar dari punyaku …. Aku
tak bisa merasakan bagaimana nafsu istriku melambung tinggi oleh gesekan
antara kepala jamur dan batang kemaluan seperti botol sprite lelaki tua
karena pasti gesekan itu semakin kuat ke G Spot istriku karena topi baja
dan batang kemaluan lebih besar dari punyaku….
Belum sempat aku berpikir lebih lanjut
“Mmmmmmmmmbbbbbbbzzzzzzzz…….”istriku mendesis dan “croook crook…” kudengar
lendir vagina istriku semakin banyak karena orgasme ke limanya…..
“Aaaaammmppppzzzzzz……..”istriku mengerang-erang saat lelaki tua berambut
gondrong menekan kuat menjejalkan liang vagina istriku sampai seluruhnya
masuk sehingga bibir vagina istriku pu terikut masuk dan mulut istriku
juga sudah dijejali buah pelir lelaki tua berkepala botak beruban itu…
Aku hanya bisa melihat bagaimana bibir vagina istriku terlipat lipat
keluar masuk saat batang kemaluan seperti botol sprite lelaki tua berambut
gondrong keluar masuk mengaduk aduk di semua dinding liang vagina istriku
yang terbuka maksimal karena besarnya batang kemaluan seperti botol sprite
lelaki tua berambut gondrong itu….
Sehingga tampak dari tempatku mengintip bagaimana kedua lelaki tua itu
mengejai istriku yang berkelejot setidaknya istriku dua kali lagi mencapai
orgasmenya…. Sampai akhirnya lelaki tua berambut gondrong itu menghujam
dalam dan pantatnya tersentak menekan nekan semakin dalam ke liang vagina
istriku saat air maninya menyembur di dalam liang vagina istriku sehingga
berbunyi “prreeeeet preeet” saat sebagian air maninya berbalik keluar
diantara sela sela liang vagina istriku dan desakan batang kemaluan
seperti botol sprite nya di liang vagina istriku …..
Entah berapa kali istriku orgasme kembali, saat mereka bertukar tempat,
dimana lelaki tua berkepala botak beruban kini tengah menyetubuhi istriku
tak kalah brutalnya….. sehingga tampak bagaimana istriku yang dalam posisi
tertelentang dengan kedua lipatan lututnya ditarik ke atas sehingga seolah
istriku sedang jongkok, dan selangkangan tepat di pinggir ranjang bambu
sehingga kedua lelaki tua itu dengan mudah menjejalkan dan mengobok-obok
setiap senti liang vagina dan dinding rahin istriku yang terus
mengerang-erang dan mendesis-desis disertai nafsu istriku yang tak
terkontrol seperti seorang pelacur jalanan dengan kata-kata kotor yang tak
pantas disebutkan oleh wanita terhormat.
Mulut istriku hanya mendesis-desis saat buah pelir dan yangmengherankanku,
kedua lelaki tua itulah yang merasakan dan memerawani mulut istriku yang
disumpal buah pelir dan batang kemaluan seperti botol sprite, karena
selama ini istriku menolak mengulum batang kemaluan dan buah pelir ku.
Nafas istriku terdengar mendengus-dengus seperti sehabis berlari kencang
sehingga gundukan payudara montok istriku naik turun disertai keringat
yang membasahi tubuh setengah telanjang istriku.
Aku begitu nelongso melihat bagaimana istriku, seolah seorang pelacur
jalanan, atau seorang gundik mengabdi pada tuannya atau seperti seorang
budak nafsu yang harus melayani tuannya dengan baik tanpa pamrih, melayani
dengan baik kedua lelaki tua itu , menggilir tubuh istriku untuk
melepaskan nafsu syahwatnya yang membuatku akhirnya tak sadarkan diri…
mungkin juga istriku yang digilir oleh kedua lelaki tua itu bergantian
sepanjang malam hingga pagi …..
Aku terbangun dan aku kaget saat kudapati aku dan istriku sudah berada di
mobil….. aku tak habis pikir saat aku melihat sekeliling karena
kendaraanku di pinggir jalan dimana hanya sawah dan pepohonan rimbun di
sekelilingnya dan tak ada warung seperti tadi malam…..
Benarkah kejadian yang kulihat? Aku dapat menjawab saat aku mendekati
istriku … bau air mani laki-laki begitu menyengat dan tampak satu kancing
blouse ketat istriku tak terkancing dan blouse ketat nya hampir tak dapat
menampung kedua payudara istriku semakin montok itu dan kedua puting susu
hitam sebesar kelingking mencuat dari blouse ketat nya karena istriku tak
mengenakan BH tipisnya….
Dengan hati-hati aku menyingkap rok klok elastis ketat di pinggul istriku
dan kutemui selangkangan istriku yang ku tahu ber bulu kemaluan yang lebat
itu kini telah gundul bersih dan tmapak kelentit dan bibir vagina istriku
terpampang yang membuat batang kemaluan tegang….
Akupun menghidupkan mesin dan meninggalkan tempat itu…..
Aku terus bertanya? Benarkah? Istriku juga tak menceritakan malam itu…..
Hanya istriku menjadi genit dan agak seronok dalam berpakaian dimana dia
membeli lebih banyak blouse ketat yang menonjolkan kedua payudara montok
nya dan rok klok elastis ketat di pinggul atau rok span elastis atau
celana panjang ketat yang membuat pantat bahenol nya tercetak jelas…..
Aku tak mengerti ….. hanya di ranjang istriku semakin ganas …. Dan
terlihat dia mulai tak puas denganku…..yang paling banter hanya 2 – 3 kali
orgasme yang dialaminya saat bersetubuh denganku….
Pertanyaan dan demi pertanyaan selalu menghantuiku…. Benarkah kejadian
malam itu?
Hanya sebuah kabut yang menutupi pemandangan indah…
###########################

Pemuas

Aku bangun membuka mataku melihat disekitarku Ulfsaar sedang mempersiapkan sesuatu, aku bangun dari ranjang sambil mengucek-ngucek mata.
“eh, kamu udah bangun, gimana enak gak tidurnya”.
“enak banget, ngomong-ngomong kamu lagi ngapain sih?”.
“oh, aku lagi buatin makanan buat kamu, kan kasihan kamu belum makan”.
“wah, kebetulan, aku laper banget”. Kemudian Ulfsaar menaruh makanan di depanku, aku langsung mengambil dan menyantapnya karena aku sangat lapar, sementara Ulfsaar membuatkan minuman. Tak kusangka ternyata makanan suku Baro ini sangat enak karena rasanya sangat pas di lidahku, maka dari itu aku lebih lahap memakan makanan itu sambil meminum minuman yang telah disediakan Ulfsaar.
“wah, gak nyangka ya, kamu cantik tapi makannya ganas juga”.
“abisnya, aku laper banget sih”.
“hehe,,yaudah makan yang banyak, biar kamu nanti gak lemes”.“ok, tenang aja”, lalu aku mulai makan lagi sampai benar tidak ada sisa di piring yang terbuat dari tanah liat itu. Aku mengelap mulutku dengan punggung tanganku dan minumannya juga kuhabiskan.
“woah, enak banget”.
“bagus, sekarang kita keluar, kepala suku Utha dan yang lain udah gak sabar pengen nyobain pantat kamu”. Kemudian, aku dan Ulfsaar keluar dari tenda dan semua orang langsung menengok ke arah kami setelah itu mereka semua membungkukkan badan mereka karena aku dianggap dewi oleh mereka. Aku jadi merasa tidak enak disembah seperti ini, tapi aku tidak bisa menyuruh mereka untuk bangun karena aku tidak bisa bahasa mereka. Kami berdua berjalan menuju panggung yang menjadi tempat persetubuhanku sebelumnya, sambil berjalan aku berpikir apa nanti anusku tidak luka karena penis mereka besar-besar, karena memikirkan itu aku jadi agak takut, tapi aku tetap maju karena birahiku sudah memuncak akibat memikirkan bagaimana tubuhku akan dinikmati oleh mereka.

Akhirnya aku sampai di depan Utha, setelah itu Utha dan Ulfsaar berbicara.
“zanunari kokuandekan?”.
“cahiramunto susuna uja daluar”. Lalu, Utha berbicara kepada 2 pengawal yang ada di sampingnya, sementara aku bertanya kepada Ulfsaar.
“tadi kalian ngomong apa sih?”.
“tadi kepala suku Utha nanya, apa kamu udah bisa ngeluarin susu, aku bilang udah”.
“oohh, gitu, terus kapan mulainya?”.
“ya abis kamu tunjukkin pantatmu ke semua orang”.
“ooh gitu”.
“nah sekarang, kamu agak bungkuk”. Lalu, aku membungkukkan badanku dan membelakangi para penonton sehingga pantat dan vaginaku yang menggugah selera terpampang jelas di hadapan para suku Baro yang berkumpul di depan panggung. Kemudian, Utha berdiri di sampingku.
“purahota oranku wukan”. Aku bertanya kepada Ulfsaar yang ada di depanku.
“tadi, kepala suku ngomong apa?”.
“sekarang, dia mau ngorek-ngorek vagina ‘n pantat kamu di depan rakyat”.
“waw, asik”.
“kamu suka kalau ditonton orang banyak ya?”.
“iya, aku suka banget”.

“yaudah, siap-siap ya”. Utha mendekatiku dari samping, dia langsung memainkan jarinya di sekitar bibir vaginaku sedangkan aku berpegangan pada Ulfsaar yang ada di depanku. Utha memasukkan 1 jarinya yang lumayan besar itu ke dalam lubang vaginaku, aku menggelinjang keenakan, lalu Utha mulai menggerakkan jarinya keluar masuk vaginaku, tentu saja aku merasa nikmat. Tapi, belum selesai aku menikmati, Utha memasukkan 2 jarinya lagi ke dalam vaginaku sehingga 3 jarinya yang besar itu berada di dalam vaginaku sehingga vaginaku benar-benar terasa penuh. Rasanya menjadi lebih nikmat daripada sebelumnya, aku hanya bisa mendesah pelan merasakan nikmat yang mendera tubuhku, dia terus mengorek-ngorek vaginaku tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. 5 menit kemudian, aku mengalami orgasme dan cairanku langsung mengalir deras membasahi 3 jari Utha yang ada di dalam vaginaku, setelah jarinya berlumur cairanku, Utha memasukkan 1 jarinya ke dalam anusku, rupanya untuk melumasi anusku agar nanti tidak perih.

Setelah melumasi anusku, Utha mengeluarkan jarinya dari anusku, sementara aku melihat ke atas untuk menatap mata Ulfsaar dan melemparkan senyumku yang indah padanya. Ulfsaar membalas dengan tersenyum juga, lalu aku disuruh berdiri oleh Ulfsaar dan menghadap ke arah penonton, para suku Baro langsung bertepuk tangan. Tubuh putih mulusku terpampang jelas di depan suku Baro yang berkulit hitam itu, Utha tiba-tiba langsung melumat bibir mungilku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku yang kubalas dengan memainkan lidahku juga sehingga lidah kami saling membelit satu sama lain. Setelah itu, Utha melepaskan ciumannya sehingga aku bisa mengambil nafas, lalu Utha menurunkan ciumannya ke leher jenjangku dan menciumi setiap senti leherku yang membuatku kegelian. Akhirnya ciuman Ulfsaar sampai ke payudaraku, dia menjilati seluruh bagian payudaraku kecuali putingku, tapi setelah seluruh bagian payudaraku dijilati olehnya, Utha langsung mengulum putingku, ketika dia menyedot puting kananku tiba-tiba terasa ada yang mengalir dari payudaraku.

Aku tidak tau yang apa yang disedot Utha dari payudaraku, tapi akhirnya aku tau setelah Utha berganti menghisap puting kiriku, aku bisa melihat cairan putih keluar dari putingku ternyata itu adalah susuku, aku memoles puting kananku dengan jariku sehingga susuku ada di jariku, aku langsung menjilati dan mengulum jariku sendiri yang berlumur susuku sementara Utha masih sibuk menghisap susu yang keluar dari puting kanan dan kiriku secara bergantian. Tak kusangka, begitu aku mencicipi susu yang keluar dari putingku itu rasanya manis seperti susu yang sudah diberi gula sehingga aku jadi ketagihan dengan rasa susuku sendiri yang sangat manis itu, pantas saja Utha menghisap susuku seperti orang yang kehausan. Setelah puas meminum susuku, Utha melepaskan hisapannya terhadap putingku dan langsung menjilati vaginaku, dia telusuri daerah selangkanganku, bibir vaginaku, dan ketika lidahnya menyentuh klitorisku, tubuhku langsung menggelinjang karena terasa geli sekaligus nikmat, sementara aku meremas-remas payudaraku sehingga susu memancar keluar dari kedua putingku.

Utha tetap menyentil-nyentil klitorisku dengan lidahnya itu yang panjang dan kasar itu, akhirnya 5 menit kemudian tubuhku menggelinjang yang menandakan aku akan orgasme, seperti biasa cairan vaginaku yang manis itu langsung diseruput oleh Utha. Rupanya, Utha ingin segera menanamkan penisnya di dalam anusku karena dia langsung bergerak ke belakangku dan langsung menuntun penisnya sendiri ke lubang anusku, setelah sudah tepat berada di depanku, Utha langsung memasukkan penis besarnya ke dalam lubang anusku.
“aahh,,, aaauuuwwcc!!”, teriakku pelan ketika perlahan demi perlahan penis besarnya menyeruak masuk ke dalam lubang anusku yang sempit, urat-urat yang ada di batang penis Utha bergesekan dengan dinding lubang anusku sehingga yang tadinya sakit menjadi nikmat. Akhirnya, penis besar milik Utha amblas tertelan oleh lubang anusku, Utha tidak bergerak mungkin supaya aku terbiasa dulu.

Setelah aku terbiasa, Utha langsung menggerakkan penisnya keluar masuk pantatku secara perlahan.
“aahhh,,,emmmhhh,,,uuuhhhh!!”, desahku ketika penisnya bergerak keluar masuk lubang anusku yang sangat sempit. Lama-lama Utha menaikkan frekuensi kecepatan genjotannya terhadap lubang anusku sehingga aku jadi tambah merasa nikmat, aku terus dipompa dari belakang sehingga wajahku menghadap para suku Baro yang menonton persetubuhanku dengan kepala suku mereka. Dalam kenikmatan, aku masih bisa melihat para suku Baro dengan raut wajah penuh nafsu apalagi para lelakinya, mereka benar-benar terlihat sudah tidak sabar ingin segera menikmati tubuh putihku. Sambil menggenjotku, Utha meremas-remas kedua buah payudaraku sehingga susuku memancar keluar dari putingku ke arah para penonton membasahi wajah mereka, tapi mereka malah membiarkan wajah mereka penuh dengan susuku. Aku merasakan lubang anusku melebar karena penis Utha yang terus bergerak keluar masuk berukuran besar.

15 menit kemudian, aku mengalami orgasme yang kedua sedangkan Utha sama sekali tidak terlihat akan orgasme. Tiba-tiba sambil terus menggenjotku, Utha berkata sesuatu kepada Ulfsaar yang ada di sampingnya.
“dekvagona u entat”.
“daiz”. Lalu Ulfsaar berjalan ke depanku, sementara Utha menghentikan genjotannya, setelah Ulfsaar berada di depanku.
“tadi, kepala suku Utha bilang apa?”.
“aku disuruh masukkin penisku ke vagina kamu”.
“jadi aku dimasukkin 2 penis gede sekaligus?”.
“iya,”.
“yaudah, masukkin aja”. Entah bagaimana caranya, penis Ulfsaar bisa masuk ke dalam vaginaku dan penis Utha masih tertanam di anusku padahal kami dalam posisi berdiri. Sekarang tubuh putihku dihimpit 2 pria berkulit hitam, tubuhku bagaikan kapas yang berada di tengah-tengah 2 roti gosong, lalu Utha mulai menggerakkan penisnya keluar masuk anusku sementara penis Ulfsaar keluar masuk vaginaku dengan irama yang berbeda jadi ketika Utha sedang menarik penisnya keluar dari anusku, Ulfsaar menggerakkan penisnya masuk ke dalam vaginaku, begitu juga sebaliknya.

Karena itu, sensasi yang timbul menjadi lebih nikmat sehingga dalam waktu 10 menit aku sudah orgasme yang ketiga kalinya. Bunyi kecipak air terdengar setiap kali Ulfsaar memompa penisnya karena cairan vaginaku tertahan oleh penis Ulfsaar yang mengisi vaginaku. Tentu saja sambil menggenjot vaginaku, Ulfsaar melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam rongga mulutku sementara Utha memelintir kedua putingku, tapi aku hanya bisa terdiam karena bibirku sedang dilumat oleh Ulfsaar sehingga aku tidak bisa mengeluarkan suara. Selama 57 menit, mereka terus menggenjot tubuhku tanpa henti dan tanpa berganti posisi, meskipun aku sudah berkali-kali orgasme tapi tubuhku tidak merasa lemas karena aku sudah minum obat kuat untuk wanita. Tak lama kemudian, akhirnya aku merasakan penis mereka berdenyut-denyut di dalam 2 lubangku, setelah beberapa detik kemudian mereka berdua menyemprotkan benih mereka ke dalam lubang anus dan vaginaku secara bersamaan sehingga 2 lub
angku itu terasa sangat hangat dipenuhi sperma mereka.

Lalu mereka mencabut keluar penis mereka dari lubang anus dan vaginaku, tanpa disuruh lagi aku langsung berjongkok dan menarik kedua penis itu ke samping kanan dan kiri dari wajahku. Aku melakukan ‘cleaning service’ ke 2 penis itu hingga benar-benar bersih, rasa sperma mereka memang benar-benar lebih gurih dari sperma yang pernah aku rasakan selama ini. Setelah bersih, Utha menghadap ke arah penonton.
“zukareng, zewec ina bedas kaliun antot”. Tanpa aku tanya lagi, Ulfsaar langsung menerjemahkan apa yang dikatakan Utha.
“Rasti, kepala suku Utha bilang sekarang tubuh kamu milik suku Baro jadi siapapun rakyat suku Baro boleh nyetubuhin kamu”.
“ooohhh, pantes aja yang laki-laki keliatan seneng”.
“ya iyalah, para pria suku Baro kan jarang bisa nyetubuhin cewek cantik dan seksi kayak kamu”.
“aahh, bisa aja,, aku jadi malu”.
“yuk sini, kamu disetubuhinnya di bawah aja, takut panggungnya nanti rubuh”.
“ok deh”, lalu Ulfsaar menggandeng tanganku dan menuntunku turun panggung sementara Utha kembali masuk ke dalam tendanya.

“nah, sekarang, kamu sendiri ya, soalnya aku mau siapin segala sesuatu buat perang ngelawan suku Kupo besok dengan kepala suku”.
“ok, tapi sebelumnya bilang dulu ke mereka, jangan main kasar”.
“puru rokyut sikeluan, dowi todak mae maun kesur, joda jungan maun kesur yi”.
“daiz”, jawab mereka serentak.
“aku udah bilang ke mereka, jadi kamu tenang aja”.
“makasih ya”, seraya mengecup pipinya.
“aku tinggal ya”. Lalu Ulfsaar pergi meninggalkanku, setelah itu tanpa aba-aba para kaum lelaki langsung mengerumuni tubuh putih mulusku dan berebut untuk meremas-remas semua bagian tubuhku yang bisa diremas. Tubuhku sudah seperti kapas putih yang terombang-ambing di samudra hitam karena jika setelah salah satu dari mereka sudah menyemprotkan sperma mereka baik ke dalam lubang anus, mulut, maupun vaginaku, tubuhku langsung dioper ke temannya yang lain sehingga aku sampai tidak tau lagi siapa yang sedang menggenjot mulut, anus, dan vaginaku karena tubuhku dioper kesana kemari.

Entah sudah berapa penis yang memasuki tubuhku, entah berapa lelaki yang telah berejakulasi dan menyemburkan spermanya ke dalam tubuhku. Tubuhku memang benar-benar menjadi sarana pelampiasan suku Baro, tapi meskipun begitu seluruh tubuhku tidak belepotan sperma karena mereka semua menyemburkan sperma mereka ke dalam tubuhku dan karena mulut, anus, dan vaginaku sudah ‘diperawani’ oleh kepala suku mereka jadi mereka bebas menyemprotkan sperma mereka ke 3 lubangku sesuai keinginan mereka masing-masing. Mungkin sudah 10 jam tubuhku dibuai kenikmatan dan dilanda orgasme yang tidak ada hentinya, akhirnya mereka semua sudah tidak bertenaga lagi, tapi aku masih bertenaga karena obat yang kuminum. Selanjutnya, dengan bahasa isyarat mereka menyuruhku untuk bertumpu dengan kedua lutut dan kedua tanganku, lalu ada 2 orang wanita yang mendekat ke arahku. Satunya memegang 2 buah kursi kecil dan satunya lagi 2 buah ember kecil yang kosong, wanita itu menaruh 2 ember tadi tepat di bawah kedua buah payudaraku yang menggelantung dengan indah. Setelah itu salah satu wanita itu meremas-remas payudara kananku sehingga susu memancar keluar dari puting kananku langsung ke ember yang ada di bawah payudara kananku, dan wanita satunya lagi melakukan hal yang sama terhadap payudara kiriku. Tak lama kemudian, kedua ember itu sudah penuh dengan susu yang keluar dari putingku, aku berpikir kalau ini sudah selesai karena kedua wanita itu bangkit sambil masing-masing membawa satu ember yang penuh dengan susu cap Rasti. Tapi, ternyata ada 2 wanita lagi yang datang dan melakukan hal yang sama, dan seterusnya.
“kenapa susu gue gak abis-abis ya, apa gara-gara ramuan si Ulfsaar?”, pikirku dalam hati. Tapi, aku tidak terlalu memikirkannya karena remasan-remasan itu membuatku mencapai orgasme yang ke sekian kalinya, dalam keadaan masih ‘diperah’, aku melihat seorang wanita yang telah memeras susuku, menuang ember susunya ke dalam sebuah gelas dari tanah liat dan dia memberikannya kepada seorang lelaki dan anak kecil yg mana mereka adalah keluarga

Akhirnya aku mengerti perananku dalam suku Baro, aku tidak hanya dewi kesuburan yang menjadi tempat pelampiasan nafsu mereka, tapi aku juga dijadikan ’sapi perah’ bagi mereka. Rupanya, mereka memerah susuku bukan hanya untuk manusia saja tapi mereka juga memeras susuku untuk hewan peliharaan. Tapi aku tidak peduli karena meskipun tanpa penis laki-laki, aku bisa mencapai orgasme karena para wanita itu selain meremas-remas payudaraku kadang-kadang mereka juga memainkan putingku. Akhirnya dalam waktu 2 jam aku selesai ‘diperah’, dan karena efek obat kuatku sudah habis, aku merasa rasa kantuk yang teramat sangat sehingga aku tidak tahan lagi dan menutup mataku. Aku bangun dan menyadari aku berada di tempat yang sudah tidak asing lagi yaitu rumah Ulfsaar.
“Rasti, kamu udah bangun? Gimana, enak gak tidurnya?”.
“enak banget, badanku jadi seger banget”.

“Ulfsaar, kok badanku gak dibersihin sih?”.
“soalnya…”.
“kenapa, oohh aku tau, kamu belum puas kan nyetubuhin aku?”.
“kok kamu tau?”.
“kan insting sex aku kuat”.
“bisa aja kamu”.
“yaudah, sini, Ulfsaar sayang”, kataku seraya menggerakkan tanganku untuk memanggilnya. Dia mendekati tubuh putihku yang terbaring di sebuah tikar, sebelum dia menyodorkan penisnya.
“Ulfsaar, sekarang udah malem apa udah mau pagi sih?”.
“masih malem kok, emang kenapa?”.
“gak kok, nanya doang”, balasku sambil memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Aku permainkan batang kejantanannya di dalam mulutku dengan lidahku, kutelusuri setiap milimeter penisnya dengan lidahku, aku yakin tidak ada bagian penisnya yang lolos dari jilatanku. Setelah 10 menit.
“Rasti, kayaknya aku udah gak tahan pengen nusuk kamu”.
“yaudah tusuk aja”, balasku sambil melebarkan kakiku.
“hmm, masih ada sperma di vagina kamu”.
“kan kalau aku cuci sekarang, vaginaku juga bakal kotor lagi ama sperma kamu”.
“hehe,, lagian kamu punya badan udah kayak bener-bener dewi”.

“udah ah, ayo dong, aku udah gak tahan nih pengen di tusuk”, balasku. Ulfsaar langsung menancapkan penis besarnya ke dalam vaginaku sehingga aku sedikit berteriak karena agak sakit, tapi aku malah suka dan karena mulutku juga belepotan dengan sperma yang sudah mengering maka Ulfsaar tidak melumat bibirku sehingga aku bisa mengeluarkan suara desahan dan erangan sesukaku. Ulfsaar mengangkat kakiku dan mendorongnya hingga kedua kakiku berada di samping kanan dan kiri kepalaku. Dalam posisi seperti ini, aku merasakan penis besar milik Ulfsaar lebih masuk ke dalam vaginaku sehingga rasanya menjadi sangat nikmat, rupanya Ulfsaar sudah sangat gemas terhadapku karena dia menggenjot vaginaku tanpa ampun dan tanpa memperdulikanku. Kemudian, dia mencabut penisnya dari vaginaku dan memasukkannya ke dalam anusku, sepertinya dia ingin mencoba 2 lubangku sekaligus.
2 lubangku digenjot oleh Ulfsaar secara bergantian dengan posisi ini selama kurang lebih 15 menit.
“Ulfsaaarr,,,ganti posisi dong,,,pegel nih”.
“ok,,ok,, maaf”. Kemudian, dia melepaskan kakiku dan kini dia yang berbaring di bawah sedangkan aku diatas sehingga sekarang aku yang memegang kendali, aku bisa mengatur iramanya sesuai keinginanku. Kadang-kadang aku bungkukkan tubuhku ke depan agar Ulfsaar bisa menyedot susu dari putingku, dan kadang-kadang aku memutar badanku 360 derajat agar penis Ulfsaar terasa terpelintir di dalam vaginaku yang tentu saja membuat sang pemilik penis jadi mengerang keenakan dan juga Ulfsaar mencabut penisnya lalu menancapkannya ke dalam anusku, begitu juga sebaliknya, dia melakukan itu setiap 3 menit sekali. Tubuhku terus digarap oleh Ulfsaar, sampai akhirnya 30 menit kemudian, Ulfsaar menyemprotkan spermanya di dalam vaginaku. Setelah selesai, Ulfsaar menarik tubuhku ke arahnya agar dia bisa melumat putingku dan menghisap susuku.

“Rasti, kamu mau mandi gak?”.
“mau dong, badanku udah gatel-gatel nih”.
“yaudah, ke sungai sana”.
“aahh,, takut,, temenin aku dong”, balasku dengan nada manja.
“dasar,,, manja,,,”, balasnya sambil mencubit puting kiriku. Kemudian, kami berdua pergi keluar rumah Ulfsaar dan aku melihat suku Baro ada yang sedang makan dan juga ada yang sedang minum susu, tentu saja susu yang mereka minum adalah susuku. Aku berjalan diantara mereka, ada yang menepuk pantatku, ada juga yang mencubit pahaku. Tak lama kemudian, kami sudah sampai di sungai.
“yaudah, mandi sana”.
“aahh,,,mandiin dong”.
“iya, iya, aku mandiin”.
“nah, itu baru Ulfsaar sayangku”. Kemudian, dia memandikanku sambil meraba-rabai tubuh putihku, dia membersihkan noda-noda sperma kering yang ada di mulut, anus, dan vaginaku dengan cara menggosok-gosokkan tangannya.
“Ulfsaar sayang, sekalian dong dalemnya dibersihin”.
“ok, putri cantik”. Kemudian dia memasukkan 2 jari tangan kanannya ke dalam anusku dan 2 jari tangan kirinya ke dalam vaginaku yang membawaku mencapai orgasme dalam waktu 12 menit.

“ayo, Ulfsaar sayang, sekarang sabunin dadaku ya”.
“ok”. Ketika aku sedang asik dimandiin oleh Ulfsaar, tiba-tiba punggung Ulfsaar tertusuk sesuatu dan itu adalah tombak, aku melihat kalau yang melempar tombak adalah orang yang memakai topeng atau suku Kupo.
“Ulfsaar, lari,,, cepat”.
“taapii,,,,”.
“cepaaatttt !!!”. Tanpa berpikir panjang lagi aku mengambil langkah seribu, meski sebenarnya berat meninggalkan Ulfsaar tapi daripada aku terbunuh. Rupanya, suku Kupo sudah menyerang desa Baro karena aku melihat asap dari kejauhan, jadi aku langsung merubah lariku ke arah yang aku sendiri tidak tau. Dengan nafas yang tersengal-sengal dan kaki yang lecet karena aku tidak memakai alas kaki, aku berlari dengan kencang sekaligus ketakutan, entah berapa meter yang sudah kutempuh. Karena aku kecape’an, aku berhenti dan menengok ke belakang.
“untung gue gak dikejar,,,hhhh”, kataku sambil tersengal-sengal. Setelah aku sudah bisa mengatur nafasku, aku baru sadar kalau keadaan masih gelap.

Dalam kesunyian, aku berjalan ke arah sumber bunyi yang membuatku penasaran. Ternyata suara yang kudengar berasal dari pantai, aku senang sekali karena berada di tempat yang terbuka tidak seperti hutan, dan aku bertambah senang ketika aku menemukan koperku terbawa arus di pinggir pantai. Karena koperku bisa kutemukan, aku bisa berpakaian lagi, tapi setelah itu aku bingung harus kemana setelah ini karena aku tidak punya tempat tujuan. Aku memutuskan untuk istirahat dengan selimut yang ada di koperku.
“lumayan, supaya gak lemes”, pikirku. Ketika sedang asik-asiknya tidur, aku mendengar suara berisik sehingga aku membuka mataku untuk mencari tau bunyi apa itu. Rupanya malam sudah berganti menjadi pagi sehingga mataku agak silau, tapi aku belum menemukan bunyi itu, aku jadi penasaran dan menengok ke kanan dan ke kiri. Rupanya, bunyi itu adalah helikopter yang menuju ke arahku, aku melambai-lambaikan tangan agar terlihat oleh pilot helikopter, dan tidak hanya helikoptertapi juga banyak kapal yang datang seperti mencari sesuatu.

Rupanya, mereka adalah tim SAR untuk mencari korban kecelakaan pesawat yang aku tumpangi, lalu aku ditolong dan di naikkan ke helikopter, ternyata yang selamat tidak hanya aku seorang tapi lumayan banyak yang selamat.
“aaahhh,,,,akhirnya bisa pulang,,,”. Setelah aku menaiki helikopter, pilot helikopter langsung menerbangkan helikopter dan menjauhi pulau yang menjadi tempatku menyaksikan pembunuhan secara langsung. Aku lega akhirnya bisa pulang, dan aku berharap agar aku tidak mengalami kejadian seperti ini lagi.

amy

"Ohh ...teruuss ..sodok yg kecang ..ahh .. ahh "

  Suara desahan seorang wanita yg terdengar nyaring mengisi seluruh ruangan kamar yg ada dipinggiran kota metropolitan, dan ternyata bukan hanya 1 kamar saja, melainkan kamar" yg lain juga bersahutan layaknya sedang berlomba .

Rany perempuan berusia 24 tahun yg berprofesi sebagai wanita malam yg pada saat itu sedang melayani tamunya, bukan tanpa alasan rany menjalankan pekerjaan prostitusi yg dilakukanya, tuntutan hidup sejak ia kehilangan kedua org tuanya. Ditunjang wajah cantik dgn tinggi 156cm dan buah dada yg besar 38c. tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi rany.
 dalam keseharianya rany melakukan perawatan diri semaksimal mungkin. Rutin olahraga, pergi kesalon, bahkan Pola makan pun dijaga. Alhasil, bentuk tubuh, dan kulitnya terlihat padat dan kencang. khususnya payudara dan pantat semoknya.

Tapi, entah kenapa, dia merasa kurang menarik, khususnya saat bercermin. Kurang bersinar, kurang menarik, menurutnya.
Yaa, didalam pekrjaanya sbg wanita malam tentu pada bersaing untuk memikat para pria hidung belang.


Sampai ada yang mengatakan rany untuk memasang susuk. Namun dia takut,Rany ingin yang alami atau medis saja. Ada salah satu teman yang menyuruh Rany pergi ke seorang dukun di suatu desa yang sangat jauh dari kota. Awalnya, rany tampak ragu. Namun, lama-lama Amy penasaran juga. Apalagi melihat temannya yang berprofesi sama dengannya, kelihatan lebih menarik, dan menggoda dibandingkan dirinya.
Ahirnya rany pun memutuskan untuk pergi ke desa tersebut. ia sendirian pergi ke sana.

Setelah beberapa jam perjalanan, sampailah ke sebuah desa yang terbilang pelosok atau jauh dari katA ramai.  Bingung juga dia, karna tk ada alamat yg tepat kerumah dukun tersebut. Ahirnya ia memberanikan diri tuk bertanya pada sesesorang yg berlalu lalang.
“permisi, Pak ?”.
an bertanya pada seorang bapak yang sedang memikul sesuatu.
“…iya, neng ?”. Bapak itu sempat bengong sebentar sebelum menjawab.
“saya mau nanya, Pak. Bapak tau rumah Mbah Wasiran ?”.
“rumah Mbah Wasiran ?”.
“iya, Pak…bapak tau ?”.
“di sana, neng. di dalam hutan sana”.
“kira-kira masih jauh, Pak ?”.
“lumayan jauh, neng. emang neng ada perlu apa yaa ?”.
“ah nggak, Pak. makasih ya, Pak..”. an melaju ke arah hutan. Sementara si pria yang tadi ditanya Amy masih bengong. Dia masih tak habis pikir. Baru kali ini, ia melihat wanita cantik luar biasa seperti tadi. Tapi, ngapain cewek bening & kaya nyari Mbah Wasiran, pikir pria itu. Amy bingung, dia sudah sampai di depan hutan, di depan barisan pepohonan besar.  Antara masuk, atau tidak. Mau masuk ke dalam hutan, tapi Amy takut nyasar dan tak bisa keluar dari hutan. Tidak masuk & pulang, berarti percuma dia jauh-jauh ke desa itu. Saat sedang pusing, ada seseorang yang keluar dari hutan. Ternyata seorang pria, kira-kira umurnya lebih muda darinya
“Mas..maaf, permisi..”.
“i..iya, Mbak ?”, jawab pemuda itu agak grogi.
“Mas orang sini ?”.
“iya, Mbak”. Pemuda culun itu grogi berhadap-hadapan dan bahkan sampai mengobrol dengan perempuan cantik & mulus seperti rani
“Mas tau rumahnya Mbah Wasiran nggak ?”.
“tau, Mbak…”.
“bisa anterin saya ke sana mas ?”.
“bisa, Mbak. ayo mari, Mbak..”.
“iya, Mas…”.
Amy mengikuti pemuda itu dari belakang.
“hati-hati, Mbak..”. Pemuda itu dengan sigap menangkap tubuh Amy saat ibu cantik itu terpeleset dan akan jatuh.
“terima kasih, Mas..”, ujar Amy tersenyum.
“iya, Mbak..”. Pemuda itu menikmati harumnya tubuh Amy. Dengan wajahnya yang jelek, baru kali ini, pemuda itu bisa memeluk wanita cantik & harum seperti Amy, meskipun sebenarnya itu tidak di sengaja.
“oh iya, Mas..nama saya rani, Mas namanya siapa ?”, tanya Amy berusaha memecah kekakuan dengan pemuda tersebut.
“sa..saya, Katro, Mbak…”.
 Akhirnya terlihat lah, rumah yang kelihatan kecil seperti gubuk berpitipikal rumah paranormal.
“ini, Mbak Amy, rumahnya Mbah Wasiran…”
“bisa temenin saya masuk ke dalam. saya takut mas ..”.
“iya, Mbak. "
tok ! tok ! tok !
“mari, Mbak..”.
“Masuuuk…”, suara menggema berasal dari dalam. Amy langsung mengumpet ketakutan di balik Katro.
“Mbak Amy, jadi mau masuk ?”.
“enng…i..iya..”. Sambil tetap berada di belakang Katro, Amy berjalan masuk ke dalam rumah itu. Ruangan yang gelap & sangat tertutup.
“silahkan duduk, nak Amy..”. Katro langsung menjauh dari Amy & duduk di samping kakek tua yang cukup kelihatan seram itu.
“…”.
“nak Amy datang ke sini mau memperbesar payudara benar ?”.
“ke..kenapa, Mbah tau ?”.
“tidak usah dipikirkan, ini, bawa botol ini”.
“i..ini a..pa, Mbah ?”.
“itu ramuan untuk awet muda.
“ramuan ini harus di..apakan, Mbah ?”.
“harus nak Amy minum setiap hari. nanti nak Amy akan merasakan manfaatnya"
“te..terima kasih, Mbah..”.
“tapi, INGAT !
“i, iya, Mbah”.
“Katro, antar nak Amy ke kamar sebelah untuk ritual ”.
“iya, Mbah. mari, Mbak..”.
“Ma..Mas Katro, i..tu tadi Mbah Wasiran ?”.
“iya, Mbak”.
“saya bingung..saya baru dateng, tapi udah dikasih ramuan n’ di suruh pulang ?”.
“Mbah Wasiran memang begitu, Mbak”.
“mm..kok Mas Katro tau ? sebenarnya Mas Katro ini siapanya Mbah Wasiran ?”. Amy & Katro menjadi lebih akrab setelah dari rumah Mbah Wasiran.
“saya, cucunya, Mbak..”.
“oh, jadi Mas Katro ini cucunya Mbah Wasiran ?”.
“iya, Mbak..”. Pantes, tadi keliatan tenang-tenang aja, pikir Amy.
“oh iya, Mas. ini buat Mbah Wasiran, saya lupa ngasih..”, kata Amy yang sudah sampai di tempat mobilnya tadi.
“nggak usah, Mbak. Mbah nggak mau nerima uang, apalagi dari orang yang belum percaya sama Mbah..”.
“engg..”.
“mari, Mbak…”. Katro pun menghilang ke dalam hutan lagi.
Amy benar-benar bingung. Kalau dukun itu tak memungut biaya, artinya dukun itu memang benar-benar asli, bukan sekedar dukun palsu. Amy menyimpan botol itu di dalam tasnya. Dia takut tergoda dengan rasa ingin tahunya untuk mengetahui isi botol hitam itu. Sesuai dengtMalam hari, suaminya sudah tidur lebih dulu. Dia yang begitu penasaran dengan botol dari Mbah Wasiran langsung mengambilnya & membuka tutup botolnya setelah melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Amy membaui, mengendus-endus, botol itu. Bau yang begitu familiar, tak asing, rasanya dia pernah mencium bau itu. Ternyata benar, bau dari botol itu memang benar bau sperma. Amis. Amy jadi ragu, tak mungkin ia meneguk sperma yang ada di dalam botol itu. Cukup lama Amy berpikir.
Mbah Wasiran
Mbah Wasiran
Akhirnya, pelan-pelan dia mencelupkan jari telunjuknya, dan agak sedikit jijik dia mengecap jarinya itu. Asin, kental, gurih, dan terasa sangat ‘jantan’.
“cpphh..”. Beberapa kali Amy mencicip cairan yang ada di botol itu. Harus diakui, Amy menyukai rasa sperma itu. Rasa sperma suaminya pun tak seenak ini. Amy pun mengambil gelas. Dia memutuskan untuk menuang ramuan itu sampai 1/4 gelas saja karena dia memang tak diberi tahu takarannya. Seperti orang minum jamu, Amy memencet hidungnya sebelum menenggak habis ramuan itu. Hanya sperma suaminya saja yang pernah ditelan oleh Amy selama ini, tapi sekarang ada sperma orang lain yang sedang menuruni kerongkongan ‘hot mama’ itu. Dan anehnya, Amy lebih suka rasa sperma di botol itu di bandingkan rasa sperma suaminya sendiri. Amy tak merasakan ada perubahan di tubuhnya, yang ada hanyalah sisa rasa sperma di kerongkongannya. Tapi, selang beberapa detik saja, Amy merasa ngantuk sekali. Matanya terasa berat, tubuhnya terasa pegal-pegal, seperti habis melakukan perjalanan jauh. Amy langsung tertidur. Keesokan harinya, Amy terbangun karena jam wekernya. Saat bangun, Amy merasa tubuhnya segar sekali. Dia langsung mengaca. Wajahnya terlihat segar, kantung matanya hilang. Padahal, dia baru saja bangun tidur, tapi wajahnya terlihat seperti orang habis mandi, sangat fresh. Ramuan dari Mbah Wasiran sepertinya memang benar-benar bekerja. Amy merasa senang sekali. Suaminya pun memujinya. Dia kelihatan lebih cantik & fresh dari biasanya sampai-sampai Amy harus memaksa suaminya berangkat kerja karena suaminya ingin ‘meranjang’ dengannya. Anaknya pun bilang kalau dia terlihat cantik, beda dari kemarin-kemarin. Amy tak percaya, cuma gara-gara minum ramuan dari Mbah Wasiran yang sepertinya sperma dukun itu, dia jadi terlihat cantik & segar. Memang tak masuk akal. Setiap hari, Amy jadi rutin minum ramuan dari Mbah Wasiran. Semakin diminum, rasanya semakin lezat, tubuh Amy pun serasa lebih kencang & segar. Ibu muda itu pun jadi tak gampang lelah. Tapi karena sering diminum, tentu ramuan itu habis juga, Amy pun kembali ke desa Mbah Wasiran. Ingatannya memang kuat, waktu pertama kali, dia menggunakan map untuk sampai ke desa tersebut, tapi sekarang dia sampai di depan hutan tanpa menggunakan map dan bertanya pada orang.
“aduh, gue lupa jalan masuk ke hutannya…”, ucap Amy berbicara sendiri. Waktu itu, dia memang tak menghafalkan jalan ke rumah Mbah Wasiran.
“aduh, gimana nih ??”. Saat Amy kebingungan, tiba-tiba seseorang datang.
“Mas Katro”.
“Mbak Amy..mari, Mbak. Mbah sudah nunggu”. Seperti sebelumnya, Amy mengikuti Katro sampai di depan rumah Mbah Wasiran dan masuk ke dalam. Dia duduk di depan meja Mbah Wasiran.
“be..begini, Mbah..”.
“tenang, nak Amy, Mbah sudah tahu..ramuan dari Mbah sudah habis toh ?”.
“i..iya, Mbah”.
“bagaimana ? efeknya terasa ke nak Amy ?”.
“iya, Mbah..habis minum ramuan dari Mbah, saya jadi seger n’ gak gampang capek”.
“pendapat suami nak Amy ?”.
“dia bilang saya kelihatan lebih cantik dan jadi betah di rumah..”, jawab Amy tersipu malu.
“oh, ya ya. Mbah mengerti”, jawab si dukun tua sambil tersenyum.
“lalu nak Amy datang ke sini, mau minta ramuan Mbah lagi ?”.
“iya, Mbah..saya mau minta ramuan Mbah lagi..”, jawab Amy tersenyum.
“sebenarnya nak Amy nggak perlu datang ke sini untuk meminta ramuan dari Mbah..”.
“maksud Mbah ?”.
“jarak rumah nak Amy sampai ke rumah Mbah, pasti jauh ?”.
“iya, Mbah. saya agak repot juga harus bolak-balik ke sini”.
“nah, Mbah punya satu cara lagi..”. Ternyata meskipun penampilannya seram, Mbah Wasiran enak juga diajak ngobrol, pikir Amy.
“apa itu, Mbah ?”.
“tapi mungkin nak Amy bakal keberatan sama cara Mbah yang satu lagi..”.
“memangnya gimana, Mbah ?”, Amy semakin penasaran.
“cara satu lagi, bersetubuh dengan Mbah..”.
“HA ?!”, Amy langsung kaget mendengar itu. Dia memang sering mendengar kasus dukun palsu yang menipu korban-korban perempuan agar bisa meniduri mereka, tapi dia sama sekali tak menyangka akan berada dalam kondisi tersebut saat ini.
“itu hanya sebuah pilihan, nak Amy. nak Amy nggak harus melakukannya”.
“..mm..tapi..”.
“tapi apa nak Amy ?”.
“tapi apa nanti saya bisa bener-bener kelihatan cantik dan awet muda terus, Mbah ?”, tanya Amy yang sepertinya sedang bimbang. Satu sisi, dia tentu tidak mau disetubuhi oleh Mbah Wasiran, tubuhnya hanya untuk suaminya, tapi di sisi lain, dia ingin awet muda tanpa harus capek-capek datang ke rumah Mbah Wasiran setiap ramuannya habis.
“tentu nak Amy, Mbah jamin nak Amy akan awet muda sampai umur berapapun dan nak Amy nggak perlu datang ke sini lagi, nak Amy hanya perlu ritual 1 tahun sekali”.
“ritual ? ritual apa, Mbah ?”.
“ritual suwo nungun”.
“…ritual seperti apa, Mbah ?”.
“nak Amy harus memanggil Mbah tiap 1 tahun sekali…”.
“bagaimana caranya, Mbah ?”. Setelah dijelaskan, Amy pun akhirnya mengambil keputusan.
“..mm..iya, Mbah..saya..mau”. Mbah Sumiran tersenyum.
“tapi apa nak Amy yakin ? ini bukan kewajiban nak Amy untuk awet muda ?”.
“iya, Mbah. saya yakin..”, kali ini jawaban Amy lebih mantap.
“baiklah, kalau begitu, Katro, antar nak Amy ke kamar Mbah..”.
“iya, Mbah. mari, Mbak Amy, ikut saya”.
“iya. Mbah, saya ke kamar dulu…”. Mbah Wasiran hanya mengangguk. Meski jawabannya terdengar mantap, namun Amy masih berpikir.
Benarkah dia mau menyerahkan tubuhnya ke Mbah Wasiran. Tubuhnya yang selama ini hanya disentuh suaminya dan menjadi kuil sumber kenikmatan bagi suaminya. Akankah dia melanggar janjinya sendiri untuk tidak memperbolehkan siapapun menyentuh tubuhnya kecuali suaminya ?.
“ini kamarnya, Mbak…kembennya ada di atas tempat tidur..”.
“iya, Mas Katro, terima kasih..”.
“sama-sama, Mbak…”. Katro keluar dari kamar meninggalkan Amy.
Tak beberapa lama kemudian, Mbah Wasiran masuk ke dalam kamar. Dia tersenyum melihat Amy yang sudah menanggalkan pakaian dan hanya mengenakan kemben. Mbah Wasiran duduk di samping Amy dan merangkul Amy.
“nak Amy, apa nak Amy sudah benar-benar yakin ?”.
“mm..”, Amy mengangguk perlahan.
Mbah Wasiran tersenyum lalu dengan perlahan dia merebahkan tubuh Amy ke tempat tidur. Dukun tua itu memandangi Amy yang sudah terlentang pasrah. Sungguh wanita yang begitu cantik, kulitnya kuning langsat. dan payudara yg yg besar pun ikut memantul mantul seiring dgn deru nafasnys Mbah Wasiran memang tak bermaksud untuk mengambil keuntungan dari Amy. Tapi, ajian awet muda yang didapat Mbah Wasiran dari gurunya memang harus seperti ini.
“cuph…”. Mbah Wasiran mengecup bibir Amy pelan, Sekali, dua kali, tiga kali, sambil membelai rambut Amy. Belaian-belaian Mbah Wasiran membuat Amy merasa nyaman dan mulai tidak merasa canggung lagi. Amy mulai membalas kecupan-kecupan Mbah Wasiran, tapi matanya masih tertutup.
“ccppphhh mmmhhh ccpppp eeemmmhhh”. Mbah Wasiran mulai memagut bibir cantik itu pun membalas pagutan Mbah Wasiran. Dukun tua itu melumat bibir Amy dengan lembut. Sesekali, Mbah Wasiran mengemuti bibir atas & bibir bawah Amy. Terlihat jelas, Amy mulai larut dalam cumbuan-cumbuan mesra Mbah Wasiran.
Tangan Mbah Wasiran mulai melakukan grilya ke gunung kembar Amy yang sangat menonjol di kemben rani yang cantik itu kenakan. Remasan-remasan lembut penuh perasaan dirasakan Amy pada payudaranya. Perlakuan yang berbeda 180 derajat dari para hidung belang yg sering menikmatinya. meremas kedua susunya tidak selembut ini, malah cenderung kasar, mungkin karena  gemas dengan payudara Amy yang memang besar& kenyal. Tapi, Mbah Wasiran seperti ingin menikmati betapa kenyalnya payudara pasiennya dengan perlahan. Sesekali, Amy menggeliat manja saat kedua putingnya dicubit-cubit oleh Mbah Wasiran.
“mmmhhhh”, gairah Amy semakin bangkit mendapat ciuman-ciuman di lehernya. Ciuman, jilatan, dan cupangan Mbah Wasiran sangat membangkitkan ‘suhu’ tubuh Amy. Ibu cantik itu bahkan memberikan keleluasaan ke Mbah Wasiran untuk mencumbui lehernya karena selain memang membuatnya ‘turn on’, Amy memang sangat suka diciumi terus menerus pada lehernya, membuat dia merasa begitu seksi & liar.
Mbah Wasiran mulai membuka lipatan kemben Amy. Setelah lipatan kemben sudah terbuka, Mbah Wasiran ‘menyisihkan’ kain ke kanan & kiri untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Mbah Wasiran langsung terpana saat membuka kemben Amy. Sungguh tubuh yang indah untuk wanita malam seperti dia. lekuk tubuhnya begitu sempurna. Belum lagi, payudaranya yg besar ditambah wajahnya yang cantik & kulitnya yang kuning langsat. Mbah Wasiran pun sampai berpikir betapa beruntungnya mendapatkan pasien wanita yang sempurna.
Rani Merasa canggung & malu karena tubuhnya yang tak tertutup apa-apa kini sedang dipandangi sedemikian rupa oleh Mbah Wasiran, Amy pun refleks menutupi kedua buah payudaranya dengan tangan kirinya dan vaginanya dengan tangan kanannya. Mbah Wasiran hanya tersenyum dan menyingkirkan tangan Amy dengan perlahan. Mata Mbah Wasiran benar-benar terfokus pada payudara besar dan alat kelamin Amy. Sangat sempurna. Belahan bibir vagina Amy seakan tak memperlihatkan kalau dia seorang wanita malam, rambut kemaluannya pun dicukur habis. ‘cantik’ sekali tampilan kemaluan Amy. Mbah Wasiran pun berdecak kagum, ‘aset’ yang sangat sempurna. Sebagai lelaki normal, tentu Mbah Wasiran ingin segera ‘menubrukkan’ batang kebanggaannya ke lembah kenikmatan Amy, namun karena dia dukun, dia harus terlihat bijaksana, tak buru-buru nafsu ingin menyenggamai pasiennya yang sangat menawan itu. Mbah Wasiran dengan gerakan santai, mendekatkan mulutnya ke tutup kemasan susu kiri Amy.
“aahhhmmmhh..”, gumam Amy manja saat puting kirinya terasa diemut-emut.
Mbah Wasiran pun melebarkan tangan kirinya untuk menggenggam payudara kanan Amy. Diremas lembut susu kanan Amy itu sambil terus menyedot puting kirinya. dan
'sseeerr ..serrr .' Ya air susu rani keluar dgn deras.
"Aahh ..mm ..ahh ..kok jdi gini mbah , air susuku ..ahh .."
Lidah & bibir Mbah Wasiran asik memainkan kedua puting susu Amy. Tak hentinya lidah Mbah Wasiran bermain di sekitar puting kanan & puting kiri Amy. tuk menghisap susu yg keluar dari buah dada rani, Dan juga Mbah Wasiran sampai menjilati seluruh permukaan payudara kenyal Amy termasuk belahannya yg terkena ASI rani.
Benar-benar foreplay yang sangat menaikkan gairah, rasa yang dirasakan Amy. Mbah Wasiran terus menurunkan lidahnya dan mengunyel-unyel pusar Amy sebentar. Mbah Wasiran melewati ‘gundukan’ indah Amy. Dukun tua itu malah menciumi & menjilati betis lalu naik sampai ke pangkal paha kiri Amy, dan berpindah ke paha kanan Amy.
“emmmm…”, rasanya sungguh nikmat, seluruh tubuhnya dijilati.

Mbah Wasiran juga menikmati ‘rasa’ tubuh Amy, mencicipinya dengan menjilati tubuh ibu cantik itu. Tubuh Amy memang sangat harum, terbukti, meski sudah terbaluri dengan air liur Mbah Wasiran, aroma harum masih bisa tercium dari tubuh Amy. Celah sempit di tengah selangkangan Amy seakan mengundang Mbah Wasiran untuk mendekat. Tanpa permisi, dukun tua itu langsung menabrakkan wajahnya ke selangkangan Amy.
“aaahhh..”, desah Amy agak kaget merasakan tubrukan tepat di daerah intimnya. Mbah Wasiran mengambil nafas dalam-dalam, aroma harum yang khas & segar masuk ke dalam hidung dukun tua sakti itu.
Sekali lagi, Mbah Wasiran tak percaya kalau organ yang sedang dibauinya ini adalah milik seorang ibu beranak satu, padahal menurutnya, ini lebih tepat kalau dibilang milik ABG berumur 17an.
“aammhhh hhemmm aaaahhhh”, Amy mulai mengeluarkan suara saat rasa merinding karena geli bercampur enak yang dirasakannya datang bersamaan dengan rasa basah & hangat di selangkangannya. Tentu itu karena lidah Mbah Wasiran yang mulai nakal melata di daerah pribadi Amy.
“eeemmmm aaaahhhh Mbaaahhh teeruuusss oooohhh !!!”, lenguh Amy. Amy merasakan sensasi nikmat yang luar biasa dari sapuan lidah Mbah Wasiran. Jilatan & sapuan lidah Mbah Wasiran begitu terasa, intens sekali. Semakin lama, nafsu Mbah Wasiran semakin terpancing. Dia semakin buas menyerbu selangkangan Amy.
“aaahhh aahhhh mmmhhh ooohhh uuuhhh hnnnhhhh”, Amy belingsatan, kepalanya ke kanan & kiri, dia sedang merasakan nikmat yang luar biasa pada bagian bawah tubuhnya.
Ibu cantik itu terus menggeliat-geliat dan menggelepar-gelepar mendapatkan kenikmatan dari lidah Mbah Wasiran yang sedang mengubek-ubek vaginanya. Tak heran kalau dukun tua itu begitu betah berlama-lama di daerah pribadi milik Amy, aromanya memang harum & khas. Kedua kaki Amy merapat sehingga kedua pahanya menjepit kepala Mbah Wasiran di tengah-tengah. Amy juga memegangi dan menekan kepala Mbah Wasiran ke selangkangannya, refleks dari keinginan Amy yang ingin kenikmatan yang tengah ia rasakan tak berhenti, walau sedetikpun. Tentu saja, wajah si dukun tua semakin menempel dengan lembah kenikmatan Amy. Mbah Wasiran bisa merasakan si empunya vagina yang sedang ia jilati itu, sebentar lagi akan melepaskan deraan kenikmatan. Mbah Wasiran pun memperhebat ‘serangan’ lidahnya ke alat kelamin Amy.
“oohhh oohhhh ooohh aaahhh EEMMHHH HHMMHH MMMNNHHHH ! OOOHHHH !!!”, kepala Amy mendongak ke atas, tubuhnya menegang, kakinya semakin kencang menjepit kepala Mbah Wasiran. Amy merasa ringan & lega sekali melepaskan puncak dari kenikmatan yang sedari tadi ia rasakan.
Ibu muda yang cantik jelita itu bisa merasakan cairan hangat dari tubuhnya mengalir di liang kewanitaannya.
“sruuppp ssrrrppp”, bunyi seruput terdengar jelas. Tentu itu suara dari mulut Mbah Wasiran. Dukun tua itu sedang menyeruput ‘kuah’ vagina Amy. Tanpa harus mengambil nafas, Mbah Wasiran telah mengkokop habis cairan vagina Amy dalam waktu singkat. Sungguh lezat. Sisa-sisa cairan yang tertinggal di liang vagina Amy pun telah dikorek habis oleh Mbah Wasiran menggunakan lidahnya.
“hhh hhh…hhh”, sementara Amy mengatur nafasnya, Mbah Wasiran mulai membuka pakaiannya sendiri. Tatapan mata Amy yang sayu, ditambah dia sudah terlentang pasrah dengan kedua paha yang terbuka, benar-benar sangat ‘mengundang’ hawa nafsu. Amy terlihat begitu ‘terbuka’ dan seperti sudah sangat siap untuk digagahi.
Ketika Mbah Wasiran sudah sepenuhnya tak berpakaian, Amy langsung kaget, tecengang, dan matanya terbelalak. Benda yang ada di tengah-tengah selangkangan dukun tua itu lah yang membuat Amy terkejut. Amy kira batang kejantanan suaminya sudah paling besar, ternyata tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan benda tumpul milik Mbah Wasiran yang kelihatan sangat kokoh itu.
“ayo bangun, nak Amy..”. Mbah Wasiran menarik kedua tangan Amy sehingga tubuhnya terangkat.
Jantung Amy terasa berdegup cepat, dia merasa khawatir & takut jika penis Mbah Wasiran yang besar itu nantinya akan masuk ke dalam rahimnya. Tentu liang vaginanya tak akan cukup menerima batang sebesar itu, malah mungkin akan lecet & luka.
“mm..Mbah…”.
“jangan takut, nak Amy. kejantanan Mbah tak akan sampai melukaimu”. Mbah Wasiran tahu apa yang ada di pikiran Amy saat ini.
“ayo sekarang nak Amy kulum kejantanan Mbah..”. Amy mengenggam kejantanan Mbah Wasiran.
Satu tangan tak cukup untuk memegang ‘perkakas’ dukun tua itu. Amy sudah tahu apa yang harus dilakukan jika berhadapan dengan penis seorang pria. Meski masih ragu-ragu, dia mendekatkan mulutnya ke batang penis Mbah Wasiran. Begitu bibirnya menempel, rasanya seperti ada yang menyuruh Amy untuk mengecupi penis Mbah Wasiran.
“cuph cph cuph”. Amy menciumi sekujur batang keperkasaan Mbah Wasiran. Mbah Wasiran membelai kepala Amy yang kelihatan begitu asik mengecupi penisnya bertubi-tubi. Bahkan tanpa disuruh, Amy juga memberi kecupan-kecupan mesra pada kantung buah zakar dukun tua itu seakan dia sudah sangat terbiasa berhadapan dengan ‘senjata’ Mbah Wasiran. Amy sendiri tak tahu kenapa dia seperti itu, dirinya seakan terhipnotis untuk mengulum benda tumpul itu. Ibu cantik itu memang masih sadar, namun dia tak bisa menghentikan aktivitasnya, rasanya semakin asik mengoral kemaluan si dukun, bahkan sekarang dia kelihatan begitu asik mengemut-emut kedua buah zakar Mbah Wasiran. Terlihat dari ekspresi wajahnya & muka yang memerah, menandakan kalau Amy merasa murahan & malu karena dia semakin agresif mengulum kemaluan pria yang bukan suaminya. Lidah Amy menjulur keluar, dia mulai menggunakan lidahnya untuk membelai onderdil Mbah Wasiran.
Lidah Amy menjalari sekujur batang kejantanan Mbah Wasiran, mengelilingi diameternya dan menyusuri panjang penis Mbah Wasiran sejengkal demi sejengkal. Kenapa gue nggak bisa berhenti, pikir Amy kebingungan. Bodo ah, tambah Amy dalam hati, dia sekarang tak memikirkan hal lain kecuali melahap ‘sosis’ jumbo yang ada di hadapannya karena rasanya semakin enak.
“iya nak Amy, terus begitu…”, hatur Mbah Wasiran dengan tenang dan membelai kepala Amy.
Padahal serangan lidah Amy sudah sangat maksimal, tapi Mbah Wasiran kelihatan tenang-tenang saja. Amy menggenggam penis Mbah Wasiran dan mengulik lubang kencing Mbah Wasiran dengan lidahnya. Amy penasaran kenapa Mbah Wasiran seperti tak terjadi apa-apa, padahal suaminya selalu bergetar kegelian kalau lubang kencingnya dijilati. Amy semakin penasaran, dia membuka mulutnya dan menelan pentungan berkepala jamur itu sampai mentok di kerongkongannya. Hanya 3/4 dari penis Mbah Wasiran yang bisa ‘disembunyikan’ Amy di dalam rongga mulutnya. Bibir atas & bawah Amy menjepit erat batang keperkasaan Mbah Wasiran di tengah-tengahnya. Dengan nakalnya, lidah Amy mulai bergerak. Memutuskan untuk semakin ‘menggoda’ Mbah Wasiran, Amy mulai memaju-mundurkan kepalanya dan menggunakan kedua belah bibirnya sebagai pengganti tangan untuk mengocok ‘senjata’ besar Mbah Wasiran. Air liur Amy semakin melumuri penis dukun itu.
“ck ckk clkk”, bunyi decak air seiring kepala Amy yang bergerak maju-mundur. Kedua pipi Amy terlihat kempot saat dia menyedot-nyedot penis Mbah Wasiran. Amy mempercepat gerakan maju-mundur kepalanya, dia ingin sekali membuat Mbah Wasiran mendesah nikmat.
“oohhh teruusshh naak Amyy”, akhirnya Mbah Wasiran mengeluarkan desahan juga. Kepala Amy terus bergerak maju-mundur, ibu cantik itu kelihatan sangat menikmati batang ‘eskrim’ milik Mbah Wasiran. Amy terus menciumi, menjilati, mengemuti, dan mengulum batang & buah zakar milik si dukun tua. Onderdil Mbah Wasiran pun sampai basah kuyup oleh air liur Amy. Sesekali, Amy sedikit mengulum sambil mengunyah ‘helm’ pink Mbah Wasiran dengan lembut layaknya orang yang sedang menikmati lolipop lezat. Kedua tangan Amy pun begitu rajin memijati ‘sarang’ burung Mbah Wasiran sambil sesekali juga mengurut & mengocok batangnya.
“emmhh mmhhh”, gumam Amy yang kelihatan begitu meresapi nikmatnya mengulum alat kelamin Mbah Wasiran. Lama sekali Amy ‘berkaraoke’, tapi keduanya sama sekali tidak menyadari kalau waktu sudah berlalu cukup lama. Mbah Wasiran tentu tak menyadari lamanya waktu yang telah lewat karena dia sedang merasa keenakan, yang aneh adalah Amy. Dia begitu larut dalam kenikmatan mengulum kemaluan Mbah Wasiran sampai lupa waktu.
“ooohhh oookkhhh enaaakkhh nak Amyy !!”, Mbah Wasiran tak kelihatan ‘tenang’ lagi seperti sebelumnya, dia mengerang kencang sambil memegangi kepala Amy dan mulai menyodok-nyodokkan penisnya.
“UUOOOHHHH !!!”, teriak Mbah Wasiran sambil menekan penisnya kuat ke dalam mulut Amy yang gelagapan dan agak tersedak. Namun Amy langsung bisa menyesuaikan diri.
“ccrrtt mmhh”. Setiap semburan air mani diteguk Amy tanpa ragu-ragu.
“gllk glk”, terlihat dari tenggorokannya saat Amy menelan. Saat rasanya penis Mbah Wasiran sudah berhenti memuntahkan isinya, Amy pun mengeluarkan tongkat kebanggaan Mbah Wasiran dari mulutnya. Lidah Amy langsung ‘menyeka’ pucuk alat reproduksi Mbah Wasiran dengan teliti.
“cceepphh !!”, bunyi bibir Amy yang tadinya menjepit kepala penis Mbah Wasiran, kini lepas.
“kamu benar-benar hebat, nak Amy…”, ujar Mbah Wasiran sambil membelai kepala Amy seperti orang tua yang memuji anaknya karena telah melakukan pekerjaan dengan benar. Amy tersenyum dengan wajah yang masih agak merah, malu mengingat dirinya sendiri tadi.
“ayo nak Amy. sekali lagi..”. Hah ? sekali lagi ?, dalam hati, Amy kaget.
“sekali lagi, Mbah ?”.
“iya, nak Amy. harus 2 kali agar khasiatnya terasa”.
“tapi, Mbah…”, ujar Amy ragu. Rasanya tak mungkin ‘barang’ seorang pria masih bisa keras setelah ejakulasi, logika Amy.
Mbah Wasiran menuntun tangan kanan Amy ke batang kejantanannya lagi. Benar, pentungan besar itu masih keras, sama seperti sebelumnya. Bingung, aneh, dan agak takut, namun Amy tetap mengulum kemaluan dukun tua itu untuk kedua kalinya sampai Mbah Wasiran ejakulasi lagi di dalam mulutnya. Kenyang sperma rasanya, tenggorokan Amy terasa pekat sekali oleh rasa air mani Mbah Wasiran. Masih keras. Benarkah ia manusia ? kini, Amy benar-benar merasa ngeri. Mbah Wasiran mengangkat tubuh Amy dan ikut naik ke ranjang. Dia meletakkan tubuh Amy dengan posisi tidur tengkurap.
“ja..jangan..di sana, Mbah..”, ujar Amy ketakutan saat dia tahu kalau paranormal ajaib itu akan menyodomi pantatnya dari belakang.
“maaf, nak Amy. memang harus seperti ini”.
“nngg…”, Amy bingung, tak mungkin ia menolaknya, ia sendiri yang menyetujui ritual itu, tentu ritual itu harus dilakukan semuanya. Sesungguhnya pun dia agak penasaran bagaimana sensasi sodokan dari penis sebesar penis Mbah Wasiran, namun dia sungguh takut kalau benda tumpul itu sampai menyeruak masuk ke dalam liang anusnya. Pastilah perih & pedih.
“tenang, nak Amy. Mbah akan hati-hati..”. Si dukun sakti itu menyiapkan batang kebanggannya di depan lubang pantat Amy. Siap untuk mendobrak masuk ke dalam relung pantat Amy. Amy langsung menyambar kain yang digunakannya tadi sebagai kemben dan menggigitnya.
“hnnngg !!!”, Amy menggigit kain kencang saat benda tumpul memaksa masuk ke dalam lubang pantatnya. Sungguh pedih rasanya, air matanya sampai meleleh keluar dari kedua pinggir matanya. Liang anusnya terasa terbakar, panas sekali.
“hhnngghhhh !!!”, senti demi senti, penis Mbah Wasiran menyelip masuk ke dalam lubang pantat Amy dengan pasti. Detik penuh penderitaan dan rasa perih dialami Amy seiring tongkat sodok Mbah Wasiran yang semakin menjorok ke dalam. Sesuai dugaan, batang perkasa itu tak dapat masuk seluruhnya. Tapi tetap saja, rasanya begitu penuh & menyiksa bagi Amy.
“hhhh hh hh hhh hh”, nafas Amy cepat & pendek, terengah-engah, secara alami, dia sedang membiasakan dirinya dengan kondisinya sekarang.
Mbah Wasiran pun tak menggerakkan pinggulnya, dia hanya memeluk Amy dan mencumbui tengkuk lehernya sambil meremas-remas kedua buah dada Amy dengan lembut. Pintar sekali dukun tua itu, dia sengaja merangsang Amy agar ibu cantik itu bisa cepat beradaptasi dengan penisnya.
“eennngg !”, erang Amy tertahan kain saat Mbah Wasiran menarik penisnya. Pantatnya seperti ikut tertarik ke belakang. Terus tertarik sampai akhirnya Mbah Wasiran mendorong penisnya lagi. Rasa sakit yang sangat menyiksa Amy, namun memang tak bisa dipungkiri, ‘tusukan’ penis Mbah Wasiran memberikan sensasi berbeda pada Amy. Mbah Wasiran pun menikmati betapa hangat & sempitnya liang anus Amy yang ‘mencekik’ penisnya begitu kencang.
“emmmmnnn”. Terlihat jelas dari ekspresi wajah Amy, meski masih ada sedikit rasa perih, dia mulai merasakan nikmat dari penis Mbah Wasiran yang tengah ‘menyikati’ liang anusnya. Amy sendiri yang melepaskan kain dari mulutnya karena sudah terasa tak nyaman.
“jleebbhh ! AAAWWHHH !!!”, Amy berteriak setiap kali Mbah Wasiran menghentakkan penisnya masuk.
“pllok pllokk”, bunyi tumbukan selangkangan Mbah Wasiran dengan kedua bongkahan pantat Amy yang montok itu.
“mmhhh eemmm ooohhh aaahhhh oohh !!”, Amy bisa mengekspresikan rasa nikmat yang tengah dirasakannya sekarang. Mbah Wasiran pun semakin bersemangat, genjotannya semakin mengganas. Sungguh kenikmatan surga duniawi, apalagi desahan-desahan Amy terdengar begitu manja & sangat bergairah. Amy benar-benar terbuai dalam kenikmatan ‘suntikan’ Mbah Wasiran. Tak pernah ia merasakan seperti ini, punya suaminya juga tak terasa ‘menusuk’ seperti yang sekarang ia rasakan. Mbah Wasiran memegang pinggang Amy untuk memantapkan pegangannya terhadap tubuh Amy sehingga dia bisa memperkuat & mempercepat sodokan-sodokan penisnya. Hasilnya, erangan & desahan Amy pun semakin menjadi. Hawa nafsunya begitu menggelora, sama seperti Mbah Wasiran. Dan saking bergairahnya, Amy menggerakkan pantatnya maju-mundur & kadang menggoyang-goyangkan pantatnya saat Mbah Wasiran sengaja diam. Sekarang mereka begitu kompak melakukan persetubuhan itu. Tak ada lagi kecanggungan antara mereka berdua. Mbah Wasiran menyelipkan kedua tangannya ke bawah lengan Amy dan mengangkat tubuh bagian atas Amy. Kini, mereka berdua sama-sama setengah berdiri, dengan bertumpu pada kedua lutut mereka masing-masing, tapi ‘tiang’ Mbah Wasiran masih menancap dengan kokoh di dalam liang dubur Amy, tak goyah.
Kedua tangan Mbah Wasiran begitu asik menggerayangi kedua buah ‘susu’ milik Amy yang memang begitu kenyal dan sangat membuat ketagihan untuk meremas-remasnya. Sementara kedua tangan Amy berpegangan pada tubuh Mbah Wasiran yang ada di belakangnya. Pemandangan yang sungguh sensual & seksi, seorang wanita berkulit putih mulus berpegangan pada pria yang sedang menggenjotnya dari belakang.
“nak Amyy..”.
“Mbaahh..”, balas Amy dengan mendesah sebelum keduanya berciuman dengan mesra. Sambil terus meremas-remas payudaranya dan melumat bibirnya, Mbah Wasiran terus memompa penisnya keluar masuk liang anus Amy. Mbah Wasiran melepaskan kedua tangan Amy dan melepaskan pegangannya pada tubuh Amy. Ibu cantik itu kini menungging seperti semula. Tapi dukun sakti nan perkasa itu menarik kedua tangan Amy ke belakang. Terlihatlah Mbah Wasiran seperti sedang ‘mengendarai’ Amy. Posisi seperti ini membuat Amy merasa begitu tak berdaya. Terasa begitu dikuasai oleh si dukun tua itu.
“emmhhh eenngghhhh ooohhh !! teruusshhh Mbaahhh uuuhhhmmm !!!”. Amy sudah berpeluh keringat, panas karena gairah & nikmat yang terus menerus mencambuk batinnya. Kedua buah payudara Amy yang menggantung dengan indahnya itu bergerak maju-mundur seiring dengan gerakan tubuhnya. Indah sekali pemandangan susu Amy bagaikan 2 buah jam bandul yang bergoyang maju mundur secara terus menerus.
“MMMNNHHHH !!!”, lenguh Amy. Cairan hangat meleleh keluar dari bibir kemaluan Amy, tanda kalau dia habis merasakan puncak dari kenikmatannya.
“UUOOOHHHH !!”, hanya selang beberapa detik, Mbah Wasiran juga melenguh. Dia menarik kedua tangan Amy ke belakang lebih kuat dan menekan penisnya sampai mentok di ‘lorong’ dubur Amy.
“hemmhhh…”. Rasa hangat menyelimuti liang anus Amy yang membuat ibu cantik itu merasa nyaman. Penis Mbah Wasiran memang ‘menggali’ sangat dalam, Amy sampai bisa merasakan semprotan sperma dukun tua itu di ujung rectumnya. Ekspresi wajah Amy yang tadi sedang meresapi rasa hangat & nyaman pada liang anusnya berubah menjadi ekspresi kenikmatan lagi. Ya, Mbah Wasiran sudah mulai menggenjot Amy lagi. Tidak mungkin pria normal bisa seperti ini, pikir Amy di kala dirinya yang sedang merasa keenakan lagi. Mbah Wasiran menekan tubuh Amy ke bawah sehingga Amy pun jadi tidur tertelungkup dan ditindih dari atas oleh Mbah Wasiran. Penis Mbah Wasiran terasa begitu dalam ‘mengendap’ di liang anus Amy.
“kamu masih kuat, nak Amy ?”, bisik Mbah Wasiran di telinga Amy sebelum mengecupi pundak kiri Amy.
“masiihhh, Mbaahhh…”, jawab Amy agak mendesah.
Mbah Wasiran pun mulai ‘menyeboki’ Amy dengan penisnya lagi. Amy sungguh belum pernah merasakan senikmat ini ketika bercinta. Gairahnya, hawa nafsunya bahkan tubuhnya, serasa bersatu dengan Mbah Wasiran. Berhubungan intim dengan suaminya rasanya tak pernah sebegitu intens seperti sekarang. Apalagi ukuran kemaluan Mbah Wasiran yang besar, membuat Amy merasa pantatnya benar-benar diaduk-aduk & dicolok-colok dengan sangat hebat. Oh, sungguh tak terbayang kalau dukun tua itu lah suaminya, pastilah dia harus berjalan mengangkang setiap hari, fantasi liar Amy yang membuatnya orgasme 2x sebelum Mbah Wasiran menumpahkan air maninya lagi ke dalam anus Amy.
“hhh hhh hhh”, Amy mengatur nafasnya. Keadaan ibu cantik itu terlihat sexy & sensual. Tubuhnya berpeluh keringat, nafasnya yang terdengar seksi, rambutnya yang acak-acakan, dan ekspresi wajahnya yang menunjukkan kalau dia begitu puas setelah diintimi Mbah Wasiran dari belakang. Setelah Mbah Wasiran mencabut penisnya yang sedari tadi menyumbat lubang pantat Amy, bisa terlihat cairan putih di dalam & sekitar mulut lubang pantat Amy. Dengan gagah & berkeringat, Mbah Wasiran memandang Amy yang masih tidur tengkurap tak berdaya. Mbah Wasiran membalik tubuh Amy. Sedikit mengejutkan, Amy mengangkat kedua kakinya sendiri dan melebarkan kakinya seakan dia sudah tahu ‘sasaran’ Mbah Wasiran selanjutnya.
“hemmm”, Amy mengulum bibir bawahnya dan pandangannya ke arah samping kanan bawah namun kedua tangannya menyibak bibir kemaluannya seakan mempertontonkan bagian dalam vaginanya ke Mbah Wasiran sekaligus mempersilakan Mbah Wasiran untuk menancapkan batangnya ke dalam sana.
Amy dalam keadaan sadar melakukannya, terlihat wajahnya memerah. Aura gaib sekaligus gairahnya membuat Amy melakukan hal yang sangat nakal, hal yang lebih sering dilakukan seorang pelacur untuk ‘menggoda’ pelanggannya. Melihat wanita cantik yang ada di depannya berpose seperti itu, Mbah Wasiran langsung ‘menubruk’ tubuh Amy. Dengan bernafsunya, Mbah Wasiran mencumbui leher Amy lagi. Dukun tua itu sangat menyukai aroma tubuh Amy.
“uummhh hhemmm”, gumam Amy. Tak terlalu lama, Mbah Wasiran langsung menyiapkan tongkat sodoknya di depan bibir kemaluan Amy.
“emmnnngghhh….”, lirih Amy saat merasakan sebuah benda tumpul yang keras seperti membelah selangkangannya.
Amy bisa merasakan setiap inchi benda tumpul yang tengah masuk semakin ke dalam vaginanya. Terasa penuh sesak bagian bawah tubuhnya dan agak sedikit ngilu, Amy belum pernah merasakan seperti ini dengan senjata suaminya. Sementara Mbah Wasiran diam & meresapi jepitan dinding vagina Amy yang masih cukup kencang serta menikmati kehangatan dari liang kewanitaan Amy. Ibu cantik itu langsung melingkarkan kakinya di pinggang Mbah Wasiran. Penis Mbah Wasiran mulai bergerak meski agak susah. Walau tidak sepedih saat pantatnya disodomi, Amy tetap merasakan bagian bawah tubuhnya seperti sedang ditarik & didorong mengikuti gerakan penis Mbah Wasiran yang memang benar-benar mengait alat kelamin Amy dengan kencang.
“ooohh ooohh eemmmhhh hhmmhh uunngghhh”, desahan & lenguhan disertai nafas yang memburu & bunyi selangkangan yang bertumbukkan mengalun di kamar gelap namun hangat itu. Sesekali, Mbah Wasiran berhenti menyodok-nyodok ‘celah sempit’ Amy hanya untuk memagut bibir ibu cantik itu dan mencumbui lehernya. Keduanya kelihatan begitu menikmati setiap gesekan-gesekan alat kelamin mereka berdua tiap detiknya. Amy pun sekarang mendekap Mbah Wasiran dengan erat. Tubuh Amy yang berpeluh keringat memberikan aroma sensual tersendiri ke Mbah Wasiran. Tak ada yang lebih nikmat dari menyenggamai seorang wanita cantik yang sudah begitu sangat bergairah.
“OOOHHHH !!!”, erang Mbah Wasiran yang terus giat menggasak liang kewanitaan Amy. Sudah lama Amy tidak merasakan seperti ini. Merasa begitu tak berdaya, nikmat, dan kepayahan secara serempak. Terakhir dia merasakan hal yang sedang ia rasakan sekarang, saat dia baru menikah dengan suaminya, tahun-tahun pertama pernikahannya, dimana kejantanan suaminya terasa begitu ‘gagah’.
Mbah Wasiran semakin beringas, semakin brutal menggosoki liang vagina Amy.
“EMMMMHHH !!”, tubuh Amy menegang, mendapatkan orgasmenya, lagi.
“oohh oohh ohh !!”, Mbah Wasiran memegangi pinggang Amy dan memompa vagina Amy dengan lebih cepat & kuat lagi.
“OOKKHHH !!”. Tubuh Amy berkedut-kedut, reaksi alami saat merasakan letupan-letupan sperma hangat mengenai pangkal liang vaginanya. Tanpa menunggu selesai, Mbah Wasiran langsung mulai menggenjot lagi. Sperma pun banyak meleleh keluar dari sela-sela bibir kemaluan Amy. Dan untuk kedua kalinya, Mbah Wasiran membanjiri rahim Amy dengan air maninya.
“hhh hhh”, Amy sangat merasa kelelahan, sungguh sebuah sesi sex yang sangat memuaskan.
Padahal 1 lawan 1, tapi Amy bisa mendapatkan orgasme lebih dari 6 kali. Dia sendiri juga kaget kenapa dia masih dalam keadaan sadar. Namun, sekarang Amy merasakan akibat persetubuhan tadi, persetubuhan yang rasanya tidak mungkin dialami Amy dengan suaminya. Dia merasa tubuhnya bagai tak bertulang, mengangkat tangannya saja rasanya berat. Belum lagi tubuhnya yang berkeringat. Begitu lelah, lemas, benar-benar seperti habis berolahraga seharian penuh.
“istirahat, nak Amy…”, kata terakhir yang ia dengar sebelum menutup matanya dan beristirahat. Persenggamaan yang paling melelahkan yang pernah Amy lakukan, tak heran kalau dia tidur begitu pulas. Amy terbangun, mendapati dirinya sudah mengenakan kain lagi. Anehnya, dia tak merasakan apa-apa pada bagian bawah tubuhnya. Amy pun membuka lilitan kain di tubuhnya. Ternyata memang benar, tubuhnya bersih, tak terlihat seperti habis digagahi. Apa-apaan ini ?, tanya Amy dalam hati. Apa semua kenikmatan yang tadi ia rasakan itu hanyalah mimpi belaka ?. Kenikmatan yang begitu hebat dan membuatnya mabuk kepayang. Kalau memang benar hanya mimpi, tapi kenapa rasa nikmat itu terasa begitu nyata. Tiba-tiba ada orang masuk ke dalam kamar, orang itu Katro.
“Mbak Amy, mari ikut…”. Dengan banyak pertanyaan di pikirannya, Amy berjalan mengikuti Katro ke luar kamar.
Mbah Wasiran telah duduk di tempatnya.
“nak Amy sudah segar ?”.
“..mm..sudah, Mbah..”.
“ayo, silahkan duduk…”.
“pasti banyak pertanyaan yang mau nak Amy tanya..”.
“iya, Mbah..”.
“pertama, semua yang nak Amy alami, bukan mimpi..”.
“tapi, Mbah, kenapa badan saya…”.
“itu tidak penting..”.
“…”.
“akan Mbah ceritakan, ritual tadi…”. Mbah Wasiran menceritakan semua detail ritual yang mereka lakukan tadi. Pertama, Mbah Wasiran menjelaskan kenapa dia bisa sampai 6x ejakulasi. Itu karena Mbah Wasiran telah memanggil 6 jin untuk bersemayam di dalam dirinya. Ritual itu memang membutuhkan keperkasaan 6 jin karena setiap kali ejakulasi mempunyai manfaat untuk Amy. 2x ejakulasi di mulut memberikan Amy suara yang bagus serta kemampuan berbicara lancar & membuat siapapun jadi betah mengobrol dengan Amy. 2x ejakulasi di dalam liang anus akan membuat tubuh Amy tetap kencang & selalu fit / segar. 2x ejakulasi di dalam rahim akan membuat tubuh Amy selalu harum & mengeluarkan aura feminim, sexy, anggun, dan awet muda dari tubuh ibu cantik itu.

diet

Setelah 2 tahun sejak aku mendapat kecelakaan, sekarang aku sudah kuliah mengambil jurusan design graphis karena memang itulah hobiku. Tak disangka sejak kejadian itu, tubuhku sekarang menjadi tambah sekal saja karena payudaraku kini berukuran 36B dan bongkahan pantatku semakin kencang dan padat, juga kulitku semakin putih karena aku rajin merawat tubuhku. Oh ya, gara-gara kejadian kecelakaan pesawat 2 tahun lalu, aku bisa mengeluarkan susu dari putingku meskipun umurku baru 19 tahun dan aku juga belum pernah hamil, ini dikarenakan aku meminum suatu ramuan dari suku yang merawatku ketika aku terdampar di sebuah pulau. Dan 7 bulan lalu aku mengalami sebuah kecelakaan yang mengakibatkan aku menjadi mandul, aku sedih karena rencanaku sehabis kuliah aku ingin mencari pendamping hidup dan mengakhiri petualangan-petualangan gilaku, tapi ternyata takdir berkata kalau aku tidak boleh berhenti menjalani petualangan sex yang gila.
Sebenarnya aku sudah bosan karena dari SD, SMP, SMA, bahkan sampai kuliah aku menjadi primadona, tapi apa mau dikata, mungkin sudah menjadi kodratku. Dan resikonya menjadi primadona, ya banyak cowok yang berusaha pdkt padaku, mulai dari cowok kaya, cowok ganteng, bahkan sampai cowok yang pinter berusaha mati-matian untuk dekat-dekat denganku. Tapi dari mereka semua tak ada yang kuanggap serius karena aku memang malas punya pacar, dan temanku tidak hanya cowok saja tapi temen cewekku juga segudang karena aku tidak pernah menolak siapapun yang ingin berteman denganku. Ada satu cowok gendut yang selalu diam sendirian, dan dia gemetaran jika kuajak bicara, aku malah jadi penasaran dengan cowok gendut yang biasa dipanggil ‘Big Mac’ itu, dan kebetulan ada tugas final yang harus dibuat oleh 2 orang dalam 1 kelompok. Setelah dosen keluar, para cowok & cewek yang ada di kelas datang ke mejaku untuk memintaku sekelompok dengan mereka, tapi aku ingin menyelidiki si ‘Big Mac’ ini.
“Rasti ama gue ya”.
“ama gue aja, Rasti!!”, teman-temanku saling berebut menginginkanku menjadi teman sekelompok mereka. Aku tidak tau apa alasan teman-teman cewekku menginginkanku menjadi kelompok mereka, tapi aku tau motif utama para cowok ingin aku menjadi teman kelompok mereka yaitu agar bisa puas melihat tubuhku dan mungkin saja mereka berniat memperkosaku.
“maaf, temen-temen, aku udah punya temen kelompok”.
“siapa ?!!”, jawab mereka serentak.
“si Big Mac”. Semuanya langsung menengok kepadanya, sementara Big Mac sendiri menundukkan kepalanya.
“yah,,”.
“sori ya”.
“gak apa-apa kok Ras”, jawab salah seorang temanku. Lalu mereka langsung membubarkan diri, dan Big Mac masih terdiam seorang diri, aku mendekatinya dan duduk di sampingnya.
“Big Mac, gak apa-apa kan kalo gue jadi temen kelompok lo?”.
“nnn,,,ggaa,,kkk,,,apa,,,,apaa”, jawabnya terbata-bata.
“kok kalo ngomong ama gue, lo gemeteran gitu sih?”.
“eeeee,,,,”.
“ayo dong, santai aja kalee”.
“aa,,,bisnya,,,gu,,,gu,,,eee,,”.
“lo kenapa, ngomongnya biasa aja”.
Akhirnya dengan semangat dariku, dia mulai berbicara denganku secara biasa.
“gue gak enak ngomong ama lo”.
“kenapa, gue ngebosenin ya?”.
“bukan gitu, justru kebalikannya”.
“maksud lo apa, sori nih, aku telmi”.
“ya, lo kan cantik masa ngomong ama gue yang jelek kayak gini”.
“ya ilah, gitu doang, ama gue santai aja kalee, lagian kan sekarang kita sekelompok”.
“beneran nih kita sekelompok?”.
“bener, lo mau gak 1 kelompok ama gue?”.
“wuih, gue mau banget, siapa sih yang gak mau sekelompok ama lo”. Big Mac ini mempunyai nama asli yang cukup bagus yaitu Mario Carpest, badannya gendut, wajahnya tidak jelek juga tidak ganteng, kulitnya putih, tingginya sama sepertiku dan tentu saja umurnya sama sepertiku yaitu 19 tahun.
“Mac, berat badan lo berapa sih?”.
“98 kilo”.
“lo gak ada rencana buat ngurusin badan?”.
“ada sih, cuman, gue laper mulu jadi susah deh”.
“huu, dasar lo, eh kita langsung bikin tugas kita yuk, mau gak?”.
“tapi kan, deadline tugas masih 3 hari lagi”.
“iya, gue tau, tapi kalo kita ngerjain duluan kan, besok-besok kita bisa tenang”.
“bener juga apa kata lo”.
“bener kan, lagian lo kan jago tuh jadi 1 hari doang pasti udah selesai”.
“lo kali yang lebih jago”.
“udah, ah jangan merendah, karya-karya lo kan lebih bagus dari punya gue”.
“hehe,, terus kita ngerjainnya di kost gue apa di rumah lo, Ras?”.
“di rumah gue aja yuk biar lebih enak ngerjain tugasnya”.
“ok deh”.
“tapi naik apa ya?”.
“kan gue bawa motor kalo kuliah”.
“oh, lo bawa motor, kenapa gak bilang ama gue dari tadi, yaudah yuk kita berangkat sekarang”.
“yok”. Lalu kami berdua menuju tempat parkir, selama kami jalan berdua, teman-teman kampus yang lain melihat kami, mungkin mereka berpikir “kok Big Mac bisa jalan bareng ama Rasti?”. Setelah sampai di tempat parkir, Big Mac menuju motornya, tak kusangka motornya bagus dan berbodi besar, yah seperti motor yang digunakan pembalap-pembalap internasional.
“wow, motor lo bagus ‘n sesuai ama lo?”.
“maksud lo apa?”.
“iya, motor lo segede yang punya”.
“enak aja lo, ayo cepet”.
“ok big boss”.
Lalu aku naik membonceng di belakangnya.
“ee, Mac, gue boleh pegangan ma lo gak?”.
“boleh aja, lo takut jatoh ya?”.
“iya, gue takut, jadi lo bawanya jangan kenceng-kenceng ya”.
“iye, iye, gampang, udah cepet pegangan”. Aku memeluk badannya yang besar itu dengan erat karena aku memang takut sekali jika naik motor, untungnya Mac mengendarai motor dengan pelan dan hati-hati sehingga aku jadi tidak takut. Selama perjalanan aku mengobrol berbagai macam hal dengannya, mulai dari dosen, teman, dan bahkan pengalaman pribadinya, dia bercerita padaku kalau dia suka pada salah satu teman cewekku yang bernama Ana.
“beneran, lo suka ama si Ana? kalo bener, tar gue bilangin ke dia”.
“ja,,,jangan,, dia kenal aja kagak ama gue”.
“yah kenalan lah, susah amat”.
“nah itu dia masalahnya, gue gak pd”.
“gak pd kenapa?”.
“kan biasanya cewek cantik ngeliatnya fisik”.
“iya sih, si Ana emang nganggep fisik lebih penting, tapi gak semua cewek cakep ngeliat fisik contohnya gue”.
“boong lo”.
“iya, kalau gue mentingin fisik, pasti gue udah jadi rebutan cowok-cowok”.
“terus kenapa lo belum punya cowok ampe sekarang?”.
“cowok-cowok yang ngedeketin gue ada maunya, tau sendiri kan”.
“iya-iya, gue tau, oh ya nih belok kemana?”.
“tuh depan bentar lagi rumah gue”. Akhirnya kami sampai di rumahku yang baru karena rumah ortuku yang dulu dijual sebab ortuku pindah ke luar negeri dengan pembantuku juga, jadi aku dibelikan rumah yang lebih kecil dan sederhana daripada sebelumnya karena aku tinggal sendirian.
“rumah lo kayaknya nyaman banget ya”.
“iya dong, kan ni rumah gue rawat terus, yaudah yuk masuk”. Kemudian kami berdua turun dan masuk ke dalam rumahku yang kecil tapi sangat nyaman karena semua ruangan kupasangi ac kecuali kamar mandi tentunya.
“minum apa nih?”.
“udah, jangan repot-repot”.
“masa tamu gak disuguhin minuman, udah mau minum apa?”.
“mmm,,, soft drink aja deh”.
“yaudah, bentar ya”.
“oh ya, wc dimana gue mau cuci muka dulu”.
“tuh disana”. Kemudian aku ke dapur sementara Mario ke kamar mandi.
Aku juga sekalian ke kamarku untuk mengganti bajuku supaya aku tidak gerah, setelah berganti baju dengan kaos yang biasa kupakai di rumah yaitu kaos putih yang longgar dan celana hotpants, lalu aku pergi ke dapur dan menyiapkan minuman untuk Mario, setelah itu aku kembali ke ruang tamu dimana Mario sedang menonton tv yang ada di ruang tamu.
“buset, baju lo kok kayak gitu?”.
“sori banget nih, soalnya gue lebih nyaman pake kayak gini, gak apa-apa kan?”.
“gak apa-apa sih, cuman gue kaget aja”.
“yaudah, lo langsung ke kamar gue aja, soalnya komputernya ada di kamar gue”.
“gue boleh bawa minuman gue kan?”.
“ya bolehlah, udah sana, gue mau ngunci pintu dulu”. Setelah mengunci pintu, aku langsung menyusul Mario yang sudah lebih dulu menuju kamarku. Ternyata, dia sudah mulai mengerjakan tugas sendirian sambil meminum minuman yang tadi kubuatkan untuknya.
“nih gue bawain makanan, kacang ‘n kue-kue”.
“boleh gue makan kan?”.
“gak boleh, bolehnya diliatin aja. Ya boleh lah, ngapain gue capek-capek bawa kesini kalo gak boleh di makan”.
Sambil makan dan minum, dia mengerjakan tugas sementara aku berdiri dan sedikit membungkuk di sampingnya untuk melihat apa yang sedang dilakukannya. Karena aku membungkuk, payudaraku jadi berada tepat di samping kepalanya sehingga ketika dia menengok ke arahku, matanya langsung disuguhi pemandangan yang indah yaitu payudaraku yang montok dan kencang. Aku tidak tau kalau kadang-kadang dia mencuri-curi pandang ke arah dadaku karena aku terfokus pada komputer, setelah dia sudah mengeluh capek.
“Ras, gantian dong capek gue nih!”.
“iye, iye, sini gue gantiin, lo istirahat aja dulu”. Lalu aku duduk di depan komputer dan mulai mengerjakan sementara dia tidur-tiduran sambil melihat hpku, aku lupa belum menghapus video bokep yang direkam temanku ketika aku sedang disetubuhi 5 orang pekerja bangunan. Aku terlambat menyadari hal itu, tiba-tiba Mario mengunci pintu lalu mendekatiku yang masih serius mengerjakan tugas. Dia langsung meremas-remas payudaraku dari belakang kursi.
Aku langsung meronta-ronta dan bangun dari kursi secepat mungkin setelah aku berhasil melepaskan remasannya.
“mau ngapain lo Mac?”.
“sori, gue udah gak tahan ngeliat bodi lo”. Lalu dia mendorong tubuhku ke tembok, setelah badanku sudah merapat ke dinding, Mario memegangi kedua tanganku, aku meronta-meronta untuk melepaskan diri tapi aku tak berdaya melawan Mario karena badannya yang besar. Aku hanya bisa pasrah ketika dia mulai melumat bibir mungilku, dia mainkan lidahnya di dalam rongga mulutku, sebenarnya aku ingin bermain dengan lidahnya tapi aku geleng-gelengkan kepalaku agar terkesan mengadakan perlawanan, itu semua kulakukan supaya nafsu birahinya jadi semakin bertambah. Sambil melumat bibirku, dia juga meremas-remas payudaraku sehingga birahi semakin mengambil alih diriku yang membuatku tanpa sadar meremas-remas penisnya yang masih terbalut celana jeansnya. Dia melepaskan cumbuannya.
“Ras, lo emang bener-bener idaman para cowok”, aku hanya memberikan senyum manisku kepadanya.
Lalu dia mulai membuka kaosku dengan paksa karena dia sudah sangat bernafsu melihatku yang sudah pasrah padanya, setelah kaosku terbuka dia langsung membuka Bhku sehingga payudaraku yang berukuran 36B dan putih mulus terpampang jelas di hadapannya.
“anjrit, toket lo mantep banget”. Lalu dia merebahkan tubuhku ke ranjang, kemudian dia mulai menelusuri satu senti demi satu senti dari payudaraku dengan lidahnya, aku hanya bisa mendesah pelan ketika tekstur lidahnya yang kasar menyentuh kulit payudaraku yang halus. Setelah itu dia menyentil-nyentilkan lidahnya ke kedua putingku secara bergantian dan kadang-kadang dia memelintir serta memilin-milin kedua putingku. Ketika dia memasukkan putingku ke mulutnya dan mulai menghisapnya, kurasakan susuku langsung mengalir keluar dari putingku menuju ke mulut Mario.
“kok ada susunya sih?”.
“udah isep aja, mau gak?”.
“mau dong, susu lo manis banget gitu”. Lalu dia mulai menghisap kuat-kuat putingku seperti ingin menyedot habis susu yang keluar dari putingku.
Mario menghisap susu dari kedua putingku secara bergantian, setelah puas menyeruput habis susuku, dia berkomentar.
“parah, baru kali ini gue nyobain susu cewek udah gitu manis lagi”, aku tidak berkata apa-apa. Kemudian, dia mulai membuka hotpants serta cdku.
“mmhh, wangi apaan nih?”, setelah itu dia mengendus-endus vaginaku.
“ooh, taunya dari sini. Ras, memek lo wangi melati ya, harum banget memek lo”.
“kan gue rawat terus, jadinya udah pasti wangi dong”.
“kalo gini sih, gue jadi tambah nafsu aja ama lo”.
“udah, mau dicobain apa mau diendus-endus doang?”.
“hehe,,sori,,abisnya gue kagum banget ama bodi lo”. Kemudian, dia mulai menjilati bibir vaginaku yang masih tertutup rapat, dan juga Mario melebarkan bibir vaginaku dengan 2 jarinya. Karena aku mencukur habis rambut kemaluanku jadi daerah selangkanganku yang putih mulus tambah kelihatan bersih, aku mendesah pelan ketika lidah Mario menyapu bibir vaginaku. Akhirnya, dia menemukan klitorisku, tentu saja tanpa ragu-ragu lagi dia langsung menyentuh klitorisku dengan lidahnya sehingga aku mendesah dengan lebih kencang dari sebelumnya.
“aaaahh,,,,mmmmhhh!!”, desahku ketika dia menyentil-nyentilkan lidahnya ke daging kencilku yang sangat sensitif.
“buset, klitoris lo manis banget”.
“yaudah, terusin dong jangan berhenti”.
“ok,,”. Lalu dia meneruskan aktivitasnya yang tertunda, tapi kali ini dia memasukkan 2 jarinya ke dalam lubang vaginaku dan menggerakkan 2 jarinya itu keluar masuk vaginaku. Vaginaku terasa penuh karena diisi 2 jari Mario yang besar.
“ah, gue tambahin ah”.
“jaaannnggg….”, belum selesai aku berbicara Mario sudah menambahkan 1 jarinya lagi ke dalam vaginaku sehingga kini vaginaku benar-benar terasa penuh sesak daripada sebelumnya.
“awwhhh,,,mmmhhh”. Erangku, tapi sepertinya Mario tak menghiraukanku karena dia terus melakukan aktivitasnya. Dia mengobok-obok vaginaku sementara aku hanya bisa mengigit bibirku sendiri sambil menahan rasa nikmat yang tiada taranya.
Aku merasa sudah tidak tahan lagi hingga tubuhku mengejang dan aku menekuk tubuhku keatas.
“aaaahhhh,,,”, desahanku karena aku mengalami orgasme dan mengalirlah cairan dari vaginaku dengan deras langsung mengucur keluar membasahi 3 jari Mario yang sedang mengubek-ubek vaginaku. Setelah cairanku sudah terkuras habis, Mario berkomentar.
“wuih, cairan lo banyak juga, Ras”, aku hanya diam tidak membalas perkataannya.
“Ras, boleh kan gue nyobain cairan lo?”. Aku hanya mengangguk pelan karena aku sudah lemas. Mario menjilati cairanku yang ada di jarinya, dia menjilati jarinya sendiri sampai benar-benar bersih dari cairanku.
“waw, cairan lo manis kayak madu, jadi pengen lagi nih”. Lalu Mario melebarkan kakiku sehingga vaginaku yang banjir karena cairanku sendiri bisa terlihat jelasnya.
“mmhh,,, memek lo menggoda banget”. Mario langsung membenamkan wajahnya ke lembah kenikmatanku yang sudah banjir oleh cairanku.
“sslluuurrppp….slluurrpp”, bunyi yang muncul ketika Mario menyeruput cairan yang ada di daerah vaginaku.
Aku merapatkan kakiku sehingga kepala Mario terhimpit kedua pahaku, rupanya Mario tau kalau aku tidak mau dia berhenti sehingga dia lebih menaikkan frekuensi jilatannya dan ketika lidahnya mengenai klitorisku, aku merasa badanku dialiri listrik dan aku mendesah seperti orang yang sedang kecape’an. Mario sadar kalau lidahnya mengenai klitorisku sehingga kini dia lebih memfokuskan jilatannya ke klitorisku. Karena G-spotku ada di klitorisku, aku lebih cepat mencapai orgasme daripada sebelumnya, tentu saja semua cairan yang keluar dari vaginaku langsung diseruput habis oleh Mario. Setelah orgasmeku yang kedua itu, aku melepaskan himpitan pahaku kepada kepala Mario, tapi Mario masih tetap membenamkan wajahnya di vaginaku untuk membersihkan sisa-sisa cairanku yang masih ada di bibir luar vaginaku.
“udah dong, jangan dijilat terus, geli tau”, kataku seraya menepuk kepala Mario.
“he,,,he,,,he,,, sory, abisnya memek lo manis ‘n wangi banget, gue jadi gak mau pisah ama memek lo”.
“ah, ada-ada aja lo, tapi memek gue enak banget ya?”.
“beh, bukan enak lagi tapi mantab, btw lo juga bisa ngeluarin susu ya?”.
“ya, gimana susu gue?”.
“manis juga, lo pake apaan sih, kok bisa manis dua-duanya kayak gitu?”.
“mau tau?”.
“iya”.
“mau tau aja deh”.
“hmm,, dasar”.
“he,,he,, eh, gue aus nih, gue mau ambil minum, lo mau gak?”.
“sini, lo gue gendong”. Tubuh telanjangku diangkat, lalu aku melingkarkan kakiku ke pinggangnya dan melingkarkan tanganku ke lehernya, kami berdua seperti sedang bulan madu. Dia menciumi wajahku, dan bibirku selama berjalan ke dapur, aku membalasnya dengan melakukan hal yang sama.
“kita kayak suami istri aja ya”.
“kalo istri gue secantik lo, gue bakal ngentotin lo terus-terusan”.
“aahh, gue jadi malu, he,,he”. Setelah sampai di dapur, Mario menurunkanku dan aku mengambil minuman di kulkas dengan sedikit membungkukkan badanku sehingga pantat bulatku terekspos jelas ke Mario, dan dia langsung menepuk pantatku.
“eh, nakal ya, pake nepok pantat gue segala”.
“abisnya pantat lo ngegemesin sih”.
“maksud lo?”.
“ya, pantat lo tuh bulet ‘n kenceng banget”.
“iya dong, siapa dulu pemiliknya, Rasti”, balasku sambil menggoyang-goyangkan pantatku ke arahnya. Lalu, aku minum air jus yang kuambil dari kulkas.
“loh, lo gak minum?”, tanyaku sambil menaruh gelas yang sudah kosong.
“ngapain minum kayak gituan, kan ada susu lo”. Dengan semangat 45, dia langsung meremas-remas payudara kananku sedangkan payudara kiriku disedot Mario sampai pipinya kempot. Susuku yang hangat dan manis langsung mengalir keluar menuju mulut Mario.
“mmhh,,manis banget”.
“udah dong, lo kira gak geli apa”.
“he,,he,,sori deh”.
“gue cuma bercanda kok, sedot aja sepuas lo”.
“asik!!”. Lalu dia menyedot susu dari payudara kanan dan kiriku secara bergantian selama kurang lebih 5 menit, lalu dia menyudahi sedotannya.
“udah belum minum susunya?”.
“udah puas gue minum susu lo, eh Ras, gantian dong, lo yang isep punya gue”.
“ah ogah ah”.
“ayo dong, pliis..”.
“emang untungnya apa gue isep punya lo?”.
“kalo lo isep punya gue, lo gue beliin apaan aja yang lo mau deh”.
“bener?”.
“bener, ya,,ya mau ya”.
“he,,he,, gue cuma becanda kok, gue bukan cewek matre kalee”.
“jadi lo mau ngisep ****** gue?”. Aku membalasnya dengan tersenyum dan juga mengangguk. Aku berjongkok untuk membuka celananya, sementara Mario membuka bajunya, setelah celana jeansnya sudah kubuka, aku langsung membuka celana dalamnya dan penis Mario langsung menyembul keluar untuk menyapaku. Ternyata, penis Mario tidak begitu panjang, tapi penisnya gemuk seperti pemiliknya, penis Mario mempunyai panjang 14 cm dan berdiameter 4 cm. Tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung memasukkan penis Mario ke dalam mulutku, aku langsung jilati kepala penisnya yang membuat pemiliknya menggelinjang, mungkin karena terasa nikmat sekaligus ngilu. Tiba-tiba Mario menekan penisnya ke dalam mulutku, untungnya penisnya tidak terlalu panjang sehingga aku hanya sedikit tersedak, kini Mario memaju mundurkan penisnya ke dalam mulutku seperti sedang menggenjot vaginaku.
Aku hanya bisa diam menerima sodokan-sodokan Mario terhadap mulutku, tapi lama kelamaan aku merasa tidak enak juga karena penisnya yang gemuk memenuhi mulutku, sementara mulutku sedang digenjot olehnya tanganku memijati buah zakarnya dengan perlahan. Setelah beberapa menit, dia mengerjai mulutku, Mario berhenti memompa mulutku sehingga kini aku yang bekerja, aku emut kepala penisnya secara perlahan sambil tanganku terus memijati buah zakarnya. Lalu aku telusuri batang penisnya dengan lidahku dari pangkal ke kepalanya dan sebaliknya, kemudian aku menyentil-nyentil lubang kencingnya dengan lidahku, setelah puas bermain dengan penisnya, aku memainkan mulutku di buah zakarnya sampai-sampai daerah selangkangan Mario basah semua karena jilatan-jilatanku. Tapi ketika aku sedang asik-asiknya menjilati lolipop daging milik Mario, lolipop itu berdenyut-denyut yang menandakan sebentar lagi akan orgasme, dengan terpaksa aku menghentikan aktivitasku.
“yah, masa udah mau ngencrot sih?”.
“abisnya lo jago banget sih ngisepnya”.
“yaudah, kita cooling down dulu ya”.
“ok, tapi ke kamar lo yuk, capek nih berdiri”.
“iya, iya, yuk”. Kemudian, aku dan Mario pergi menuju kamarku dalam keadaan bugil, tentu saja dia menciumiku selama berjalan ke kamarku. Setelah sampai di kamar, Mario menyuruhku untuk tidur terlentang di ranjang, tentu saja aku mengikutinya karena aku juga tidak tahan lagi ingin disuntik. Mario naik ke atas ranjang dan menyiapkan penisnya di depan vaginaku, lalu Mario melebarkan kakiku sehingga vaginaku yang bersih terlihat jelas. Dia mengelus-eluskan penisnya ke atas dan ke bawah menelusuri bibir luar vaginaku sehingga birahiku menjadi naik kembali, lalu Mario menaruh kepala penisnya di pintu masuk lubang surga dunia milikku. Kemudian dengan perlahan dia memasukkan penis gemuknya ke dalam vaginaku yang sudah lapar akan penis, tanpa usaha yang keras, penis Mario dengan mudah amblas ditelan vaginaku karena penisnya tidak terlalu besar dan juga karena vaginaku sudah dilumasi oleh cairanku sendiri.
Aku melingkarkan kakiku ke pinggangnya, sementara dia belum mulai memompa vaginaku karena dia ingin merasakan betapa hangat dan sempitnya vaginaku, selain itu dia juga ingin menciumku tapi tidak bisa karena tertahan perutnya yang gemuk. Akhirnya dia mulai memompa penisnya keluar masuk vaginaku dengan irama yang perlahan untuk membiarkan aku terbiasa dengan penis gemuknya yang membuat vaginaku terasa penuh meskipun tidak terlalu besar. Sementara Mario menggerakkan Mr. P nya keluar masuk vaginaku, Mario juga meremas-remas kedua buah payudaraku dengan kedua tangannya sehingga susuku memuncrat keluar dari putingku. Sodokan demi sodokan menerjang vaginaku, rupanya Mario belum terlalu lihai dalam hal mengaduk-adukkan tongkatnya di dalam vagina seorang wanita karena dia memompa vaginaku tanpa irama yang jelas, kadang cepat kadang lambat. Tapi meskipun pompaan Mario tidak berirama, itu sudah membuatku menggelinjang keenakan.
Tak terasa sudah 20 menit Mario mengaduk-aduk vaginaku dengan batangnya, kurasakan tubuhku sudah tidak tahan lagi menikmati kenikmatan yang bersumber dari vaginaku dan menjalar di sekujur tubuhku seperti aliran listrik. Dan akhirnya aku benar-benar tidak tahan lagi, tapi aku juga merasakan penis Mario mulai berdenyut-denyut di dalam vaginaku sehingga aku harus menahan orgasmeku agar kami berdua mencapai klimaks secara bersamaan. Dengan susah payah aku menahan klimaksku sampai 5 menit ke depan.
“aahh,,,Ras,,,guuee,,,kkeeluuarr!!!”.
“gguuee,,jjugga”. Akhirnya aku mencapai orgasme dan mengeluarkan cairan dengan deras dari dalam vaginaku, bersamaan dengan itu Mario juga menyemburkan spermanya ke dalam vaginaku. Vaginaku benar-benar terasa hangat karena cairanku dan sperma Mario bercampur aduk di vaginaku, aku merasakan Mario menyemprotkan sperma ke dalam vaginaku sebanyak 5 kali semburan. Setelah penis Mario sudah memuntahkan semua lahar putihnya, kami beristirahat dengan nafas tersengal-sengal, tentu saja Mario sudah mencabut penisnya keluar dari vaginaku.
Aku merasakan hangatnya sperma dan cairanku mengalir keluar dari vaginaku menuju ke kasurku. Aku menolehkan muka untuk menatap mata Mario, begitu juga dengan Mario menatap mataku dengan penuh arti.
“Ras, maafin gue ya”.
“kenapa?”.
“gue ngencrot di dalam memek lo”.
“ya ilah, gitu doang, nyantai aja lagi”.
“bener, gak papa?”.
“bener kok, eh btw, lo udah berapa kali ngesex ama cewek?”.
“baru kali ini doang kok”.
“yang bener?”.
“bener, emang kenapa?”.
“kok lo tau sih cara foreplay?”.
“kan gue cowok jadi gue tau caranya lewat film-film bokep”.
“oohh,,gitu”.
“nah, lo sendiri dari umur berapa udah gak virgin?”.
“jangan ah, itu rahasia gue”.
“oh, sori-sori”.
“gak apa-apa, eh iya, tugas kita belum selesai tuh, gara-gara lo pake nafsu segala”.
“sori banget deh, tadinya gue juga mau serius ngerjain tugas, tapi ngeliat lo pake hotpants, gue jadi nafsu”.
“yaudah, sana kerjain, gue mau mandi dulu biar wangi lagi”.
“tapi ntar gue boleh ******* ama lo lagi kan?”.
“nggg…tau deh, liat nanti ya”.
Aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang telah menjadi tempat pelampiasan nafsu Mario sementara Mario mengerjakan tugas. Setelah tubuhku wangi kembali, aku kembali ke Mario dengan telanjang.
“Mac, gue telanjang aja, gak apa-apa kan? Kan lo udah ngeliat body gue ini”.
“iya, gue malah seneng kalo lo gak pake baju”.
“huu, dasar lo, udah sana lo kerjain tugas, gue mau nonton tv dulu”.
“eh, tapi ntar gantian ye, masa gue ngerjain sendiri”.
“ok, ntar bilang aja kalau lo udah capek”. 15 menit kemudian, Mario sudah kelihatan capek.
“Ras, gantian dong, gue capek nih”.
“ok, lo istirahat dulu sana”. Aku dan Mario terus bergantian mengerjakan tugas kami sampai jam menunjukkan 7.30 malam.
“Ras, lo tinggal disini sendirian?”.
“iya, emang kenapa?”.
“apa lo gak takut?”.
“takut apa? Maling? Hantu? Gak takut gue”.
“tapi apa lo gak kesepian?”.
“iya sih, kadang-kadang sepi juga”.
“nah, kalo gitu, boleh gak gue nemenin lo sampe 3 hari?”.
“hah, kos-kosan lo gimana?”.
“gampang deh pokoknya, boleh ya?”.
“kok maksa banget, pasti ada maksud tertentu”.
“nggak, biar tugasnya bisa selesai”.
“apa bener, cuma ngerjain tugas, ngomong aja yang jujur ama gue”.
“hehe,,, gue juga pengen ngentotin lo sih, abisnya gue ketagihan ******* ama lo”.
“hmm, gimana ya?”.
“ayo dong Ras, pleaasee”.
“iya, iya, lo boleh nginep”.
“gue juga boleh belajar ******* ama lo gak?”.
“iya, iya, gampang, udah sana pulang ambil baju”.
“ok, Tuan Putri yang cantik secantik bidadari”.
“aah, jangan gitu dong, gue jadi malu nih,, hehe”.
“yaudah gue pulang dulu ya”. Aku mengantarnya sampai ke pintu rumahku tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhku, ketika kami berdua berada di pintu rumahku, Mario tiba-tiba merunduk dan menghisap susuku dari payudara kananku sementara tangannya meremas-remas payudara kiri.
“Maac,,jangan,,,ntar,,keetauaan oraang”.
“sori, sori, abisnya gue gemes banget ngeliat toket lo, montok banget sih”.
“huu, untung gak ada orang, jadi kita gak ketauan, udah sana”.
“yaudah, ntar gue balik lagi ya”. Hanya dalam waktu 30 menit, Mario sudah ada di depan pintu rumahku dan memencet bel, aku membukakan pintu dalam keadaan yang masih telanjang karena di rumah aku lebih suka tidak memakai apa-apa.
“Mac, cepet banget lo udah nyampe sini lagi”.
“soalnya gue udah gak sabar pengen ******* lagi ama lo”.
“huu,,dasar”. Tiba-tiba Mario menciumi leherku dan bibirku serta meremas-remas pantatku.
“Mac, sabar dong, tutup dulu pintunya, abis itu baru lo boleh ngapain aja”.
“ok, oh ya, kebetulan gue bawa viagra nih”.
“viagra? Lo emang niat bawa?”.
“iya, supaya bisa ngentotin lo terus-terusan”.
“yaudah, kalau gitu selama 3 hari lo bebas ngentotin gue sesuka lo asalkan lo yang ngerjain tugas”.
“ok, deal ya?”.
“deal”.
“ok, mulai yuk”. Lalu Mario meminum viagra dan langsung menggarap tubuhku semalam suntuk, dan jika efek viagra sudah habis, dia meminum viagra sehingga Mario bisa mengobok-obok vaginaku dengan penisnya semalaman.
2 hari kulalui bersama Big Mac di rumahku, kami satu kelompok dalam mengerjakan tugas final. Tugas yang kuanggap sulit itu bisa dikerjakan Big Mac dalam 2 hari saja dengan imbalan yaitu aku harus melayaninya kapanpun dia mau, tapi aku tidak keberatan melayaninya kapanpun dia mau karena dia sangat lembut kepadaku. Selama 2 hari dia menginap di rumahku aku mengajarinya berbagai macam posisi saat bersetubuh supaya permainan kami lebih bervariasi dan tidak membosankan. Jam 10 pagi di hari ketiga, setelah puas menyetubuhiku, Mario mengajakku ke kampus untuk menyerahkan tugas dan makalah laporannya.
“Ras, ayo, ke kampus nyerahin tugas”.
“ayo”.
“eh,, ras, ntar dikampus gue boleh gandeng tangan lo gak?”.
“emang kenapa harus gandengan tangan? Emangnya gue truk gandeng”.
“jangan marah dong, gue kan cuma nanya kalo lo gak mau juga gak apa-apa”.
“gue gak marah kalee, emangnya kenapa sih?”.
“temen-temen gue ngejek gue gak bakal dapet pacar..”.
“oh, gue ngerti, ntar di kampus gue pura-pura jadi pacar lo, ya kan?”.
“nah, lo tau, gimana lo mau gak?”.
“iya, gampang deh”.
“tapi misalnya gue nyium bibir lo di depan temen gue boleh gak?”.
“mmhh,, gimana ya?”.
“kalo lo gak mau juga gak apa-apa”.
“boleh kok”.
“yang bener lo? Lo gak malu? Lo kan celer di kampus”.
“gue gak malu, biarin aja apa kata orang, btw celer apaan?”.
“cewek populer”.
“ooh, ampir gue salah denger”.
“pasti dengernya peler, ya kan?”.
“hehehe…”. Lalu kami pergi ke kampus, setelah menyerahkan tugas ke dosen, sang dosen memberi nilai A karena hasil kerja kami dibilang bagus oleh dosen itu. Aku sangat senang karena aku tidak mengerjakan apa-apa tapi dapat nilai A (), setelah menyerahkan tugas ke dosen berarti aku bisa santai selama 2 bulan ke depan. Mario mengajakku ke teman-temannya yang sedang berada di kantin.
“guyz, nih kenalin cewek gue”.
“Rasti, cewek lo? Mimpi aja lo, haha”, teman-teman Mario mengejeknya.
“dibilangin, gak percaya, tanya aja langsung!!”.
“pasti si Big Mac bo’ong, iya kan Ras?”.
“enggak, gue emang udah jadian ama si Big Mac”.
“tuh kan, gue bilang apa”.
“ah, masih gak percaya, jangan-jangan lo ngancem Rasti y kan?”.
“beneran kok, yaudah, sekarang gue cium Rasti deh, kalo dia nolak berarti gue bo’ong”. Lalu Mario memelukku dan kemudian melumat bibirku, dia mainkan lidahnya di dalam rongga mulutku, aku menutup mataku dan membalas memainkan lidahku sehingga lidah kami saling membelit. Lumayan lama juga kami berciuman di depan teman-teman Mario, mungkin sekitar 45 detik, lalu kami menyudahi ciuman kami.
“tuh kan, Rasti gak nolak”.
“wah,, enak banget lo ciuman ama Rasti, gue jadi pengen nih”.
“iya, gue juga”.
“sama”.
“enak aja, emangnya bibir gue gratisan”.
“bercanda doang Ras”. Lalu kami tertawa bersama-sama.
“udah ya guyz, gue ama Mario mau jalan dulu”.
“ati-ati Ras, tar kalo lo berdua makan, pasti lo ketempuan”.
“iye, kan si Mac makannye banyak”.
“dasar lo pade, ngejek gue mulu, udah ye, gue ama Rasti mau jalan dulu”. Lalu kami berdua pergi meninggalkan teman-teman Mario dan menuju tempat parkir.
“gimana akting gue bagus kan?”.
“bagus, apalagi ciuman lo”.
“hm, dasar lo, eh kita mau kemana nih?”.
“kemana ya, enaknya, lo maunya kemana?”.
“ke mall yang ada bioskopnya yuk”.
“ok”. Lalu kami berdua naik motor dan pergi dari tempat parkir, aku sengaja memeluk Mario karena selain aku takut, juga supaya dadaku tertekan ke punggungnya. Di tengah perjalanan, kami berdua mengobrol
“Ras, gue boleh jadi pacar lo gak?”.
“maksud lo, jadi pacar beneran?”.
“iya, gimana boleh gak?”.
“tapi, bukannya lo suka ama Ana?”.
“iya, tapi kayaknya gak mungkin, lagian kan gue deket ama lo udah gitu lo lebih cantik dari Ana, jadi mendingan gue nembak lo, mumpung lagi ada kesempatan”.
“tapi ngapain kita pacaran, kan lo udah pernah ngeliat badan gue”.
“maksud lo?”.
“bukannya tujuan cowok macarin cewek biar bisa ngesex ama tuh cewek, ya kan?”.
“ya sih, tapi kan gue pengen punya pacar beneran”.
“bener mau jadi pacar gue?”.
“beneran, suer deh”.
“yaudah, kita pacaran”.
“asik”.
“eh, ati-ati, ntar nabrak”.
“sori, btw gue boleh manggil lo sayang kan?”.
“terserah kamu”.
“ok, sayangku”. Setelah sampai di mall, kami makan makanan cepat saji.
“eit,, jangan makan yang itu”.
“kenapa?”.
“itu banyak minyak, tar kamu tambah gendut, mending kamu makan salad”.
“tapi,, kan enak”.
“mau kurus gak?”.
“iya deh iya”. Setelah makan, kami langsung bergegas karena film yang akan kami tonton sudah mau dimulai. Film yang kami tonton film horor, karena aku tidak terlalu takut dengan film horor jadi aku menyaksikan film dengan biasa-biasa saja. Anehnya, Mario malah menutup mata seperti orang ketakutan.
“kamu kenapa,, ketakutan ya?”.
“nnnggakk kok!!”.
“alah, jangan boong, muka kamu udah pucet gitu,,haha”.
“iya deh, aku ngaku”.
“badan doang gede, nyali ciut,”.
“jangan ngatain aku mulu dong”.
“maaf deh,,, ok?”.
“iya, Rastiku sayang”.
“sssttt,,, jangan berisik dong”, kata orang yang duduk di sebelahku.
“maaf,,maaf”. Lalu aku menyaksikan film horor lagi.
Setelah filmnya selesai, aku dan Mario keluar dari studio. Mario kelihatan pucat dan mengeluarkan keringat dingin.
“Ayang, kamu takut banget ya?”.
“he,,eh”.
“aduh kasihan ayangku,, yaudah kita jalan-jalan dulu supaya lupa”. Selama kami berjalan-jalan, orang-orang di mall melihat kami dengan tatapan aneh. Tak sengaja aku mendengar percakapan dua orang ibu ketika aku dan Mario melintas di depan mereka.
“kok cowok gendut kayak gitu bisa dapet cewek cantik ya?”.
“pake pelet kali ya”, lalu kedua ibu itu tertawa. Kelihatannya Mario tak menghiraukan perkataan kedua ibu tadi.
“sayang, kok pada ngeliatin kita sih?”.
“gak tau deh, udah biarin aja”.
“ngomong-ngomong aku pengen ke wc nih”.
“yaudah, kita ke wc dulu abis itu kita pulang ya”.
“ok deh, cewekku yang cantik ‘n seksi”.
“apaan sih, udah ah, yok ke wc”. Tak lama kemudian, kami sampai di depan toilet.
“udah sana, aku juga mau ke toilet”.
“maunya bareng-bareng”.
“yee,, tar kalo aku masuk ke wc cowok, aku diapa-apain lagi”.
“yaudah kalo gitu, aku ke wc cewek”.
“kalo kamu mau digebukin sih silakan”.
“udah ah, jangan bcanda”. Lalu aku masuk ke wc cewek, dan Mario masuk ke wc cowok, tidak lama kemudian aku selesai dan keluar kamar mandi, kulihat Mario sudah menungguku.
“ayang, kamu lama banget sih?”.
“namanya juga cewek,, lagian kan buat kamu juga”.
“hehe,,”.
“pake ketawa lagi, btw aku udah capek nih, pulang yuk”.
“yuk,,”. Akhirnya kami pun pulang ke rumah, setelah sampai di rumah aku langsung menuju kamarku dan merebahkan tubuhku di ranjangku yang empuk sementara Mario sedang memasukkan motor ke garasi. Tak terasa aku mulai mengantuk dan mataku juga sudah mulai menutup dengan perlahan, tapi aku terbangun lagi karena aku merasakan payudaraku sedang diremas-remas.
“sayang, jangan dong, aku mau tidur nih”.
“yah, aku udah gak tahan nih”.
“please yank, aku capek banget, mending kita tidur dulu, ntar terserah kamu deh, mau sampe pagi juga aku ladenin deh, tapi biarin aku tidur dulu ya”.
“bener ya, awas kalo bo’ong”.
“iya, iya, udah sini tidur di sebelahku”.
“kamu gak ganti baju dulu?”.
“oh ya, tapi aku telanjang aja ah, males ganti baju”.
“ntar aku nafsu, gimana?”.
“tahan dong, masa gak bisa sih”.
“cowok mana yang bisa nahan nafsu kalo ngeliat body kamu. Kamu pake baju aja udah bikin cowok nafsu, apalagi kalo telanjang”.
“yaudah, aku kelonin kamu supaya kamu tidur duluan”.
“gue boleh sambil nyusu kan?”.
“dasar kamu,,, yaudah boleh sambil nyusu, tapi jangan ngerangsang aku ya”.
“ok, ayangku”. Lalu aku mengeloni Mario dengan mengelus-elus kepalanya sementara Mario menghisap kuat-kuat susu yang keluar dari putingku. Akhirnya, Mario tertidur lalu melepaskan kulumannya terhadap putingku dan mataku pun mulai menutup hingga akhirnya aku berpetualang di dunia mimpi. Aku terbangun ketika merasakan daerah selangkanganku seperti sedang dijilat oleh seseorang, spontan kubuka mataku lebar-lebar dan melihat ke daerah selangkanganku, rupanya Mario sudah membenamkan wajahnya diantara kedua pahaku dan menjilati vaginaku.
“aaahh,,,Mario!!”.
“sori ayang, aku gak tahan ngeliat body kamu”.
“yaudah, lanjutin aja”. Kemudian Mario melanjutkan aktivitasnya yaitu menjilati vaginaku. Desahanku semakin kencang ketika lidahnya mengenai klitorisku, karena Mario tau kalau lidahnya mengenai klitorisku, dia jadi lebih memfokuskan jilatan-jilatannya kepada daging kecilku yang sangat sensitif itu. Sapuan lidah Mario membawaku ke puncak kenikmatan sehingga cairan vaginaku mengalir keluar dengan deras yang langsung diseruput habis oleh Mario.
“memek kamu emang manis banget rasanya”.
“manis sih manis tapi bilang-bilang dong kalo ngejilat memek orang”.
“maaf sayang, jangan marah dong”.
“hehe,,kena kamu, aku cuma becanda kok, aku gak marah”.
“dasar kamu”, balas Mario sambil mencubit putingku
“yank, aku seneng deh nginep di rumah kamu”.
“iya, kamu seneng, aku repot”.
“repot kenapa?”.
“tiap hari kan, kamu minta jatah mulu sampe 5 jam lagi”.
“hehe,, maaf deh, lagian body kamu seksi banget sih bikin aku horny terus”.
“oh ya, coba kamu nimbang berat badan sana”.
Lalu Mario menimbang berat badannya dengan timbangan berat di kamarku.
“wah, turun 2 kilo, tadinya kan gue 98 sekarang jadi 96, asik”.
“gimana gak turun, selama kamu nginep disini kan jarang makan, paling-paling minum susuku udah gitu kan kita olahraga di ranjang terus jadi kamu keringetan pasti itu semua bikin berat kamu turun”.
“nah, aku ada ide, kan kita libur 2 bulan, gimana kalo aku tinggal disini terus kamu ngebantu aku diet”.
“yee,, enak aja, apa untungnya, adanya ntar aku malah repot”.
“yah, please, masa gak mau bantu pacar sendiri sih?”.
“yaudah, tapi 1 syarat kamu harus nurutin semua aturan diet yang kubuat ya, gimana?”.
“ok”.
“yaudah kalo gitu, tunggu bentar ya”.
“mau kemana?”.
“udah, tunggu dulu sini”. Aku pergi ke dapur dan membuat minuman, lalu kembali ke kamar.
“nih minum”.
“apaan neh?”.
“minum aja dulu, ntar baru komentar”. Kemudian, Mario meminum minuman yang tadi kubuat.
“yang, minuman apaan nih? Kok aku jadi ngerasa kenyang kayak gini”.
“di minuman itu udah aku campur obat aku yang bikin orang jadi gak laper”.
“keren banget obat kamu”.
“lumayan kan, bisa ngebantu kamu diet”.
“iya, terus dietnya gimana?”.
“gini nih, kan kalau kita keringetan, berat kita bisa turun”.
“terus?”.
“nah, kamu harus olahraga terus supaya keringatan”.
“kapan mulai?”.
“sekarang”.
“hah!? sekarang, gimana caranya?”.
“yah, ayang masa gak ngerti”, balasku sambil mengelus-elus vaginaku.
“oh, olahraga ranjang, wah kalo dietnya kayak gini sih, aku jadi semangat”. Lalu aku mendorong Mario sehingga tubuh gemuknya jatuh ke ranjang, tapi kakinya masih menjuntai ke bawah dan ‘onderdil’nya berada di tepi ranjang. Aku jongkok dan menjilati buah zakarnya sampai ke kepala penisnya, lalu kujilati sebaliknya yaitu dari kepala penis sampai ke buah zakarnya sehingga Mario mendesah karena perbuatanku terhadap penisnya itu. Kujilati setiap milimeter penis Mario sehingga daerah selangkangan Mario benar-benar basah karena air liurku. Kumainkan lidahku ke atas dan ke bawah di batang penis Mario, selain itu aku juga menyentil-nyentilkan lidahku ke lubang kencing Mario, serta kuemuti kepala penisnya berkali-kali.
Dan ketika aku melahap buah zakar Mario, aku mengocok penisnya dengan tanganku. Lalu kurasakan penisnya berdenyut-denyut yang menandakan dia akan memuntahkan lahar putihnya, dengan sengaja aku menghentikan permainan mulutku, Mario langsung protes.
“lho, sayang, kok berhenti? tanggung nih, dikit lagi”.
“kamu udah minum obat kuat belum?”.
“oh ya lupa, aku minum dulu ya”.
“untung aku ingetin, coba kalau nggak, masa aku nungguin kamu ngaceng lagi”. Kemudian, Mario meminum obat kuatnya, sementara aku naik ke ranjang.
“oh ya sayang, kamu gak takut hamil? kan aku entotin terus”.
“emang kamu gak mau jadi suami aku?”.
“mau sih, tapi sekarang aku belum siap”.
“he,,,he,, tenang aja, aku gak bakal hamil soalnya rahimku udah diangkat gara-gara waktu itu aku tabrakan”.
“oh, gitu, jadi kamu gak bisa hamil dong?”.
“ah, udah ah, jangan ngomongin itu, mendingan kita mulai aja, kasian tuh ****** kamu kedinginan”.
“bisa aja kamu, yaudah mulai yuk program dietnya”. Dan berlangsunglah malam seperti malam sebelumnya yaitu aku melayani Mario sampai jam 3 pagi sehingga kami kelelahan dan tertidur. Aku bangun keesokan pagi dengan vagina dan mulut yang belepotan sperma dan Mario masih memelukku.
“yang, bangun dong, udah pagi”.
“hooaahh,, emang sekarang jam berapa?”.
“jam 9 pagi”.
“aku masih ngantuk, lagian masih pagi”.
“beneran nih, gak mau mandi bareng ama aku?”.
“mandi bareng?! mau dong, baru kali ini kamu ngajak aku mandi bareng”.
“makanya, cepetan bangun, ntar kamu boleh mandiin aku deh”.
“wah, asik”.
“hmm,, dasar, giliran mandi bareng aja cepet”.
“ayo cepet”.
“yaudah, santai aja, kamu duluan, ntar aku nyusul”. Kemudian Mario masuk ke kamar mandi, sementara aku membereskan ranjang yang berantakan akibat persetubuhanku dengan Mario semalaman tadi. Lalu aku menyusul Mario ke kamar mandi, kulihat Mario sudah menyiapkan bak berisi air dingin.
“yah, kok air dingin?”.
“biar seger”.
“yaudah deh, gak apa-apa, yuk mulai mandi”.
“yuk”.
“eit, tapi biar aku yang mandiin kamu duluan baru ntar kamu boleh mandiin aku, ok?”.
“ok, sayangku”. Tanpa disuruh, Mario memelukku erat-erat dan melumat bibir mungilku, aku membalasnya dengan memainkan lidahku di rongga mulutnya. Setelah hampir 25 detik kami saling mencumbu, akhirnya Mario melepaskanku juga.
“main cipok aja”.
“sori, abisnya bibir kamu menggoda banget”.
“mau dimandiin gak?”.
“mau dong”.
“yaudah, makanya jangan cipok tiba-tiba”.
“ok, ok”. Aku mengguyur tubuh Mario dengan air dingin, lalu aku mengambil sabun dan mulai menggosokkan sabun ke tubuh Mario yang gendut. Aku menyabuninya mulai dari leher, dada, lengan, perut, punggung, pantat, paha, betis, sampai ke kakinya. Aku sengaja meninggalkan bagian tubuh yang paling kusuka yaitu penis untuk kusabuni, setelah semua bagian tubuh Mario sudah kusabuni, barulah aku menggerakkan tanganku ke penis Mario.
“supaya bener-bener bersih, kamu bersihin pake mulut kamu dong”.
“iya, iya, bawel”.
Aku memegang batang penisnya yang sudah tegang dan keras itu dengan tangan kananku dan agak mengangkatnya ke atas sehingga aku bisa menjilati pangkal penisnya serta buah zakarnya. Setelah puas merasakan rasa pangkal penis dan 2 telur Mario, aku membiarkan penis Mario jatuh menggelantung lagi, tapi aku langsung menangkapnya dengan mulutku. Langsung kujilati batang penis Mario dari atas ke bawah, dan sebaliknya seperti sedang menjilat es krim yang membuat pemiliknya mendesah keenakan. Kumasukkan penis itu ke dalam mulutku, hanya 3/4 nya saja yang bisa masuk ke mulutku, setelah tidak bisa masuk lagi, aku mulai memaju mundurkan kepalaku, tapi lama kelamaan Mario memegang kepalaku dan menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga aku tersedak oleh penisnya, tapi aku bisa menahannya. Selama 5 menit dia terus memompa penisnya di mulutku sampai akhirnya dia menyemburkan lahar putihnya di mulutku, aku telan semua spermanya dan kujilati spermanya yang masih tersisa di lubang kencingnya.
“nah, sekarang, udah bersih, aku sabunin ya”.
“mmhhh,,,”, desahannya sambil menggeliat-geliat.
“kenapa? ngilu ya?”.
“iya, ngilu banget”.
“bentar lagi selesai kok”, balasku sambil terus menyabuni ‘onderdil’ Mario.
“udah selesai”.
“berarti giliran aku mandiin kamu dong”.
“iya, tapi yang bener ya mandiin aku”.
“sip,sip”. Mario menyiramku dengan air dingin sehingga aku merasa segar, lalu Mario mengambil sabun dari tanganku dan mulai menyabuniku. Ketika sampai di payudaraku, Mario menggosokkan sabun ke tangannya kemudian menaruh sabun itu. Lalu Mario mulai meremas-remas payudaraku dengan perlahan, dan karena gerakan meremas itu susuku langsung memancar keluar dari putingku. Selain meremas-remas putingku, Mario juga memijit putingku yang sudah mengeras dengan jempolnya dan juga kadang-kadang dia menarik-narik serta memelintir kedua putingku yang membuatku mendesah karena terasa nikmat.
“mmhhh,,teruss,,”, desahku pelan menikmati setiap gerakan tangan Mario yang sedang bermain di kedua buah payudaraku.
Setelah puas memainkan kedua buah payudaraku, Mario mengambil sabun dan mulai menyabuni tubuhku lagi. Setelah payudara, punggung dan pantatku sudah disabuni oleh Mario, dia jongkok sehingga wajahnya tepat berada di depan vaginaku.
“memek kamu emang bagus banget”.
“iya dong, siapa dulu”.
“eh, kamu udah basah ya, belum aku apa-apain udah basah”.
“tadi ngeremes-remes toket aku apa?”.
“hehe,, yaudah karena kamu udah basah, mendingan sekalian aja aku bikin kamu orgasme”. Mario menggosok-gosokkan sabun ke bibir vaginaku yang masih tertutup rapat, spontan aku menggelinjang kegelian, setelah daerah selangkanganku sudah licin karena sabun, Mario membuka bibir vaginaku dengan 2 jarinya. Lalu dia memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginaku sehingga aku mengerang ketika 2 jari Mario yang bersabun memasuki vaginaku dengan perlahan. Dia mengorek-orek vaginaku karena dia sedang membersihkan bagian dalam vaginaku dengan 2 jarinya yang bersabun itu sampai tubuhku menggelinjang keenakan.
Setelah 5 menit, tubuhku mengejang hebat dan terasa dialiri listrik yang menandakan aku orgasme, cairanku langsung mengucur keluar dari vaginaku dan membasahi 2 jari Mario yang sedang bersarang di dalam vaginaku.
“nah, sekarang memek kamu udah bersih”.
“udah kan mandiin aku, yuk keluar yuk”.
“ngapain sih buru-buru?”.
“kita kan mau ke fitness center”.
“oh iya, yuk”. Lalu kami keluar kamar mandi dan berpakaian untuk pergi ke tempat fitness yang biasa kukunjungi karena aku juga ingin berolahraga. Lalu akhirnya kami sampai di tempat fitness yang kami tuju, setelah memarkirkan mobilnya yang baru diambil tadi pagi, aku dan Mario masuk ke dalam.
“eh Rasti”, sapa resepsionis yang menjadi temanku.
“eh, Vina, gimana kabar lo?”.
“baik-baik aja, eh tapi itu siapa, saudara lo?”.
“bentar ya, Mario kamu tunggu disana aja dulu”, kataku ke Mario sambil menunjuk bangku.
“itu siapa, Ras?”.
“cowok gue”.
“ah, sumpeh lo,, lo kan cantik tapi cowok lo kok kayak gitu”.
“cuma sementara doang kok, oh ya vin, gue ama cowok gue mau latihan dulu ya”.
“ok”.
Karena aku sudah jadi member, aku bisa langsung latihan, pakaian yang kupakai sangat ketat sehingga payudaraku seperti ingin mencuat keluar, sedangkan bongkahan pantatku yang kenyal tercetak jelas di celana sportku. Lalu Mario keluar dari kamar ganti pria, aku hampir tertawa melihat tubuhnya yang gemuk itu, tapi aku dapat menahan tawaku.
“sayang, ayo latihan, aku yang jadi instruktur kamu”.
“tapi, jangan lama-lama ya”.
“kalau kamu ikutin semua perintahku, akan aku kasih hadiah”.
“wah asik”, lalu Mario mulai latihan fitness sesuai arahanku. Setelah 2 jam berlatih, aku menyuruh Mario untuk berhenti.
“udah, Mario, kamu udah keringetan”.
“makasih ya”.
“kebetulan, disini ada spa,, kita mandi spa sekalian yuk”.
“tapi aku capek lagian aku laper”.
“ntar di tempat spa, aku temenin deh”.
“bener? emang boleh?”.
“tenang aja deh, pokoknya, udah yuk ke spa”, lalu kami pergi ke spa bersama-sama.
“Mario sayang kamu masuk duluan, ntar aku nyusul”.
Aku bilang ke Vina kalau ruang spa 56 jangan diganggu.
“kenapa Ras, emangnya?”.
“soalnya, disitu ada gue ama cowok gue”.
“lo mau ngapain?”.
“ada deh”.
“yaudah, terserah lo aja”. Setelah berkompromi dengan Vina, aku langsung menuju Mario yang sudah berada di dalam ruang spa, aku masuk ke ruang spa dengan telanjang bulat.
“sayang,,,”.
“Rasti, kok kamu telanjang?”.
“iya, ini hadiahnya”.
“kamu mau aku entot disini?”.
“terserah kamu, yang penting aku udah telanjang”.
“jadi kamu nantangin aku nih, ok kalau gitu”. Tubuhku langsung digarap Mario di kamar spa yang panas itu sehingga tubuhku dan tubuh Mario bermandikan keringat, selama menyetubuhiku, Mario meminum susuku yang manis. Setelah puas bermain di dalam spa, kami berganti baju dan pulang, di dalam mobil, aku menyusuinya dulu sebelum dia menyetir karena katanya dia haus. Sesampai di rumah, aku memberikannya makan yaitu sayur-sayuran dan kemudian mandi bareng lalu meneruskan olahraga di rumah yaitu olahraga ranjang.
Begitulah aktivitas yang aku dan Mario lakukan setiap hari. Karena selalu berkeringat baik di tempat fitness, spa, ataupun di rumah, serta makan-makanan yang bergizi juga meminum susuku yang bergizi tinggi membuat berat badan Mario turun menjadi 65 kg hanya dalam waktu 2 bulan. Setelah 2 bulan, kami sudah masuk kuliah lagi.
“Mac, sekarang kan kamu udah keren, body kamu juga udah six pack, mendingan kita putus terus kamu deketin Ana”.
“tapi aku sayang banget ama kamu”.
“hari gini masih sayang-sayangan, udah, mendingan kita putus”.
“yaudah deh, tapi aku masih boleh kan main ke rumah kamu?”.
“mmhh,, boleh, tapi hari minggu aja ya”.
“tiap minggu, boleh gak?”.
“boleh”.
“makasih ya”.
“yaudah, karena kita udah putus,, aku doa’in kamu berhasil ya deketin Ana”.
“ok, thanks”.